Penetapan 1 Muharram 1437H / 2015M Berdasarkan Rukyatul Hilal
1 Muharram 1437 H = Kamis 15 Oktober 2015 M
9 Muharram 1437 H = Jum'at 23 Oktober 2015 M (Hari Tasu'a)
10 Muharram 1437 H = Sabtu 24 Oktober 2015 M (Hari 'Asyura)

بِسْمِ اللهِ الرَّحمَنِ الرَّحِيمِ
الحَمْدُ للهِ وَأَشْهَدُ أَن لا إِلهَ إِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ محمَّدًا عَبدهُ وَرَسُوله صَلى الله عَلَيهِ وَآلهِ وَسَّلم
أَمَّا بَعْدُ

1 Muharram 1437 H = Kamis 15 Oktober 2015 M
9 Muharram 1437 H = Jum'at 23 Oktober 2015 M (Hari Tasu'a)
10 Muharram 1437 H = Sabtu 24 Oktober 2015 M (Hari ‘Asyura)

Sumber: http://www.spa.gov.sa/details.php?id=1408884 http://www.spa.gov.sa/english/details.php?id=1408926
Riyadh, 2 Muharram 1437 - 15 Oktober 2015, SPA.
Mahkamah Agung (المحكمة العليا) Kerajaan Arab Saudi mengeluarkan keputusan hari ini sebagai berikut:
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala dan semoga shalawat dan salam tercurah atas Nabi kami Muhammad, keluarga dan shahabatnya.
Mahkamah Agung mengadakan rapat pada Selasa petang 29 Dzulhijjah 1436H (13 Oktober 2015) untuk mempertimbangkan penampakan hilal (bulan sabit) Muharram 1437 H, karena tidak ada laporan yang masuk untuk hal itu dari pengadilan dan komite di seluruh Kerajaan Arab Saudi dalam hal ini, maka Mahkamah Agung memutuskan bahwa kemarin, hari Rabu 14 Oktober 2015 menjadi penyempurna (hari ke-30) bulan Dzulhijjah dan hari ini, hari Kamis 15 Oktober 2015 adalah awal bulan (tanggal 1) Muharram 1437 H.

https://twitter.com/Kemenag_RI ??? Tanpa ada khabar tentang aktivitas rukyatul hilal dan terlihatnya hilal 1 Muharram 1437H,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus..”
(QS. At-Taubah: 36)
إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ، السَّنَّةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ: ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ؛ ذُو الْقَعْدَةِ، وَذُوْ الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Dari Abu Bakrah رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ dari Nabi صلى الله عليه وسلم bahwa beliau berkata,“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, di antaranya termasuk empat bulan yang dihormati: Tiga bulan berturut-turut; Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab Mudhar yang terdapat antara bulan Jumadal Tsaniah dan Sya’ban.”
• Hadits dikeluarkan oleh al-Imam Al-Bukhari dan al-Imam Muslim.
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ
Dari Abu Hurairah رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ, dia berkata Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata,“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah (shalat) fardhu adalah shalat malam.”
• Hadits dikeluarkan oleh al-Imam Muslim.
عن ابن عباس رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم صام يوم عاشوراء وأمر بصيامه. مُتَّفّقٌ عَلَيهِ
Dari Ibnu Abbas رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا : Bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya. Muttafaqun 'alaihi.
• Hadits dikeluarkan oleh al-Imam Al-Bukhari dalam ash-Shaum no hadits 2003, al-Imam Muslim di dalam ash-Shiyam no hadits 128, serta Abu Dawud dalam ash-Shaum no hadits 2444.
عن أبي قتادة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم سئل عن صيام يوم عاشوراء فقال: ((يكفر السنة الماضية)) رَوَاهُ مُسلِمٌ
Dari Abu Qatadah رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ : Bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim)
• Hadits dikeluarkan oleh al-Imam Muslim di dalam ash-Shiyam no hadits 197, serta Abu Dawud dalam ash-Shaum no hadits 2425, At-Tirmidzi dalam ash-Shaum no hadits 767, serta Imam Ahmad dalam musnadnya (4/25)
وعن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: ((لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari Ibnu Abbas رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا beliau berkata : ” Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan” (HR. Muslim)
• Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim di dalam Ash-Shiyam hadits no 34, Ahmad dalam musnadnya (1/225) dan Ibnu Majah di dalam Ash-Shiyam (1736)

Hadits-hadits di atas menjelaskan kepada kita tentang disyariatkannya berpuasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram) dan pada hari Tasu’a (9 Muharram).
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin –rahimahullah Ta’ala– berkata (Syarh Riyadhush Shalihin),
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari ‘Asyura, beliau menjawab, “Menghapuskan dosa setahun yang lalu”, ini pahalanya lebih sedikit daripada puasa Arafah (yang menghapuskan dosa setahun sebelum serta sesudahnya).
Bersamaan dengan hal tersebut, selayaknya seorang berpuasa hari ‘Asyura (10 Muharram) disertai dengan hari Tasu’a (9 Muharram). Hal ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada yang kesembilan”, maksudnya berpuasa pula pada hari Tasu'a.

