بسم الله الرحمن الرحيم
قال الشيخ يحيى حفظه الله وهو ينصح بعض الشعراء بعدم المبالغة في الثناء عليه :
جزاك الله خيرا وعفا الله عني وعنك، والله.. والله نحن دون ذلك، نحن طلبة علم، نسأل الله أن يعفو عنا و يتجاوز عنا، والله إننا نعترف لله عز وجل بضعفنا وعجزنا، ونسأل الله أن يتوب علينا، ونحن مقصّرون ومذنبون، وإخواننا حفظهم الله يحسنون الظن بنا كثيرا ولسنا عند هذا أبداً، لسنا عند هذا أبداً، أنا أفيدكم خذوها مني بعلوّ، أنّا والله لسنا عند هذا أبداً، نحن طلاب علم مساكين ضعفاء، نسأل الله رب العالمين أن يتجاوز عنا ويعفو عن أخواننا، والله المستعان وجزاكم الله خيرا
جزاك الله خيرا وعفا الله عني وعنك، والله.. والله نحن دون ذلك، نحن طلبة علم، نسأل الله أن يعفو عنا و يتجاوز عنا، والله إننا نعترف لله عز وجل بضعفنا وعجزنا، ونسأل الله أن يتوب علينا، ونحن مقصّرون ومذنبون، وإخواننا حفظهم الله يحسنون الظن بنا كثيرا ولسنا عند هذا أبداً، لسنا عند هذا أبداً، أنا أفيدكم خذوها مني بعلوّ، أنّا والله لسنا عند هذا أبداً، نحن طلاب علم مساكين ضعفاء، نسأل الله رب العالمين أن يتجاوز عنا ويعفو عن أخواننا، والله المستعان وجزاكم الله خيرا
Syaikh Yahya bin Ali al-Hajuri حفظه الله - menasihati para penyair agar tidak memujinya dengan berlebihan:
“Semoga Alloh membalas dirimu dengan kebaikan, dan memaafkan diriku dan dirimu. Kuingatkan kalian dengan Alloh, kuingatkan kalian dengan Alloh, kami itu lebih rendah dari yang demikian itu. Kami ini adalah penuntut ilmu. Kami mohon Alloh untuk memaafkan kami. Demi Alloh kami mengakui pada Alloh عز وجل akan kelemahan dan kekurangan kami. Dan kami mohon pada Alloh agar menerima taubat kami. Dan kami itu kurang dan banyak dosa, sementara saudara-saudara kami حفظهم الله banyak berbaik sangka kepada kami padahal kami tidaklah seperti itu sama sekali. Aku kasih tahu kalian, ambillah pengetahuan ini dariku dengan sanad yang pendek: bahwasanya kami itu –demi Alloh- tidaklah seperti itu sama sekali. Kami adalah penuntut ilmu yang lemah dan patut dikasihani. Kami mohon pada Alloh Robbul ‘alamin agar memaafkankan kami dan memaafkan saudara-saudara kami. Hanya pada Alloh sajalah kami mohon pertolongan. Dan semoga Alloh membalas kalian dengan kebaikan.”
“Semoga Alloh membalas dirimu dengan kebaikan, dan memaafkan diriku dan dirimu. Kuingatkan kalian dengan Alloh, kuingatkan kalian dengan Alloh, kami itu lebih rendah dari yang demikian itu. Kami ini adalah penuntut ilmu. Kami mohon Alloh untuk memaafkan kami. Demi Alloh kami mengakui pada Alloh عز وجل akan kelemahan dan kekurangan kami. Dan kami mohon pada Alloh agar menerima taubat kami. Dan kami itu kurang dan banyak dosa, sementara saudara-saudara kami حفظهم الله banyak berbaik sangka kepada kami padahal kami tidaklah seperti itu sama sekali. Aku kasih tahu kalian, ambillah pengetahuan ini dariku dengan sanad yang pendek: bahwasanya kami itu –demi Alloh- tidaklah seperti itu sama sekali. Kami adalah penuntut ilmu yang lemah dan patut dikasihani. Kami mohon pada Alloh Robbul ‘alamin agar memaafkankan kami dan memaafkan saudara-saudara kami. Hanya pada Alloh sajalah kami mohon pertolongan. Dan semoga Alloh membalas kalian dengan kebaikan.”
Sumber:
http://aloloom.net/show_sound.php?id=8565
http://aloloom.net/vb/showthread.php?t=9648
Serial ke 8 malzamah karya Abu Fairuz Abdurrohman al-Indonesiy berjudul "Shifatul Haddadiyyah fi Munaqosyatin ‘Ilmiyyah" atau "Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah".
Posting-posting Terkait
>>> Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah
http://aloloom.net/show_sound.php?id=8565
http://aloloom.net/vb/showthread.php?t=9648
Serial ke 8 malzamah karya Abu Fairuz Abdurrohman al-Indonesiy berjudul "Shifatul Haddadiyyah fi Munaqosyatin ‘Ilmiyyah" atau "Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah".
Posting-posting Terkait
>>> Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah