[Transkrip Berbahasa Indonesia]
Nasihat yang Luhur dari Syaikh Yahya bin Ali al-Hajuri untuk Syaikh al-Walid al-'Allamah Rabi al-Madkhali

بسم الله الرحمن الرحيم

Aku mendengar perkataan yang buruk dari saudaraku Syaikh ‘Abdul ‘Aziz AlBuro’i – semoga Alloh menunjukinya – yang ia nukilkan dari Syaikh Robi’ – semoga Alloh menjaganya – yang berisi tuduhan Haddady kepadaku. Maka dari itulah aku berhasrat meluruskan berita yang tidak benar sekaligus menasihati beliau Syaikh Robi’ (seolah nasihat dari seorang anak kepada ayahnya), nasihat yang baik, sopan dan tidak mengurangi sedikit pun rasa penghormatanku kepada beliau.[1]
[1] Tidak mengapa orang yang lebih rendah menasihati orang yang lebih tinggi atau sebaliknya karena agama ini adalah nasihat yaitu untuk Alloh, rosulNya, agamaNya, pemimpin muslimin dan kaum muslimin pada umumnya. (Hadits Riwayat Muslim no 55 dari sahabat Abi Ruqoyyah Tamim bin Aus Ad Dary ), sebagaimana nabi Ibrohim menasihati bapaknya Azar (Maryam : 42-45) untuk meninggalkan berhala dan bertauhid dan Abu Sa’id menasihati Marwan bin AlHakam untuk meninggalkan khotbah sebelum shalat ied. (HR. Muslim no. 78 dari Abi Sa’id AlKhudry). Maka tidak ada seorang pun yang lebih tinggi dari nasihat sehingga manusia harus tunduk kepada nasihat . Kecuali hizbiyyin enggan menerimanya dan mengatakan,”Tidak pantas ulama kecil menasihati ulama besar !”. Laa ilaha illa Alloh –penerj.

Dan di dalamnya akan aku sebutkan beberapa masalah penting disertai dengan saksi-saksi yang adil dan terpercaya, mudah-mudahan Alloh memberi manfaat atas nasehat ini untukku dan semua yang mendengar dan membacanya. Dan aku peringatkan beliau akibat-akibat yang akan terjadi dari penukilan-penukilan berita-berita ini yang Alloh lebih mengetahui akibat apa di belakangnya .
Dan aku katakan bahwasanya tidak seorangpun mampu – walhamdulillah , dan dengan penuh kepercayaan kepada Alloh – memadhorotkan dakwah salafiyah di Yaman maupun di luar Yaman sama sekali.
Dan bahwasanya kami –walhamdulilah- tidak menginginkan bagi beliau (Syaikh Robi’) bahaya (kami tidak ingin merusak citra beliau) demi Alloh selama-lamanya, bahkan kami menginginkan baginya keselamatan dan kebaikan.
Dan bahwasanya bila terjadi pertikaian antara aku dan beliau merupakan pertikaian antar da’wah, aku tidak dapat menjatuhkan beliau dan beliaupun tidak pula dapat menjatuhkanku, dan ini adalah kenyataan yang ada.
Dan ini bukanlah kekuasan kami akan tetapi mutlak milik Alloh ta’ala semata-mata. Kemuliyaan dan kehinaan semua di tangan Alloh ‘Azza Wa jalla:

﴿ قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴾

Katakanlah: “Wahai Alloh yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau “Qodiir”Maha Kuasa atas segala sesuatu. [QS Ali ‘Imron :26]

Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

« إِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ ، وَاللَّهُ يُعْطِى »

“Aku hanyalah pembagi dan Alloh pemberi.” dan dalil-dalil yang berkaitan dengannya sudah maklum. [HR Bukhori]

Alloh-lah yang mengangkat dan menjatuhkan.
Aku nasihatkan kepada Syaikh ‘Abdul ‘Aziz agar meninggalkan ucapan-ucapan ngelanturnya, jangan menjadi corong pengganggu da’wah, yang di kompori oleh fulan dan fulan yang tidak bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, yang kemudhorotannya akan kembali kepadanya lebih banyak dari maslahatnya, demi Alloh.
Aku yakin bahwa yang ia tuduhkan kepadaku tidak punya bukti dan dasar sama sekali, kecuali sikap fanatik kepada ‘Abdurrohman Al’Adany sebagaimana yang disebutkan oleh sebagian penulis.
Sikap fanatik (terhadap ‘Adany dan selainnya) dan melanggar aturan syari’at dalam da’wah adalah ghuluw (melampaui batas) dan kekerasan . Jika telah terjadi sikap fanatik kepada seseorang, memusuhi dan membela karenanya sehingga mengakibatkan fitnah dalam da’wah baik di Yaman atau di luar Yaman, maka ini adalah fenomena ghuluw yang tidak aku ketahui tandingannya, kecuali sesuatu yang tidak sampai kepada kami.
Sikap tersebut sangatlah ghuluw. Dan pondasi penentangan terhadap da’wah yang haq yang mereka lakukan ini tidak lain kecuali bersumber dari masalah ini, tidak ada tambahan (tidak lebih dari itu).
Kalau aku katakan pada hari ini bahwa ‘Adany seorang Salafy pasti orang-orang akan meridhoiku dan memujiku dengan pujian dan sanjungan yang harum.
Aku vonis dia sebagai hizbi bukan dengan tindakan atau keputusan yang serampangan (gegabah), akan tetapi dengan pertimbangan yang matang, keadaan dan bukti-bukti akurat yang ada pada dirinya, yang dipersaksikan oleh para masyayikh yang lainnya, sehingga keputusan ini merupkan keputusan yang kuat yang tidak sepantasnya dibantah dan dilanggar hakku karenanya.
Dahulu ketika Syaikh Muqbil rohimahullooh semasa hidupnya membantah dan mengkritik ‘Abdul Majid Az-Zindany dan diketahui oleh Syaikh Baaz, dan Syaikh Bin Baaz waktu itu masih memuji Zandani, namun pada waktu itu tidak muncul celaan, cemoohan dan gangguan yang menyakiti Syaikh Muqbil dari Syaikh Bin Baaz rohimahullooh , walaupun Syaikh Muqbil mencerca orang yang masih di sangka baik dan dipuji beliau.
Demikian juga Syaikh Robi’ – semoga Alloh memberinya taufiq dan meluruskan jalannya dan mengambil tangannya untuk melakukan apa yang Alloh ridhoi- membicarakan banyak orang dan banyak dari kalangan ulama yang tidak menyepakati (menyetujui) kritikannya, dan mereka tidak memperolok dan tidak meninggalkan beliau.
Dan yang demikian itu bukan menjadi sebab perpecahan .
Dalam kaidah ahli hadits disebutkan,”Orang yang mengetahui adalah hujjah bagi yang tidak mengetahui”.
Akupun menvonis ‘Adany dengan bukti-bukti dan keterangan-keterangan yang falid dan kuat, karena dia itu dahulunya di sini, disisiku (di Dammaj) dia dan para pembelanya membuat fitnah dalam da’wah, maka tidak diperbolehkan seorang membela kebatilannya kalau tidak bisa menasihatinya.
Inilah jalan bermanfaat baginya, sebagaimana yang telah aku jelaskan dalam buku pertama yang aku tulis tentang kesalahan-keselahannya.
Pelanggaran da’wah yang ia lakukan yang tidak pernah terjadi pada pelanggaran yang dilakukan ahli bid’ah sebelumnya, merupakan fenomena ghuluw yang amat berat dan menyayat.
Di mana ada beberapa orang menempatkan dirinya pada posisi orang yang membelanya, memusuhi dan memecah belah umat karena pribadinya melebihi fitnah Haddady dan melebihi ghuluw Basyumail dari kelompok haddadiyyah.
Aku ingatkan kepada orang tuaku Syaikh Robi’ – semoga Allaoh menjaga dan memberi manfaat kepadaku dan kepadanya – sesunggguhnya tidak diperkenankan memisahkan antara aku dan murid-muridku, sebagaimana perkara seperti ini jika menimpa dia menyakitkan beliau maka hal itupun menyakitkanku. Padahal Nabi shallallohi ‘alaihi wa sallam bersabda:

وليأت إلى الناس الي يحب أن يؤتى إليه

“Dan hendaklah ia mendatangi manusia sebagaimana yang ia suka untuk didatanginya”. [HR Muslim]

Suatu hari beberapa ikhwan berkunjung ke rumahku sembari mengatakan ucapan yang menyakitkan: ”Mayoritas ikhwan mendukung ‘Adany,?” dan ucapan mereka: ”Engkau ini dari kelompok utara atau selatan?” atau ucapan mereka:” Apakah kalian fatanik terhadap Hajuri? Dan dari ungkapan yang semakna ini ” (ini adalah ungkapan yang menyakitkan).
Seorang murid asal AlJazair, yang bernama Hamzah, belajar di sini selama kurang lebih tujuh tahun mempelajari perkara agama dan cabang ilmu agama yang lainnya, Setelah itu ia berziaroh dan bertemu dengan Syaikh Robi’ sekali saja. Lalu apa hasil pertemuan dengan beliau ? Sekembalinya dari rumah Syaikh Robi’ , ia (Hamzah aslahahulloh) dan tema-temannya mengatakan :,”Pelajaran di Dammaj meragukan dan Hajury juga meragukan!”.
Padahal sebelumnya dia sangat hormat dan penuh adab terhadap kami.
Wahai ikhwan dan kaum muslimin yang berakal, apakah perkataan ini boleh diucapkan oleh seorang pencari ilmu? Nabi shallallohi ‘alaihi wa sallam bersabda:

ليس منا من خبب امرأة على زوجها أو عبدا على سيده

“Bukan dari golongan kami, barangsiapa memisahkan antara istri dan suaminya atau seorang tuan dengan budaknya.”[Shahih Musnad][2]
[2] Perbuatan tersebut merupakan dosa yang besar sebagaimana yang dikatakan para ulama karena padanya terdapat ancaman bukan golongan kami – penerj.

Lalu bagaimana dengan seorang yang memisahkan antara saudara dan saudara lainnya dan da'wah? Aku ingatkan kepada Syaikh Robi’ -ayah yang mulia semoga Alloh memberi manfaat kepada diriku dan kepada beliau-: demi Alloh, aku memanggil beliau demikian – , bertakwalah anda kepada Alloh, janganlah anda bangkitkan kemarahan manusia kepadaku.
Sungguh dahulu beliau pernah mengatakan kepadaku ,”Suatu saat manusia akan memboikotmu dan menggulingkanmu”.
Dan aku katakan kepadanya : Aku tidak berbuat apa-apa kok (bagaimana mereka berbuat demikian), Namun sekarang, terbukti ancaman yang pernah beliau katakan, aku tidak tahu apa motif dibelakang perkataan tadi.
Aku ingatkan kepada Syaikh Robi – semoga Alloh memberi taufik dan hidayahNya pada setiap kebaikan dan semoga Alloh mewafatkan aku dan beliau di atas sunnah –: untuk saling memuliakan antara kita, mengunjungi dan menolong di antara kita (dalam kebaikan dan takwa).
Aku ingatkan kepada beliau : bahwa aku telah banyak memaafkan beliau dan bersabar atas apa yang terjadi (akibat tindakan beliau).
Suatu saat kami pergi dakwah ke Adan, kemudian kita kembali ke Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab dan para masyayikh di ‘Adan (kurang lebih enam tahun yang lalu) dan tidak seorangpun dari mereka bisa mengingkari hal ini, wallohi sekiranya aku ini seorang pendusta tentu mereka telah membantahku dari awal perkara, maka kami duduk bersama Syaikh Muhammad, sekonyong-konyong Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab berkata kasar menghantam syaikh Robi’ dengan hantaman yang menembus tulang, dan dia menukil ucapan Syaikh Robi’ :”Seret Hajuy, ganti dia, gantinya sudah ada, ganti Hajury !”.
Laa ilaha illa Alloh, Laa ilaha illa Alloh, Laa ilaha illa Alloh, Hai ikhwan, demi Alloh ya ikhwan, aku tidak tahu makar jahat tersebut kecuali dari kaum isytiroki (komunis) atau dari para pemberontak.
Apakah ini ilmu?Apakah ini manhaj salafy? Apakah ini agama Alloh. Wahai jama’ah ??
Demi Alloh aku hanyalah melaksanakan wasiat dari Imam As-Syaikh (yakni Syaikh Muqbil). Alloh ta’ala berfirman:

فَمَن بَدَّلَهُ بَعْدَ مَا سَمِعَهُ فَإِنَّمَا إِثْمُهُ عَلَى الَّذِينَ يُبَدِّلُونَهُ إِنَّ اللّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Maka Barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, Maka Sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah “Sami’i” Maha mendengar lagi “‘Aliim” Maha mengetahui. (AlBaqoroh :181)

Maka wajib bagiku mengemban wasiat tersebut dan mencurahkan manfaat dan membela pondok ini semampuku, karena Syaikh Muqbil yang menjadikanku sebagai pengganti beliau, Sementara beliau (Syaikh Robi’) menyuruh orang untuk menyeretku dari posisi ini ? sungguh malam itu itu aku sangat sedih dan gundah atas ucapannya ini!
Aku anggap beliau seperti orang tuaku sendiri tapi malah beliau ingin agar aku diseret dari posisi ini, membuat makar atas diriku, mungkin ingin agar aku mati.
Sungguh ini perbuatan yang sangat membahayakan sekali.
Tapi aku bersabar. Waktu itu – setelah menukil perkataan beliau Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab sangat terpukul dan gusar, sembari berkomentar, :”Ini adalah jasus, Ini adalah jasus (Ini adalah mata-mata, Ini adalah mata-mata),’’ bagaimana beliau memuji sekaligus berusaha untuk menyingkirkanku ?”
Sejak saat itu para masyayikh hati mereka terasuk sekali oleh perkataan Syaikh Robi’ dan akhirnya sering mereka berkunjung ke rumah beliau terlebih Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab.[3]
[3] Meski pada ahirnya dia terbawa arus fitnah ‘Adany juga – penerj.

Adapun ‘Adany, telah sampai kepadaku bahwa dia berhubungan dengan beliau via telepon. Sewaktu nelpon ia mengatakan, ”Syaikh Yahya dan Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab telah besiap-siap untuk menjerumuskan anda atau telah mengarahkan senjatanya kepada anda”.
Sejak saat itu ia melancarkan gerakan di bawah tanah, orang-orang yang di sekitar Syaikh Robi’ seperti “Hani Buraik”, dan orang-orang yang dia anggap tsiqoh, menukilkan banyak nukilan tentangku dengan ditambah dan dikurangi, maju dan mundur, memutarbalikkan fakta dan keadaan.
Manhaj kami jelas, dan aku tetap bersabar bahkan aku tetap mengunjungi Syaikh Robi’ bahkan lebih banyak daripada kunjungan mereka, bukan karena takut dan gentar terhadap omongan dan tudingan orang-orang mereka (masyayikh).
Beberapa waktu kemudian Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab berkunjung ke tempat Syaikh Robi’. Maka beliau pun menyambutnya dengan hangat dan memuliakannya. Namun sayang hasil dari kunjungannya sikapnya berubah 180 derajat. Ia membantahku, berdusta dan menjelek-jelekkan murid-murid dan ikhwan Dammaj, dengan mengatakan seretlah anak ini wahai penduduk Dammaj.
Padahal mereka mempunyai andil yang amat besar dalam da’wah salafiyyah dari sejak lama hingga kini.
Dan ucapan ini aku katakan dengan sesungguhnya, bahwa Mereka, hampir semua kabilah di Yaman, keluarga besar Kaidah, Ali Ma’wad, penduduk kampung Wadi’I, kabilah besar Hamdan bahkan mayoritas kaum muslimin, tidak ingin berbuat kerusakan pada dakwah ini, bahkan mereka cemburu, mencintai da’wah dari lubuk hati yang paling dalam mereka, dan berperan besar di dalamnya dalam rangka menegakkan agama Alloh, kemudian menjalankan wasiat Syaikh Muqbil rohimahullooh .
Ini semua adalah bukti kesuksesan da’wah salafiyyah di Yaman – bukan aku membanggaankan diri – tapi aku sebutkan ini dalam rangka membandingkan antara usaha yang aku lakukan dengan apa yang mereka perbuat, aku hanya mengharap apa yang di sisi Alloh, aku mengakui dosa-dosaku dan memohon kepadaNya menerima taubatku dan membimbingku sampai aku berjumpa denganNya.
Ya, kemudian aku dan para masyayikh menemui Syaikh Robi’ lagi, aku tidak memperdulikan sangkaan apa yang di dalam hati beliau terhadap aku demi ukhuwah.
Aku akui beliau memiliki andil yang cukup besar dalam da’wah sejak lama.. Ketika aku berangkat haji aku sempatkan bertemu dengan beliau, sambutannya hangat, aku dipersilakannya duduk sambil minum teh hangat – jazahulloh khoiron.[4]
[4] Enam tahun yang lalu kalau nggak salah – penerj.

Sedang syaikh-syaikh-semoga Alloh memaafkan mereka- selalu berseberangan denganku, dan yang lainnya duduk di samping kiri dan kanan beliau, dan Alloh menjadi saksi atas apa yang aku katakan.
Dan disela-sela pembicaraan, waktu itu aku berangan-angan salah seorang di antara mereka angkat bicara dan menyalahkan ‘Adany dengan sesuai porsinya, karena dia telah membuat kesalahan di pondok kami, yakni dengan mengadakan pendataan murid-murid dengan kotor .
Akan tetapi mereka cuma mengatakan: di majlis ini maafkanlah dia wahai Syaikh Yahya. Maka akupun menyetujuinya dengan harapan akan berakibat kebaikan di belakang hari.
Namun setelah aku melihat bahwa mereka lebih memihak kepada ‘Adany, dan perkaranya semakin melebar serta pemaafan itu hanyalah sekedar penekanan terhadapku maka akupun diam, dan mereka terus berbicara.
Setelah beliau melihatku hanya diam saja, maka beliau memegang dan mencium jenggotku- dan Alloh jadi saksinya, dan merekapun menyaksikannya- sambil berkata, ”Na’am , maafkanlah dia ?” Aku katakan,”Ya akhi, ‘Adany salah ataukah tidak dalam perbuatan ini? Apakah semua perbuatan dia yang kalian lihat dan ketahui kalian anggap tidak salah dan kalian tidak mengakui bahwa itu salah? Kemudian aku sebutkan beberapa perkara tentang kesalahannya. Syaikh Robi’pun terdiam.
AlBuroi menyahut,”Kalau seandainya dia tidak salah tentu beliau tidak memegang dan mencium jenggotmu !”.
Aku ceritakan kisah terjadinya fitnah ini agar semua baik pendengar (pembaca ) mengetahui bahwa akar kesalahan ada pada ‘Adany, karena kesalahan penyerangannya terhadap da’wah, pengelompokan umat dari sini dan dari sana, menyerangku dari belakang, merebut murid-murid dari Dammaj, membuat fitnah, menyebarkan kejelekan, mencela dan mencaciku, membuat perpecahan umat dan fanatisme individu, serta merusak suasana da’wah yang tidak pernah terjadi pada golongan yang lainnya.[5]
[5] Aku pernah mendengar dari ‘Amr Tangerang ketika aku masih belajar di Dammaj, ada seorang ikhwan Indonesia (atau Amr sendiri) bertanya kepada ‘Adany , menghapal Qur’an dulu atau ambil pelajaran yang banyak ? Adany menjawab, ambil pelajaran yang banyak karena kondisi Dammaj tidak menentu, tidak aman dalam jangka waktu yang panjang, kita tidak tahu keadaan besok apakah aman atau tidak ! – penerj.

