Surat dari Darul Hadits Dammaj:
Jalan Keselamatan,
Nasihat bagi Saudara-saudara Orang Indonesia

Ditulis oleh: Syaikh Abu ‘Amr ‘Abdul Karim bin Ahmad al-Hajuri
-semoga Alloh menjaga dan mengokohkan lisannya membela al-Haq-

Judul Asli: ! سبيل النجاء لأصحاب إندونيسيا Jalan Keselamatan, Nasihat bagi Saudara-saudara Orang Indonesia

بسم الله الرحمن الرحيم

MUQODDIMAH


الحَمْدُ الله رَبِّ العَالَميِنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَمَّا بَعْدُ:
Ini adalah nasehat ringkas untuk saudara-saudaraku orang-orang Indonesia, yang aku tulis ketika aku mengunjungi mereka beberapa waktu yang lalu, pada bulan Shofar dan Robi’ul Awal pada tahun 1432 H dalam rangka mengamalkan firman Alloh subhanahu wa ta’ala:

أُبَلِّغُكُمْ رِسَالاتِ رَبِّي وَأَنَاْ لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ
“Aku menyampaikan amanat-amanat Robbku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” [QS. Al-A’rof:68]

Yang risalah ini adalah untuk semua kaum muslimin, akan tetapi maksud dari penulisan ini adalah untuk saudara-saudara kita orang Indonesia. Dan terkadang pengkhususan sesuatu bagi segolongan orang, sementara orang lain pun dapat mengambil faedah tersebut, mengandung makna tersendiri bagi yang diajak bicara secara langsung hal tersebut, walaupun yang lain pun dapat mengambil faedah dari keumuman tema dalam hal tersebut.
Dan Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:

لَّيْسَ عَلَى الضُّعَفَاء وَلاَ عَلَى الْمَرْضَى وَلاَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يَجِدُونَ مَا يُنفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُواْ لِلّهِ وَرَسُولِهِ مَا عَلَى الْمُحْسِنِينَ مِن سَبِيلٍ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
”Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Alloh dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik, dan Alloh al-Ghofur ar-Rohim (Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).” [QS. At-Taubah:91]

عَنْ جَرِيْرِ، قَالَ: باَيَعْتُ رَسُولَ اللهِ ` عَلَى إِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
Dari Jarir radhiyAllohu ‘anhu : “Aku bersumpah setia kepada Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam untuk menegakkan sholat, menunaikan zakat dan menasehati pada setiap muslim.” [HR. al-Bukhori (no.7204) Muslim (no.56)]

عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ ` قَالَ: «الدِّينُ النَّصِيحَةُ» قُلْنَا: لِمَنْ قَالَ «لِله وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ»
Dari Tamim ad-Dari radhiyAllohu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Agama adalah nasehat.” Kami katakan: "Untuk siapa wahai Rosululloh?" Beliau bersabda: “Untuk Alloh, untuk RosulNya, untuk pemimpin kaum muslimin dan ‘awwamnya.” [HR. Muslim (no.55)]

ISTIQOMAH-LAH SEBAGAIMANA DIPERINTAHKAN KEPADAMU


Kita memohon kepada Alloh agar kami dan semua kaum muslimin senantiasa istiqomah. Alloh subhanahu wa ta’ala telah memerintahkannya dan menganjurkan hal tersebut, Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلاَ تَطْغَوْاْ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia al-Bashir (Maha melihat) apa yang kamu kerjakan. [QS. Hud:112]

š فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءهُمْ وَقُلْ آمَنتُ بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ مِن كِتَابٍ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ
“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Alloh dan aku diperintahkan supaya Berlaku adil diantara kamu. Alloh-lah Robb Kami dan Robb kamu. Bagi Kami amal-amal Kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara Kami dan kamu, Alloh mengumpulkan antara kita dan kepadaNyalah kembali (kita).” [QS. Asy-Syuro:15]

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاء الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” [QS. Al-Jatsiyah:18]

عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِىِّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ قُلْ لِى فِى الإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ قَالَ: «قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ فَاسْتَقِمْ «
Dari Sufyan bin ‘Abdillah ats-Tsaqofi radhiyallohu ‘anhu berkata: aku berkata: wahai Rosululloh, katakanlah kepadaku perkataan dalam Islam yang aku tidak bertanya tentangnya kepada seorang pun setelahmu, bersabda Nabi: “Katakanlah: aku beriman kepada Alloh, kemudian beristiqomahlah.” [HR. Muslim (no.38)]

SENANTIASALAH ISTIQOMAH SAMPAI MAUT MENJEMPUT


Karena orang yang selamat adalah orang yang tetap istiqomah di atas syari’at Alloh sampai meninggal dunia, Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Robb Kami ialah Alloh” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Alloh kepadamu.” [QS. Fhusilat:30-31]

AMALAN TERGANTUNG PADA AKHIRNYA


عَنْ عَبْدِ الله بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللهِ ` وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ: «إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ فِى ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ فِى ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ فَوَالَّذِى لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا «
Dari ‘Abdulloh bin Mas’ud radhiyAllohu ‘anhuma berkata telah mengabarkan kepada kami Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam dan beliau seorang yang jujur dan di benarkan: “Sesungguhnya salah seorang dari kalian di kumpulkan penciptaan di perut ibunya selama 40 hari, kemudian setelah itu menjadi darah, kemudian setelah itu menjadi gumpalan daging. Kemudian di utus Malaikat untuk meniupkan ruh serta di perintahkan dengan 4 perkara: untuk menulis rizqinya, ajalnya, amalannya, menjadi orang sengsara atau bahagia. Demi sesembahan yang tidak berhak di sembah selainnya, sesungguhnya salah seorang dari kalian melakukan amalannya penduduk surga sampai jarak antara dia dan surga hanya sehasta, maka setelah itu dia di dahului oleh al-kitab, maka dia berbuat dengan amalannya penduduk neraka, sehingga dia pun masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian melakukan amalannya penduduk neraka sampai jarak antara dia dan neraka hanya sehasta, maka setelah itu dia di dahului oleh al-kitab, maka dia berbuat dengan amalannya penduduk surga, sehingga dia masuk ke dalamnya.” [HR. Al-Bukhori (no.3208) Muslim (no.2643)]

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ` قَالَ: «إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ الزَّمَنَ الطَّوِيلَ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ ثُمَّ يُخْتَمُ لَهُ عَمَلُهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ الزَّمَنَ الطَّوِيلَ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ ثُمَّ يُخْتَمُ لَهُ عَمَلُهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ «
Dari Abu Huroiroh radhiyAllohu ‘anhu bahwasanya Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya seseorang beramal pada waktu yang lama dengan amalan penduduk surga kemudian di tutup amalannya dengan amalannya penduduk neraka. Dan sesungguhnya seseorang beramal pada waktu yang lama dengan amalan penduduk neraka kemudian di tutup amalannya dengan amalannya penduduk surga.” [HR. Muslim (no.2651)]