11.) Apakah seluruh umat Islam berpuasa jika ada sebagian umat melihat Hilal dan orang yang melihatnya bisa dipercaya?

Jawaban: Ini adalah salah satu kebingungan yang besar di antara umat Islam pada masa ini. Permasalahan ini disebut dengan Masalah Ikhtilaf al-Mathla' (Masalah Perbedaan Mathla'). Banyak orang yang berpendapat bahwa mereka harus mengikuti apapun ketetapan pemerintah mereka atau apapun organisasi Islam setempat tetapkan untuk mereka, apalagi jika mereka melihat Hilal mereka sendiri.
Umat Islam adalah satu, ibadahnya adalah satu, rasulnya adalah satu dan Rabbnya adalah satu, maka bagaimana bisa awal puasa tidak satu (sama)?
Karena kebingungan ini kami melihat perbedaan besar di antara orang-orang dan ini tentunya sebuah cobaan bagi umat ini. Perbedaan-perbedaan ini terutama disebabkan hal-hal berikut ini:
a) Politik: Ada persaingan di antara orang-orang yang berbeda atau di antara dua atau lebih pemimpin wilayah atau negara yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan isu politik yang terjadi setelah umat Islam terpecah dari Khilafah, tidak seperti saat umat Islam disatukan di bawah satu Khalifah.
b) Kesalahan ijtihad beberapa ulama: Para ulama tidaklah ma'sum (bebas dari kesalahan) dan mereka melakukan kesalahan.
c) Tamazhub (fanatik dalam bermazhab), taqlid (fanatik buta) dan ta'ashub (fanatisme).
Solusi untuk menghilangkan kebingungan dan isu yang besar ini adalah dengan kembali kepada al-Qur'an dan as-Sunnah. Hadits berikut ini adalah salah satu bukti/dalil untuk menghilangkan konflik yang besar ini:
عن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْهُ قال قَالَ النهبِيُّ صلى الله عليه و سلم :أَوْ قَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صلى الله عليه و سلم
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِ ه دةَ شَعْبَانَ ثَلََثِينَ .
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه عَنْهُ berkata Nabi صلى الله عليه و سلم atau berkata Abu al-Qasim صلى الله عليه و سلم: "Berpuasalah kalian karena melihat Hilal dan berbukalah (berharirayalah) kalian juga karena melihatnya, dan jika awan menutupi kalian maka sempurnakanlah hitungan bulan Sya'ban 30 hari."
[Shahih al-Bukhari, Jilid 3, Kitab 31, Nomor 133]
Jika kita memperhatikan dengan seksama ucapan Nabi صلى الله عليه و سلم, dapat dipahami bahwa beliau صلى الله عليه و سلم memerintahkan seluruh umat (tidak satu negara atau satu wilayah atau satu kelompok orang) untuk berpuasa jika siapapun dari mereka melihat hilal. Maka jika sebagian dari para Shahabat رضي الله عنه عَنْهُم berada di wilayah yang berbeda pada saat itu, mereka رضي الله عنه عَنْهُم akan berpuasa jika Hilal telah dilihat di salah satu wilayah Islam. Dua hadits Ibnu Umar رضي الله عنه عَنْهُمَا (Pada point 6 dan 8) yang telah kami sebutkan di atas adalah juga dalil dalam point ini. Ini adalah pendapat Syaikh al-Albani رحمه الله dan selainnya.
Hadits point 6.
Dari 'Abdullah bin Umar رضي الله عنه عَنْهُمَا berkata Nabi صلى الله عليه و سلم "Sebulan itu 29 malam, maka janganlah kalian berpuasa hingga melihatnya (Hilal Ramadhan), jika awan menutupi kalian maka sempurnakanlah hitungan bulan Sya'ban 30 hari."
[Shahih al-Bukhari, Jilid 3, Kitab 31, Nomor 130]
Hadits point 8.
Dari 'Abdullah bin Umar رضي الله عنه عَنْهُمَا berkata: "Orang-orang melihat/mencari Hilal, lalu aku beritahukan kepada Rasulullah صلى الله عليه و سلم bahwa aku benar-benar telah melihatnya, lalu beliau صلى الله عليه و سلم berpuasa dan menyuruh orang-orang agar berpuasa. Riwayat Abu Dawud.
[Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani رحمه الله di Shahih Abi Dawud dan oleh selainnya]