Setelah itu kami keluar dari ruang tamu Syaikh Robi untuk kemudian pulang dan melanjutkan aktivitas seperti biasa, yaitu mengajar, berdakwah dan tidak lupa menjelaskan bahaya hizbiyyah ‘Adany kepada umat.
Setelah pertemuan tersebut aku tidak tahu apa yang berkecamuk dalam medan da’wah kecuali si ‘Adany semakin menjadi-jadi dan membuat runyam da’wah, menyerang da’wah salafiyyah dan Dammaj dengan harta dan kekuatan mereka, menghimpit, meneror, berupaya menyergap dan merekrut thullab (pencari ilmu) hususnya mereka yang aktiv dan kokoh dalam da’wah seperti para khotib, para penulis dll, apakah dengan menjelek-jelekkanku atau menjauhkan mereka dariku ke Ma’bar atau ke tempat lainnya.
Kesimpulannya barangsiapa duduk bersama dengannya sesaat saja, maka setelah berpisah keluar dari majlisnya, hatinya penuh dengan kebencian dan tuduhan keji kepadaku seperti tuduhan Haddady.
Saudaraku Kholil punya beberapa risalah yang isinya celaan dan tuduhan Syaikh Robi kepadaku.
Demi Alloh ia tidak akan bisa menguatkan tuduhannya kepadaku, apakah Haddady ataukah ahli bid’ah yang lainnya. Sangat sulit seorang mengecap kami sebagai ahli bid’ah. Sebagaimana suatu perkara yang sulit membid’ahkan siapapun dari seorang salafi dimanapun adanya.

وَاللّهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ

“Dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang Mengadakan perbaikan”. (QS: Al-Baqoroh:220)

Alloh berfirman:
فَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِ وَإِنَّا لَهُ كَاتِبُونَ

“Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, Maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan Sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya”. (Al-Anbiyaa’:94)

Kalau Alloh saja mengatakan tidak ada pengingkaran terhadap usahanya, sementara kalian mengingkari usaha baik kami bagaimana ini?
Da’wah ini – alhamdulillah – telah menyebar memenuhi penjuru dunia dengan kebaikan, dan yang mencintainya ribuan manusia di dalam dan di luar Yaman- segala puji bagi Alloh-..
Aku nasihatkan kepada Al Walid Al-‘Allamah Syaikh Robi’ dan para masyayikh lainnya dan kepada yang mendengarnya: agar tidak meremehkan dahwah ini hanya disebabkan ‘Adany, atau hizbi lainnya, dengan menjauhkan manusia dari dakwah ini, karena dakwah kita adalah dakwah salafiyah yang tidak diragukan lagi, silahkan marah yang mau marah dan ridho yang mau ridho.

وَأَمَّا مَا يَنفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللّهُ الأَمْثَالَ

“Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan”. (QS.Ar-Ra’d: 17)