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِىِّ أَنَّ رَسُولَ الله ` الْتَقَى هُوَ وَالْمُشْرِكُونَ فَاقْتَتَلُوا.فَلَمَّا مَالَ رَسُولُ اللهِ ` إِلَى عَسْكَرِهِ وَمَالَ الآخَرُونَ إِلَى عَسْكَرِهِمْ وَفِى أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ ` رَجُلٌ لاَ يَدَعُ لَهُمْ شَاذَّةً إِلاَّ اتَّبَعَهَا يَضْرِبُهَا بِسَيْفِهِ فَقَالُوا مَا أَجْزَأَ مِنَّا الْيَوْمَ أَحَدٌ كَمَا أَجْزَأَ فُلاَنٌ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ` «أَمَا إِنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ». فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: أَنَا صَاحِبُهُ أَبَدًا. قَالَ فَخَرَجَ مَعَهُ كُلَّمَا وَقَفَ وَقَفَ مَعَهُ وَإِذَا أَسْرَعَ أَسْرَعَ مَعَهُ – قَالَ – فَجُرِحَ الرَّجُلُ جُرْحًا شَدِيدًا فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ فَوَضَعَ نَصْلَ سَيْفِهِ بِالأَرْضِ وَذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَى سَيْفِهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَخَرَجَ الرَّجُلُ إِلَى رَسُولِ اللهِ ` فَقَالَ أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ الله. قَالَ: «وَمَا ذَاكَ». قَالَ الرَّجُلُ الَّذِى ذَكَرْتَ آنِفًا أَنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَأَعْظَمَ النَّاسُ ذَلِكَ، فَقُلْتُ: أَنَا لَكُمْ بِهِ. فَخَرَجْتُ فِى طَلَبِهِ حَتَّى جُرِحَ جُرْحًا شَدِيدًا فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ فَوَضَعَ نَصْلَ سَيْفِهِ بِالأَرْضِ وَذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَيْهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ. فَقَالَ رَسُولُ الله ` عِنْدَ ذَلِكَ: «إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ «
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyAllohu ‘anhu ; bahwasanya Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam berhadap-hadapan dengan kaum musyrikin yang kemudian terjadi pertempuran. Maka ketika Rosululloh memantau kepada pasukannya dan kaum musyrikin kepada pasukan mereka, maka pada pasukan Rosulullohshallallahu ‘alayhi wa sallam ada seorang yang tidaklah melihat dari kaum musyrikin yang keluar dari pasukan mereka kecuali dia mengikutinya serta membunuhnya dengan pedangnya, maka para shohabat Rosululloh ` berkata: tidak ada seorang pun yang lebih hebat hari dari Fulan. Bersabda Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam: “Adapun dia termasuk dari penduduk neraka.” Maka berkatalah seorang di situ: saya adalah teman yang selalu bersamanya, maka dia keluar bersamanya, setiap dia berhenti dan bergerak cepat, temannya selalu menyertainya. Maka temannya berkata: maka seseorang ini mengalami luka yang parah, dia pun menginginkan kematian secara segera, maka dia meletakkan ujung mata pedang di tanah serta ujung bawah pedang di antara dua dadanya, dia menancapkan pedangnya, kemudian dia membunuh dirinya sendiri. Maka pergilah orang itu (temannya) kepada Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam seraya berkata: Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rosululloh (utusan Alloh). Beliau menjawab: “Apa gerangan yang terjadi?” dia berkata: seseorang yang baru kau sebutkan adalah penduduk neraka, maka orang-orang pun terheran dengan hal tersebut. Maka aku katakan (yakni teman yang membunuh dirinya): aku akan katakan kepada mereka, maka ketika aku pergi untuk mencarinya, aku pun mendapatinya dalam keadaan terluka parah, dia pun menginginkan kematian secara segera, maka dia meletakkan ujung mata pedang di tanah serta ujung bawah pedang di antara dua dadanya, dia menancapkan pedangnya, kemudian dia membunuh dirinya sendiri. Maka bersabdalah Rosululloh ` ketika itu: “Sesungguhnya seseorang melakukan amalannya penduduk surga sebagaimana yang nampak oleh orang-orang, akan tetapi dia termasuk dari penduduk neraka, dan sesungguhnya seseorang melakukan amalannya penduduk neraka sebaimana apa yang nampak oleh orang-orang, akan tetapi dia termasuk dari penduduk surga.” [HR. Al-Bukhori (no.2898) Muslim (no.112) dan Al-Bukhori menambahkan pada (no.6493):

«وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيْمِهَا»
“Sesungguhnya semua amalan tergantung dengan akhirnya.”

Maka demi Alloh tidaklah bermanfaat amalan sholih seorang hamba kecuali kalau dia meninggal dalam keadaan di atas keistiqomahan, adapun kalau menyia-nyiakan serta meninggalkannya maka tidaklah bermanfaat, maka oleh karena itu wahai saudara semuslim, bersemangatlah dalam menjaga keistiqomahan.

