بسم الله الرحمن الرحيم
Al-Imam al-Allamah asy-Syaikh
'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baaz
-rahimahullahu-
w. 1420H/1999M
الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز
الموالد بدعة
Maulidan itu bid'ah.
'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baaz
-rahimahullahu-
w. 1420H/1999M
الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز
الموالد بدعة
Maulidan itu bid'ah.
http://youtu.be/rLOHpAk9wEw
Syaikh Bin Baaz - Larangan untuk Mengadakan Maulidan [Video]
http://youtu.be/4noBEL771ao
Syaikh Bin Baaz - Seandainya Rasulullah Maulidan maka Kita Maulidan [Video]
"Larangan
untuk
Mengadakan
Acara Maulidan"
Soal:
Di tempat kami ada kuburan seorang Syaikh,
dan orang-orang mengadakan acara maulidan
(مولداً) untuknya setiap tahun, dan mengumpulkan
sebagian harta dari warga setempat dan saya
termasuk dari orang yang (ditugaskan) mengambil
harta dari mereka, dan saya tidak merasa yakin, ...
dan ketika menawari (tugas) mereka berkata
kepada saya: Bahwa ini tidak haram, kita membeli
hewan qurban (ذبائح) dengan harta ini untuk
orang-orang yang akan menghadiri acara
maulidan dari negeri setempat dan selainnya.
Maka apa hukumnya?
بارك الله فيكم.
Jawab:
هذا بدعة ومنكر
Ini bid'ah dan mungkar.
لا يجوز اتخاذ الموالد
Tidak diperbolehkan mengadakan
acara maulidan.
Tidak untuk ahli ilmu,
dan tidak untuk Syaikh qabilah (suku),
dan tidak untuk pemuka negeri,
dan tidak untuk selain mereka.
الموالد بدعة
Maulidan itu bid'ah.
Dan demikian (mengadakan) perayaan maulid
untuk nabi, untuk para shahabat utama -الصلاة
والسلام-,
ليس له أصل
(Maulidan ini) tidak ada dasarnya.
Dan demikian (mengadakan) perayaan maulid
para nabi atau orang-orang shalih atau para
ulama,
كله لا أصل له
Semua (maulidan ini) tidak ada dasarnya.
Dulu Nabi -صلى الله عليه وسلم- di antara para
shahabatnya di Madinah selama sepuluh tahun
tidak merayakan maulidnya -صلى الله عليه وسلم-,
tidak memerintahkan yang seperti itu, dan para
shahabatnya -رضي الله عنهم وأرضاهم- tidak
melakukannya.
Dan demikian para khulafaur rasyidun: (Abu
Bakar) ash-Shidiq, Umar (bin Khattab), Utsman
(bin Affan), dan Ali (bin Abi Thalib), mereka
tidak merayakannya.
Dan demikian para shahabat lainnya, mereka
tidak merayakannya.
Dan demikian pada qurun setelah mereka,
pada qurun terbaik, qurun pertama, kedua
dan ketiga, mereka tidak merayakan
yang seperti itu.
Maka yang seharusnya bagi kaum Muslimin
untuk menyambutnya (untuk tidak maulidan),
Dan sesungguhnya yang penting adalah
mereka menjaga ketaatan kepadanya -صلى الله
عليه وسلم- dan mengikuti syariatnya,
(mematuhi) perintah dan (menjauhi) larangannya,
bersegera kepada apa yang diperintahkannya,
dan meninggalkan apa yang dilarang atasnya
-عليه الصلاة والسلام-.
Dan adapun para Syaikh dan para ulama,
menjadi pintu pertama yang tidak
memperbolehkan maulidan bagi mereka.
Maka (tentang) kuburan ini yang berada di
tempat kalian, jangan merayakan untuk
pemiliknya, tidak berupa maulidan atau
yang selainnya.
Akan tetapi jika dia (yang dikubur) seorang
yang baik, berdoalah untuknya agar diampuni,
jika dia seorang Muslim, berdoalah untuknya
dengan ampunan dan rahmat.
Dan jika berziarah ke kuburannya dengan
ziarah yang sesuai syariat, dan berdoa
untuknya. Ucapkanlah: "السلام عليك يا فلان
غفر الله لك ورحمنا وإياك ويكفي" (Salam atasmu
ya fulan, semoga Allah memberi ampunan
untukmu, dan memberi rahmat bagi kami
dan kamu, dan kecukupan).
Adapun untuk berdoa kepada selain Allah,
meminta pertolongan kepadanya, atau
meminta berkah dengan kuburannya, atau
berthawaf kepadanya, ini adalah
kemungkaran yang besar (هذا منكر عظيم).
Jangan berthawaf kepada kuburannya,
dan jangan berdoa kepada selain Allah.
Jangan berkata, "Ya Sayidi Fulan bantulah
saya", atau "Saya dalam hisabmu atau
perlindunganmu", atau "Sembuhkan saya
atau sembuhkan sakitku". Semua ini
kemungkaran, tidak diperbolehkan,
bahkan ini termasuk kesyirikan yang
diharamkan.
Dan demikian, jangan berthawaf kepada
kuburan, dan jangan meminta berkah
dengan tanah, dan jangan dengan batu
berhala. Semua ini termasuk kemungkaran
yang besar, dan termasuk bertabaruk
yang mungkar. Meminta barakah dari
kuburan adalah syirik akbar.
نسأل الله العافية.