Juga, ada sisi pandang penting yang ada pada Syaikh Robi’, beliau memiliki menantu yang pandai “bermain cantik”(dalam mengais real ,pent). Dan kisahnya diketahui orang banyak, Aku pernah ditelpon beliau (Syaikh Robi’), beliau katakan: bahwa Amir (salah seorang pembesar Saudi) sedang sakit dan mengatakan akan memberi kalian bantuan dana -maka akupun merasa bersyukur dan senang mendengarnya -, untuk sarana membantu menghadapi kaum Rofidhoh, maka aku katakan, baiklah terus akan melewati siapa kucuran dana tersebut di cairkan??, lantas aku teringat ada seorang keluarga dekat beliau yang barang kali bisa dijadikan perantara, maka diapun menyetujuinya, lantas aku mengutus utusan untuk menemuinya di Shon’a, maka bertemulah utusanku dengannya akan tetapi dia mensyaratkan beberapa syarat sebagaimana hizbiyyin mensyaratkannya.
Dia mengatakan: kami akan membantu kalian sekian (satu juta) real asalkan kalian memberiku ini dan itu, utusanku menghabariku perihal ini maka aku katakan: begitukah syaratnya??, wallohi kalau seandainya kami mati maka kami tidak akan mensia-siakan dakwah untuk meraih dunia, maka ketika kami tidak bersedia memenuhi syaratnya maka iapun pulang dengan tangan hampa.
Orang itu mengatakan: pergilah ke Jaizan (perbatasan Makkah-Yaman) untuk mengambil dana, diapun pergi kesana setelah membayar visa , sesampainya di sana dia bertemu dengan seseorang dan di tanya: mau apa kamu ke sini? Dia jawab ingin bertemu dengan si fulan, maka orang tadi mengatakan: semoga Alloh menjaga kalian dari kejahatan mereka.
Benar diapun setelah betemu dengannya ternyata tak menghasilkan apa-apa, tidak satu juta dan tidak pula satu real, akhirnya pulang dan sudah kehabisan bekal. Inilah dia menantu Syaik Robi’.
Dan pernah beliau mengatakan : ada apa antara kalian dengan Hani Bureik dia itu sahabat kami?
Ya Syaikh, hafidhokalloh, ya Syaikh hafidhokalloh, aku ingatkan kepada anda, hati-hatilah anda dari kecondongan kepada orang-orang yang sia-sia dari kalangan hizbiyyin yang menyelinap di balik pemikiran sesat itu.
Aku dan anda jika bertikai dan saling hujat-menghujat yang menjadi korban adalah ummat dan dakwah . Sungguh aku akan membantahmu(dan membantah risalah-risalahmu) demi Alloh.
Bisa jadi para thullab sendiri yang akan ikut andil membantahnya bila mereka melihat kebatilan pada da’wah dan tuduhan bid’ah pada mereka dari tulisan anda, mereka tidak tinggal diam dan aku bersama mereka, dari segala penjuru, berupa tulisan atau syair dsb, mereka tidak merasa gentar sedikitpun, lebih-lebih kalau ada tuduhan kebatilan atas dakwah mereka, demi Alloh, dan akupun akan mengungkap dan membeberkan semua perkara yang pernah terjadi pada (dirimu) dengan bukti-bukti kongkritnya .
Akan tetapi ini tidak baik dan membahayakan da’wah baik yang telah lewat atau waktu mendatang. Maka tidak pantas bagi kita untuk saling menghujat.
Aku sunni dan anda sunni, antara anak dan ayahnya tidak ada perselisihan di antara kita.
Kalau aku katakan bahwa ‘Adany hizbi, sedangkan anda katakan ia salafy, maaf, jangan fanatik kepadanya ya Syaikh.
Sesungguhnya ia seorang hizbi dan membuat kesamaran da’wah ke sana dan ke mari.[9]
[9] Di Indonesia kebanyakan ikhwan yang mengaku salafy fanatik terhadap dia terutama para alumnus Dammaj yang dipimmpin oleh Luqman ba ‘Abduh, AsSewed, Askari, Sarbini, Afifudin, Saifuddin Zuhri dan muqollid-muqollid mereka. Pertama kali ‘Adany membuat syubhat di pondok Veteran, Yogyakarta ketika sedang singgah di sana pada tahun 1427H dengan mengatakan bahwa fitnah ini paling menyakitkan hatiku. Dia sendiri yang memulai membuat fitnah, mengapa dia katakan fitnah ini paling menyakitkan ? Nampaknya dia mau cuci tangan dari fitnah yang ia buat dan melemparkannya kepada Syaikh Yahya. Sejak saat itulah para ustadz Indonesia mulai mengambil jarak hubungan dengan Dammaj dan kemudian alumnus Dammaj yang baru pulang terus mereka pantau apakah mewakili pemikiran Syaikh Yahya atau mengikuti prinsip mereka. – penerj.