SEBESAR-BESAR KAROMAH


Sesungguhnya termasuk apa yang ditetapkan oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah serta apa yang di tunjukkan oleh dalil-dalil adalah penetapan karomah bagi wali-wali, sebagaimana perkataan Alloh subhanahu wa ta’ala:

أَلا إِنَّ أَوْلِيَاء اللّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَكَانُواْ يَتَّقُونَ
”Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Alloh itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. [QS. Yunus:62-63]

Dan sebagaimana yang terjadi pada Ashabul Kahfi, Ashabul Ghor, Maryam binti ‘Imron, Khubaib, Usaid bin Hudhoir dan selain mereka sebagaimana di bahas panjang lebar pada tempatnya.

Demi Alloh, istiqomah lebih baik bagimu dari pada engkau terbang di udara atau berjalan di atas air, kemudian di akhiri kehidupanmu dengan amalan yang jelek, hal ini lebih baik dari semua hal tersebut. Dan sebesar-besar karomah bagimu adalah engkau senantiasa istiqomah di atas syari’at Alloh sampai meninggal dunia.

Maka oleh karena itu, saya nasehatkan saudara-saudaraku orang Indonesia dan selain mereka dari segenap kaum muslimin dengan kemudahan dari Alloh subhanahu wa ta’ala dalam risalah ringkas ini beberapa perihal:

MENJAGA NIKMAT ISLAM DAN SUNNAH


Wahai saudara-saudara yang mulia, aku nasehatkan bagi diriku yang kurang ini dan kalian untuk selalu menjaga nikmat Islam dan Sunnah.

عَنْ عَبْدِ الله بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ` قَالَ: «قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ«
Dari ‘Abdulloh bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyAllohu ‘anhu ; bahwasanya Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Sungguh telah beruntung orang yang masuk islam. Di beri riqki yang cukup dan merasa cukup dengan apa yang Alloh berikan kepadanya.” [HR. Muslim (no.1054)]

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:

الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمْ فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Alloh Al-Ghofur Ar-Rohim (Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). [QS. Maidah:3]

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِىَّ ` قَالَ: «فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّى»
Dari Anas radhiyAllohu ‘anhu , bahwasanya Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang membenci sunnahku, maka dia bukanlah golonganku.” [HR. Al-Bukhori (no.5063) Muslim (no.1401)]

Maka jagalah -semoga Alloh menjaga kalian- nikmat ini, dan tunaikanlah rasa syukur akan kenikmatan itu dengan berpegang teguh dengannya, dan meninggalkan untuk membencinya serta menoleh kepada yang lainnya, karena dalam hal itu sudah ada kecukupan dan ada petunjuk, dan yang selainnya adalah kesesatan serta jalan dari jalan-jalan neraka, kami memohon kepada Alloh subhanahu wa ta’ala keselamatan.

WASPADA DARI FITNAH WANITA


Sesungguhnya bencana dengan fitnah wanita adalah fitnahnya umat.

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ عَنِ النَّبِىِّ ` قَالَ: «إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ».
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyAllohu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya dunia ini manis hijau, dan sesungguhnya Alloh menjadikan kalian pemimpin di dalamnya serta melihat apa yang kalian lakukan, maka hati-hatilah dengan dunia dan wanita, karena awal fitnah Bani Isro’il terjadi di sebabkan wanita.” [HR. Muslim (no.2747)]

Dan keadaan wanita di Negara ini yang telanjang serta terbuka, sebagaimana yang di sifatkan Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam dalam sabdanya:

» صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا «
“Dua sifat dari penduduk neraka yang aku belum pernah melihat semisal keduanya; kaum yang bersama mereka cambuk seperti ekor-ekor sapi yang memukul manusia. Dan wanita yang berpakaian akan tetapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala-kepala mereka seperti ada punuk Unta, maka mereka tidaklah akan masuk surga dan tidak pula mencium baunya, padahal baunya bisa di cium dari jarak sekian dan sekian.” [HR. Muslim (no.2128) dari Abu Huroiroh radhiyAllohu 'anhu.]

Sesungguhnya seorang muslim sedih kalau hal tersebut muncul walaupun dari seorang wanita kafir -karena orang-orang kafir termasuk dari orang yang di bebani dengan cabang-cabang syari’at-.

Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah hal ini banyak terjadi di negeri muslim, sama saja apakah di Indonesia atau di selainnya dari Negara-negara Islam yang terpengaruh dengan perbuatan musuh-musuh Islam, La Haula wala Quwwata illa billah ‘aliyyil adzim.