Maka yang wajib bagi warga setempat
agar mereka tidak menghadiri apa yang
diharamkan Allah kepadanya dan
menyambut perayaan ini.
Dan bahwa mereka jangan mengambil
harta-harta manusia dengan kebatilan.
Dan bahwa mereka jangan berdoa
kepada si mayit ini, karena jika si mayit
seorang Muslim, maka berdoalah
untuknya dengan ampunan, rahmat
dan kecukupan.
والحمد لله.
Keterangan:
Maulidan, Maulid Nabi
=
Rangkain Acara Peringatan Hari Lahir
Nabi Muhammad -صلى الله عليه وسلم-.
(Hari ulang tahun kelahiran, birthday)
"Seandainya Rasulullah Maulidan maka Kita Maulidan"
Merayakan maulid
bukanlah cara yang tepat
untuk menunjukkan kecintaaan kita
kepada Rasulullah
-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-.
Dan pada kenyataannya
Ahlus Sunnah lebih mencintai Rasulullah
daripada ayah-ayah dan ibu-ibu mereka
dan daripada diri mereka sendiri.
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ
مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
Tidaklah (sempurna) iman
salah seorang di antara kalian
sehingga aku lebih dicintainya
daripada orangtuanya, anaknya
dan segenap umat manusia.
(HR. Bukhari)
Dan ketika Umar bin Khattab
berkata kepada Rasulullah:
“Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih
aku cintai dari segala sesuatu
kecuali diriku sendiri.”
Maka Nabi bersabda,
“Tidak, demi Allah yang jiwaku
berada di tanganNya,
(tidak benar) sampai aku lebih engkau
cintai daripada dirimu sendiri.”
Kemudian Umar bin Khattab berkata,
“Wahai Rasulullah,
sekarang engkau lebih aku cintai
daripada diriku sendiri.”
Nabi bersabda,
“Sekarang (engkau benar) wahai Umar.”
(HR. Bukhari)
Ahlus Sunnah beriman
bahwasanya Rasulullah -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-
lebih mereka cintai
daripada segala sesuatu
setelah (kecintaan kepada) Allah.
Yang paling dicintai
oleh Ahlus Sunnah adalah Allah
kemudian Rasulullah
-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-
manusia termulia dari kalangan mereka.
Kemudian nabi-nabi lain
yang kedudukannya
setelah Nabi kita
-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-.
Dan kita mengikuti
jalan mereka (Ahlus Sunnah).
(Kemudian beliau -rahimahullahu-
dengan tersedu sedan menangis
sambil menerangkan...)
Allah yang menjadi saksi.
Allah yang menjadi saksi.
Bahwasanya Rasulullah adalah
orang yang paling kami cintai
setelah (kecintaan kepada) Allah,
daripada diri kami sendiri,
daripada harta-harta kami,
anak-anak kami dan segalanya.
Demi Allah!
Seandainya Rasulullah mengajarkan
untuk merayakan maulid ini,
tentu kami akan merayakannya.
Akan tetapi
beliau tidak mengajarkannya,
tidak juga dari kalangan sahabat
yang pernah merayakan maulid.
Sumber
http://www.binbaz.org.sa
Posting-posting Terkait
>>> Syaikh Bin Baaz - Larangan untuk Mengadakan Maulidan
>>> Syaikh Muqbil - Maulidan termasuk Bid'ah
>>> Syaikh Yahya al-Hajuri - Bantahan Istimewa kepada Para Pemuja Acara Maulidan
>>> Larangan untuk Merayakan Hari Raya Orang Kafir dan Perayaan yang Tidak Dicontohkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seperti Perayaan Tahun Baru Hijriah dan Masehi, Hari atau Malam Nisfu Sya’ban, Maulid Nabi, Hari Ulang Tahun dll.
>>> Syaikh Yahya al-Hajuri - Allah Tidak Menanyaimu Si Fulan Hizbi?
>>> Syaikh Yahya al-Hajuri - Yusuf al-Qardhawi adalah Seorang Munafiq
>>> Syaikh Bin Baaz - Larangan Ikut Berpartisipasi dalam Perayaan Natal dan Tahun Baru (Juga Perayaan-perayaan Orang Kafir Lainnya)
>>> Syaikh bin Baaz: Larangan Mengobati Sihir dengan Sihir
>>> Syaikh Shalih al-Fauzan - Hadiah bagi para pencela Syaikh Yahya al-Hajuri
>>> Syaikh Rabi': Syaikh Yahya adalah Salafi dan Termasuk Salafiyin yang Kokoh
>>> Syaikh Rabi': "...Kirimkan mereka ke Dammaj untuk belajar ilmu dan sunnah..."
>>> Penelponan Syaikh Rabi' dan Syaikh Yahya -New Release-
>>> Nasihat dalam Menghadapi Fitnah Luqman Ba’abduh si Hizbi Hina
>>> Selesainya Pertikaian antara Syaikh Rabi’ dan Syaikh Yahya Selama-lamanya
>>> Mengenal Darul Hadits Dammaj Yamanدار الحديث بدماج - حرسها الله -Markiz Masyaikh & Penuntut Ilmu-
>>> Mengenal Syaikh Yahya bin Ali al-Hajuri الشيخ العلامة يحيى بن علي الحجوري - حفظه الله
http://islam-itu-mulia.blogspot.com/2013/02/syaikh-bin-baaz-larangan-untuk.html