Sudah dimaklumi ketika Syaikh Robi’ -waffaqhulloh- hendak memulai suatu masalah beliau meninjaunya dari banyak sudut, lari ke sana dan ke mari, jika dia meliahat banyaknya manusia yang bersama dia maka beliau mengatakan,”Perkara sesungguhnya demikian dan demikian”.
Engakau tidak memiliki jalan untuk menghempaskan dakwah kami, Yang ada adalah niat yang baik untuk menolong da’wah kami ini, demikian pula , para masyayikh Yaman, dan ikhwah lainnya.
Adapun mengkompromikan antara kami dan mereka hizbiyyun, itu tidak mungkin kami lakukan, amat jauh bagaikan antara barat dan timur.
Ini adalah nasihat yang sangat jelas baik untuk Syaikh Robi’ ataukah selainnya.
Mereka yang menyerang kami, setiap kali muncul seseorang untuk menghujat kami, sungguh Alloh tidak ridho.
Inti akhir perkara ini adalah, aku hanyalah sekedar membela diri dan aku menuntut mereka mendatangkan satu saja yang pernah aku bicarakan dan aku yang memulainya. Tapi merekalah yang menyerangku(terlebih dahulu).
Bahkan aku selalu berusaha untuk menjalin persaudaraan yang erat, Tanyakan kepada mereka yang mengadakan kudeta kepadaku, dan lihatlah di mukaddimah buku-buku murid-muridku atau yang lainnya, bagaimana aku memuji mereka.
Namun aku tidak tahu, tiba-tiba mereka bahu-membahu menjelek-jelekkanku, dan ketika aku dan murid-muridku membela diri dan membantah dengan terang-terangan, mereka menuduh kami dengan tuduhan “HADDADIYAH” Alloh berfirman:

لاَّ يُحِبُّ اللّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوَءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلاَّ مَن ظُلِمَ وَكَانَ اللّهُ سَمِيعاً عَلِيماً

“Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah”As-Smii’” Maha mendengar lagi”Al-‘Aliim” Maha mengetahui.” (QS:An-Nisaa’: 148)

Ya, akhi, ittaqillah ! Apakah kalian tidak menginginkan kami membela diri padahal mereka menyerang dakwah ini dari berbagai sisi untuk mengahancurkannya, lantas kalian melarang kami untuk membantah mereka ? ini tidak boleh. Bagaimana kalian ini!!
Bukankah Alloh akan mengatakan pada hari kiamat:” Jadikanlah dirimu membela diri demi kemuliaan?
Dan anda wahai Syaikh Robi’ pernah mengatakan: ,”Sebesar-besar tempat untuk menimba ilmu di alam adalah Dammaj”. Dan telah diketahui bahwa aku dan orang yang menegakkan da’wah, mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan pondok adalah berdasarkan wasiat.
Namun anda ingin agar aku hengkang dari pondok dan mengusirku, Engkau tidak bisa untuk mengusai atas kami.
Kami di sini Alhamdulillah, mengajarkan kebaikan kepada manusia malam dan siang, mengajak mereka kepada tauhid, sunnah, dan ilmu-ilmu lainnya dengan kerelaan dan mengharap keridhoaan dan pahala Alloh tanpa minta bayaran, dan berusaha untuk menggalang mawaddah dan mahabbahdiantara ikhwah, dan aku tidak pernah memulai membicarakan seorangpun .
Jadi merekalah yang menyulut api fitnah bukan aku. Mereka katakan aku orang dungu/tolol, tidak mengapa, Sebab orang musrik dahulu juga pernah mengatakan bahwa nabi Nuh orang bodoh tapi tidak membahayakannya sedikit pun.
Merekan mengecap kami dengan safahah, dan mengompori manusia untuk membenci kami dan lari dariku ke Ma’bar atau ketempat lainnya, dengan harta melimpah, mereka di iming-imingi dunia, karena ingin memasang jerat untuk menghalau mangsa, dan yang beruntung selain kita.
Kalau dakwah ini sia-sia maka bukanlah karena kelembutan Syaikh Robi,’ dan tidak pula karena aku, Kalau seandainya Dammaj hancur itupun bukan untuk kerugianku dan tidak pula karena kerugian Syaikh Robi’, dan jika Dammaj berkembang pesat juga bukan menguntungkanku, dan tidak pula menguntungkan Syaikh Robi’,.
Maka barang siapa yang tersia-siakan dalam dakwah bukan membahayakan dakwah, akan tetapi membahayakan diri sendiri.
Perkara sebenarnya hanyalah karena aku mengusir sebagian muridku yang tidak beradab, dan membantah mereka, dan Syaikh Muqbil sendiri mengkritik dan membantah serta mengusir murid-muridnya yang menfitnah beliau, tetapi kenapa kalian tidak mengucilkan dan memboikot beliau sementara kalian mengucilkanku, apakah kalian menghinaku ketika aku berbuat seperti Syaikh Muqbil? Mungkin penghinaan ini justru membahayakan kalian.
Seorang muslim itu tidak menghina dan mendholiimi saudaranya.
Kalian juga telah menghinakanku dan murid-muridku dan tokoh-tokoh sunnah di sini.[11]
[11] Seperti ucapan mereka kelompoknya Luqman cs mengatakan bahwa di Dammaj muncul syaikh-syaikh baru – maksudnya Syaikh Muhammad bin Hizam, Syaikh Abdul Hamid dan yang semisalnya dan mereka katakan Syaikh Abu Amr dan Syaikh AlWushobi yang datang ke Indonesia mustafidz biasa ! Lha kamu itu sebagai apa ? Tholabul ilmi luar biasa atau syaikh kibar ? Atau tholabul fulus bil proposal door to door kadang diberi dan kadang ditolak? Satu mustafid dari Yaman, ya akhi, mengalahkan ilmu seluruh ustaz yang kamu anggap kibar. Tunjukkan padaku karya ilmiah berbahasa Arab apa yang telah dihasilkan ustaz kibarmu. Bukankah dahulu AsSewed dahulu mengakui kerendahan ilmu para ustadz Indonesia dibandingkan dai Arab/Yaman yang kebanyakan punya karya ilmiah berbahasa Arab ? Tidak sepantasnya seorang muslim meremehkan perkara kebaikan walau kecil. – penerj.