Ketahuilah bahwa kebanyakan apa yang menimpa seorang muslim adalah melihat kepada apa yang di haramkan -terlebih lagi apa dia adalah seorang tak peduli, mengingat dan beristighfar- maka hal ini bisa membuat sakitnya hati dan bisa jadi hati itu mati!!!

Ummu Juroij berdo’a agar Juroij tidaklah mati sebelum dia melihat wajahnya seorang pelacur.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ ` قَالَ «لَمْ يَتَكَلَّمْ فِى الْمَهْدِ إِلاَّ ثَلاَثَةٌ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَصَاحِبُ جُرَيْجٍ وَكَانَ جُرَيْجٌ رَجُلاً عَابِدًا فَاتَّخَذَ صَوْمَعَةً فَكَانَ فِيهَا فَأَتَتْهُ أُمُّهُ وَهُوَ يُصَلِّى فَقَالَتْ يَا جُرَيْجُ.
فَقَالَ يَا رَبِّ أُمِّى وَصَلاَتِى. فَأَقْبَلَ عَلَى صَلاَتِهِ فَانْصَرَفَتْ فَلَمَّا كَانَ مِنَ الْغَدِ أَتَتْهُ وَهُوَ يُصَلِّى فَقَالَتْ يَا جُرَيْجُ فَقَالَ يَا رَبِّ أُمِّى وَصَلاَتِى فَأَقْبَلَ عَلَى صَلاَتِهِ فَانْصَرَفَتْ فَلَمَّا كَانَ مِنَ الْغَدِ أَتَتْهُ وَهُوَ يُصَلِّى فَقَالَتْ يَا جُرَيْجُ. فَقَالَ أَىْ رَبِّ أُمِّى وَصَلاَتِى. فَأَقْبَلَ عَلَى صَلاَتِهِ فَقَالَتِ اللَّهُمَّ لاَ تُمِتْهُ حَتَّى يَنْظُرَ إِلَى وُجُوهِ الْمُومِسَاتِ.
فَتَذَاكَرَ بَنُو إِسْرَائِيلَ جُرَيْجًا وَعِبَادَتَهُ وَكَانَتِ امْرَأَةٌ بَغِىٌّ يُتَمَثَّلُ بِحُسْنِهَا فَقَالَتْ إِنْ شِئْتُمْ لأَفْتِنَنَّهُ لَكُمْ – قَالَ – فَتَعَرَّضَتْ لَهُ فَلَمْ يَلْتَفِتْ إِلَيْهَا فَأَتَتْ رَاعِيًا كَانَ يَأْوِى إِلَى صَوْمَعَتِهِ فَأَمْكَنَتْهُ مِنْ نَفْسِهَا فَوَقَعَ عَلَيْهَا فَحَمَلَتْ فَلَمَّا وَلَدَتْ قَالَتْ هُوَ مِنْ جُرَيْجٍ. فَأَتَوْهُ فَاسْتَنْزَلُوهُ وَهَدَمُوا صَوْمَعَتَهُ وَجَعَلُوا يَضْرِبُونَهُ فَقَالَ مَا شَأْنُكُمْ قَالُوا زَنَيْتَ بِهَذِهِ الْبَغِىِّ فَوَلَدَتْ مِنْكَ. فَقَالَ أَيْنَ الصَّبِىُّ فَجَاءُوا بِهِ فَقَالَ دَعُونِى حَتَّى أُصَلِّىَ فَصَلَّى فَلَمَّا انْصَرَفَ أَتَى الصَّبِىَّ فَطَعَنَ فِى بَطْنِهِ وَقَالَ يَا غُلاَمُ مَنْ أَبُوكَ قَالَ فُلاَنٌ الرَّاعِى – قَالَ – فَأَقْبَلُوا عَلَى جُرَيْجٍ يُقَبِّلُونَهُ وَيَتَمَسَّحُونَ بِهِ وَقَالُوا نَبْنِى لَكَ صَوْمَعَتَكَ مِنْ ذَهَبٍ. قَالَ لاَ أَعِيدُوهَا مِنْ طِينٍ كَمَا كَانَتْ.فَفَعَلُوا