Sumber: Diambil dari risalah Masail fi Shiyam -1 (Issues in fasting -1) oleh Ahmad bin Umar Banajah al-Hadhrami. Download selengkapnya di sini.[http://thedawah.com/articles]

Syaikh Abdullah al-Iryani (Syarah hadits): وَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( تَرَاءَى اَلنَّاسُ اَلْهِلَالَ, فَأَخْبَرْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنِّي رَأَيْتُهُ, فَصَامَ, وَأَمَرَ اَلنَّاسَ بِصِيَامِهِ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ, وَالْحَاكِمُ
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Orang-orang melihat bulan sabit, lalu aku beritahukan kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa aku benar-benar telah melihatnya. Lalu beliau shaum dan menyuruh orang-orang agar shaum. Riwayat Abu Dawud. Hadits shahih menurut Hakim dan Ibnu Hibban.
Syaikh Abdullah Ahmad Hasan al-Iryani - Seluruh Umat Islam Berpuasa Bila Ada Negara yang Lihat Hilal - Magetan Syaban 1431H - Bulughul Maram al-Asqalani Kitab Shiyam Syarah Hadits Kelima
Diambil dari: Kitabush-Shiyam Bulughul-Maram al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani oleh Syaikh Abdullah bin Ahmad al-Iryani di Markiz Magetan Indonesia bulan Syaban 1431H.
Ahmad Banajah : (Q&A) Is it a strong opinion that the whole muslim nation should fast ramadan (break the fast for ied) if only a part of the nation sees the hilaal?
Ahmad Banajah : (Q&A) Is it a strong opinion that the whole muslim nation should fast ramadan (break the fast for ied) if only a part of the nation sees the hilaal?
Diambil dari: http://www.wiziq.com/online-class/914550-usool-ad-dawat-is-salafiyyah-ahmed-banajah Ahad, 3 Ramadhan 1433H (22 July 2012M).
Ahmad Banajah : (Q&A) Is the whole muslim nation should fast ramadan (break the fast for ied) if only a part of the nation sees the hilaal?
Ahmad Banajah : (Q&A) Is the whole muslim nation should fast ramadan (break the fast for ied) if only a part of the nation sees the hilaal?
Diambil dari: http://thedawah.com/en/audio/bulughul-maram/kitaab-siyaam Selasa, 3 Jumadhil Akhir 1433H (24 April 2012M).

Posting-posting Terkait

>>> Penetapan 1 Muharram 1437H / 2015M Berdasarkan Rukyatul Hilal
1 Muharram 1437 H = Kamis 15 Oktober 2015 M
9 Muharram 1437 H = Jum'at 23 Oktober 2015 M (Hari Tasu'a)
10 Muharram 1437 H = Sabtu 24 Oktober 2015 M (Hari 'Asyura)

>>> Penetapan 1 Dzulhijjah 1436H / 2015M Berdasarkan Rukyatul Hilal
1 Dzulhijjah 1436 H = Selasa 15 September 2015 M
9 Dzulhijjah 1436 H = Rabu 23 September 2015 M (Hari Arafah)
10 Dzulhijjah 1436 H = Kamis 24 September 2015 M (Iedul Adha)

>>> Penetapan 1 Syawwal 1436H / 2015M Berdasarkan Rukyatul Hilal
1 SYAWAL 1436 H = JUM'AT 17 JULI 2015 M

>>> http://islam-itu-mulia.blogspot.com/2014/10/kapan-awal-dzulhijjah-puasa-arafah-dan.html
>>> Syaikh al-Utsaimin: Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
>>> Syaikh Shalih al-Fauzan - Amalan yang Disyariatkan pada 10 Dzulhijjah
>>> Idul Adha 10 Dzulhijjah 1435H = Sabtu 4 Oktober 2014M
>>> Berita Rukyatul Hilal 1435H / 2014M
>>> Berita 1 Ramadhan 1434H
>>> Berita 1 Syawwal 1433H
>>> Berita 1 Ramadhan 1433H
>>> Kitabush-Shiyam Bulughul-Maram al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani oleh Syaikh Abdullah bin Ahmad al-Iryani
>>> Kitabush-Shiyam (Fasting) Bulughul-Maram al-Asqalani oleh Ahmad Banajah
>>> Nasihat Bermanfaat dari Masyaikh Yaman: Syaikh Abdullah bin Ahmad al-Iryani dan Syaikh 'Abdul-Ghani al-'Umari
>>> (Soal-Jawab) Permasalahan: Dakwah, Fitnah, & Hizbiyyah
>>> Sifat Shalat Nabi oleh Syaikh Zaid bin Hasan al-Wushabi dan Syaikh Abdullah bin Ahmad al-Iryani

http://islam-itu-mulia.blogspot.com/2015/10/penetapan-1-muharram-1437h-2015m.html