Dari Abu Huroiroh radhiyAllohu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “ Tidak ada yang berbicara di waktu buaian kecuali tiga orang: ‘Isa bin Maryam, Teman Juroij, Juroij dulunya adalah seorang yang ahli ‘Ibadah, maka diapun selalu menetapi tempat ‘ibadahnya, maka pada suatu hari dia didatangi oleh ibunya dalam keadaan dia sedang sholat, maka berkatalah Ibunya: "Wahai Juroij!", maka Juroij berkata: "Wahai Robbku, ibuku atau sholatku?", dia pun masih memilih sholatnya, maka Ibunya pun pergi. Maka ketika esok harinya, Ibunya mendatanginya lagi dalam keadaan dia sedang sholat, ibunya memanggilnya: "Wahai Juroij!", maka dia pun berkata: "Wahai Robbku, ibuku atau sholatku?", dia pun masih memilih sholatnya, maka ibunya pun pergi. Maka ketika esok harinya, ibunya mendatanginya lagi dalam keadaan dia sedang sholat, ibunya memanggilnya: "Wahai Juroij!", maka dia pun berkata: "Wahai Robbku, ibuku atau sholatku?", dia pun masih memilih sholatnya, maka ibunya berkata: "Ya Alloh, janganlah engkau mematikannya kecuali setelah dia melihat wajahnya seorang pelacur." Maka ketika Bani Isro’il membicarakan Juroij dan ibadahnya, dan pada waktu itu ada seorang wanita pelacur yang cantik, maka diapun berkata: "Kalau kalian mau, aku akan membuat fitnah kepadanya untuk kalian." Maka ketika dia menggodanya, Juroij pun tidak menggubrisnya, maka pelacur tadi pun mendatangi seorang penggembala yang menggembala di sekitar rumah ‘ibadahnya, maka perempuan tadi berzina dengan penggembala tadi dan pelacur itu pun hamil, maka ketika melahirkan, si pelacur tadi berkata: "Anakku ini adalah hasil dari Juroij." maka orang-orang pun mendatangi, mengeluarkannya serta menghancurkan tempat ‘ibadahnya, dan mereka pun memukuli Juroij, maka Juroij pun bertanya kepada mereka: "Kenapa kalian ini?" Mereka berkata: "Karena engkau berzina dengan pelacur ini dan melahirkan anak dari kau." Maka Juroij berkata: "Di mana bayi itu?" Maka mereka pun mendatangkan kepadanya. Maka Juroij berkata kepada mereka: "Tinggalkan aku sampai aku sholat.", maka dia pun sholat, maka ketika selesai dia mendatangi bayi tersebut, serta menekan di perutnya, dan berkata: "Wahai Ghulam, siapa bapakmu?" Bayi itu berkata: "Fulan seorang pemggembala." Maka orang-orang itu pun mendatangi Juroij seraya menciuminya dan memegangnya, dan mereka berkata: "Kami akan membangunkan tempat ‘ibadahmu dari emas." Juroij pun menjawab: "Tidak, kembalikan sebagaimana sebelumnya dari tanah, maka mereka pun melakukannya…” [HR. Al-Bukhori (no.3436) Muslim (no.2550)]

HATI-HATI KEPADA DUNIA DENGAN MENGORBANKAN AGAMA


Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً ثُمَّ يَكُونُ حُطَاماً وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Alloh serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” [QS. Al-Hadid:20]

عَنْ مُسْتَوْرِد بْنِ شَدَّاد أَخَا بَنِى فِهْرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ `: «وَاللهِ مَا الدُّنْيَا فِى الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ – وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ – فِى الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ«
Dari Mustaurid bin Syaddad, saudara Bani Fihr berkata: bersabda Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam: “Demi Alloh, tidaklah dunia di banding akhirat kecuali seperti apa yang di lakukan salah seorang dari kalian -mengisyaratkan dengan jari telunjuk- di laut, maka lihatlah apa yang kembali.” [HR. Muslim (no.2858)]

Dan Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَى
“Dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).” [QS. Adh-Dhuha:4]

FOKUS DENGAN ILMU


Sesungguhnya keutamaan ‘ilmu al-Kitab dan as-Sunnah adalah sebuah kemulian agung yang tidak menyamai semua kemuliaan, karena hal itu adalah warisan para Nabi, dan telah pasti dalam Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari Abu Darda’ rahimahulloh ta’ala : sesungguhnya aku mendengar Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

» مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِى جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ «
“Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ‘ilmu, maka Alloh berikan jalan baginya jalan dari jalan surga, sesungguhnya Malaikat meletakkan sayapnya karena ridho dengan para penuntut ‘ilmu, sesungguhnya seorang yang ber’ilmu akan di mintakan ampun baginya siapa yang ada di langit maupun di bumi, dan ikan-ikan yang ada di dalam laut. Dan keutamaan seorang yang ber’ilmu atas orang yang ahli ‘ibadah seperti keutamaan bulan pada malam rembulan Badr atas semua bintang. Dan ‘Ulama adalah para pewaris Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar tidak pula dirham, akan tetapi mereka mewariskan ‘ilmu, maka barang siapa mengambilnya maka dia telah mengambil bagian yang besar.” [HR. Ahmad (5/196) Abu Dawud (no.3641/3642) At-Tirmidzi (no.2682) dan hadits shohih.

Para penuntut ‘ilmu dari Negara Indonesia telah melakukan rihlah ke negeri Yaman serta belajar di Darul Hadits Dammaj -kami telah mengetahui dari zaman Syaikh kami Muqbil -rahimahulloh- dan sekarang senantiasa mereka berdatangan, dan kebanyakan mereka pun di dapati sekarang sedang menuntut ‘ilmu.

Telah kembali sebagian mereka ke negeri mereka serta menegakkan dakwah yang bagus, dan mendirikan markas-markas, pondok-pondok sunnah, maka ini adalah perkara bagus yang patut di syukuri, dan kami menginginkan tambahan pada hal ini.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Robbmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” [QS. Ibrohim:7]

Dan apa yang di lakukan dari kebanyakan mereka adalah sebuah perintah syar’i serta menunaikan kewajiban atas seorang hamba. Berkata al-Imam al-Mujaddid Muhammad bin ‘Abdil Wahhab rahimahulloh pada “Ushul ats-Tsalatsah”:
Ketahuilah -semoga Alloh merahmatimu- wajib bagi kita untuk mempelajari empat perkara:
Perkara pertama: ‘ilmu, yaitu mengetahui Alloh, mengetahui NabiNya shallallahu ‘alayhi wa sallam, dan mengetahui agama Islam dengan dalil-dalilnya.
Perkara kedua: mengamalkannya.
Ketiga: mendakwahkannya.
Perkara keempat: sabar dengan gangguan.
Dan ini adalah sebuah tugas yang mulia, bahkan ini adalah tugas paling utama dan setinggi-tingginya derajat, Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Alloh, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” [QS. Fushilat:33]

HATI-HATI DENGAN HIZBIYYAH DAN YAYASAN


Kami kira tidak ada fitnah di masa kini yang lebih berbahaya bagi para da’i daripada hizbiyyah, dan pintu masuk lainnya yaitu yayasan. Sungguh telah memalingkan banyak orang yang dulunya mereka adalah ‘Ulama, da’i, penulis, muhaqqiq, sehingga sekarang mereka bagaikan sesuatu yang tak ada wujudnya. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:

مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعاً كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
(31). Dengan kembalilah bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang mempersekutukan Alloh, (32). Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. [QS. Ar-Ruum:31-32]

Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُواْ دِينَهُمْ وَكَانُواْ شِيَعاً لَّسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَفْعَلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Alloh, kemudian Alloh akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.” [QS. Al-An’am:159]

PERSATUAN KALIMAT DI ATAS KEBENARAN


Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Alloh, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Alloh mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Alloh, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Alloh menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” [QS. Ali ‘Imron:103]

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
“Dan berpeganglah kamu pada tali Alloh. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.” [QS. Al-Hajj:78]

Hati-hatilah dari perpecahan dan perselisihan, karena hal tersebut akan menyia-nyiakan segala upaya, memecah belah kesatuan dan melemahkan kekuatan, serta membuat gembira syaithon, Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Dan taatlah kepada Alloh dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar.” [QS. Al-Anfal:46]

Maka jauhilah bagi kalian perpecahan, satukanlah kalimat kalian di atas al-Kitab dan as-Sunnah dengan faham salafus sholih, tetaplah kalian di atas pondasi-pondasi agamanya yang kokoh, jauhilah setiap yang baru dalam dakwah, agama atau sunnah.

LUQMAN BA’ABDUH


Dia termasuk dari seorang pelaku hizbiyyah tercela yang di panggil dengan Luqman Ba‘abduh (LB), dia ikut serta fanatik kepada kedua anak al-Mar’i serta mati-matian dalam membelanya.

Dan Hizbiyyah baru ini telah membuat kerusakan di negeri Indonesia lebih banyak dari pada negari lainnya di alam ini, yakni fitnah Hizbiyyah ‘Abdurrohman dan ‘Abdulloh al-Mar’i al-‘Adani. Maka Luqman Ba‘abduh adalah seorang hizbi yang terfitnah, dan termasuk dari perkataannya:

1. Mengatakan bahwa Syaikh Yahya adalah haddadi.(Dan ini adalah tuduhan dusta kepada seorang ‘Alim dari ‘Ulama muslimin.)
2. Mengatakan Syaikh Yahya mencela ‘Ulama. (Ini adalah kedustaan belaka, wajib bagi LB untuk bertaubat.)
3. Mengatakan Syaikh Yahya mencela shohabat. (Ini adalah kedustaan dari LB, wajib bagi LB untuk ruju’ dan meminta maaf kepada Syaikh Yahya.)
4. Mengirim thullab ke Fuyuys. (Markaz tahazzub.)
5. Mencela orang yang membela Dammaj.
6. Membantah dengan nama orang-orang tak dikenal. (Ini adalah cara-cara Ikhwanul Muslimin.)
7. Mengajarkan kitab al-Ibanah. (Bersamaan dengan apa yang ada di dalam kitab dari kesesatan.)
8. Berdusta dan memutar bailkkan fakta.

Maka orang yang seperti ini wajib untuk ditahdzir dan diperingatkan orang dari fitnahnya sampai dia mengumumkan taubatnya, kalau tidak bertaubat, maka tidak (boleh bermajelis dengannya)!

Ini adalah ringkasan apa yang dikabarkan kepadaku saudara-saudara kita orang Indonesia, maka ini adalah hasil dari apa yang ditulis tentang dirinya. Dan telah ditulis oleh orang-orang Indonesia tentang LB serta dijelaskan fitnahnya, yang tidak mengapa untuk melihat kembali serta mengambil faedah dari buku tersebut.

Maka waspadalah dari kejelekan orang yang mentahdzir dari al-haq dan orangnya, atau dari membaca buku-buku Ahlus Sunnah wal Jama’ah, wa billahit taufiq.

Adapun apa yang berkaitan tentang perjalanan kami ke negeri Indonesia serta penjelasannya akan kita susun di waktu akan datang. Walillahilhamd wal minnah.

Ditulis pada perjalanan safar Syaikh Abu ‘Amr ‘Abdul Karim bin Ahmad al-Hajuri sejak tanggal 3 Robi’ul Awwal 1432 H, di Magetan, Jawa Timur, Indonesia.
Dan Muroja’ah terakhir 22 Robi’ul Awwal 1432 H di Darul Hadits Dammaj,Yaman.
Editor dan Alih bahasa: Akhuna Fuad bin Mukiyi (Dammaj) -semoga Alloh menjaganya-
Muroja’ah: Abul Husain Muhammad (Tegal) -semoga Alloh menjaganya-
Walillahilhamd wal minnah.
Selesai diterjemahkan:
18 / 2 / 1432 H, di Darul Hadits Dammaj

Sumber (dengan sedikit perubahan redaksional):
>>> Surat dari Dammaj: Jalan Keselamatan, Nasehat Bagi Saudara-saudara Orang Indonesia