Apakah kalian punya hak menfitnah karena aku mengkritik sebagian muridku dan ulama yang keliru yang telah aku jelaskan kesalahannya dengan dalil-dalilnya ?
Tunjukkan kepadaku apa sebab-musabab terjadinya ini semua selain masalah ‘Adany???
Aku angkat bicara dan mengusir sebagian muridku karena ulah dia dan para pembelanya? Apakah kalian memiliki hak untuk ikut campur dalam masalah intern ini??
Ini adalah ghulu dan Haddady, mengkulutuskan seseorang, memecah belah da’wah dan membela karena pribadi seseorang.
Dan ‘Adany tidaklah lebih hina daripada itu. Tidak lebih dari hanya seorang tholib, Ia tidak punya hujjah dan karya ilmiah selain lembaran-lembaran malzamah dan pujian yang mereka besar-besarkan untuknya :”Ya Syaikh Aku bersama anda, ya Syaikh dan berusaha mengerjakan yang anda inginkan, anda butuh dana untuk membangun markas-markas da’wah…!
Dikatakan oleh seorang penyair:

صديقي من صادقني لا من صدقني

وعليك بمن ينظر الإفلاس والإبلاس وإياك من يقول لا باس لا باس

Teman baikku adalah orang yang jujur kepadaku bukan orang yang suka membenarkanku
Bertemanlah dengan orang yang mengingatkan akan kerugian-kerugian dan hati-hatilah terhadap orang yang suka mengatakan tidak mengapa tidak mengapa!

Alhamdaulillah da’wah ini dicintai manusia dengan sunnah dan tauhidnya di tiap negeri.
Ambillah faidah dari saudara kita ahlussunnah dan merekapun akan mengambil faedah dari kalian, dengan menguatkan usaha ukhuwwah dan mahabbah.
Di sini telah dihasilkan kesungguhan belajar, beramal, berda’wah dan persaudaraan.
Janganlah anda membuat makar di antara thullab, karena itu membahayakan kalian, karena pembuat makar nanti Alloh murka padanya, sebagaimana yang Ia katakan:

اسْتِكْبَاراً فِي الْأَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِ وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ فَهَلْ يَنظُرُونَ

“Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri” (QS al-Fathir :43)

Jadikan posisi anda seperti aku, andaikata anda diseret dari posisi anda oleh murid-muridmu, apa yang akan terjadi ?
Sepulang dari haji Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab menemuiku dan setelah itu menemui Abu Malik ArRiyasyi. Abu Malik berkata kepada beliau,”Syaikh Robi berkata demikian dan demikian yakni: seret Syaikh Yahya sesegera mungkin”.
Aku mendengar berita yang terpercaya bahwa Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab mencela Abu Malik. Aku katakan kepada beliau,”Aku akan mengusirnya dan aku akan menelpon Syaikh Robi sekarang juga. Dalam telpon aku katakan kepada Syaikh Robi’,:”Ya, akhi, apa yang anda lakukan, aku anggap anda orang tua sendiri, apakah ini perbuatan seorang salafy atau bukan?”[13]
[13] Yakni menuduh Syaikh Yahya Haddady dan menyuruh turun dari posisinya – penerj.

Beliau menjawab,”Demi Alloh, demi Alloh, demi Alloh,….aku tidak mengatakannya”.
Setelah itu beliau memanggilnya (Abu Malik) dan ia tinggal di rumah beliau beberapa hari.
Kemudia dia (Abu Malik) menulis surat kepada kami yang berisi pemintaan maaf atas perbuatannya dan dia mengatakan bahwa dia tidak mengira akan terjadi hal seperti ini, dari orang yang dia anggap baik kepadanya dan suratnya telah kami bacakan di hadapan para thullab setelah ‘Ashar.[14]
[14] Sekitar awal tahun 1427H aku mendengar pembacaan surat itu – penerj.

Kamipun terus melakukan kegiatan rotin kami, Di sela-sela aktivitas pondok, Syaikh Robi’ menelponku,”Apakah kamu membenarkan perkataan Abu Malik , dia itu pendusta, dia berdusta dan telah berbuat bohong kepada Muhammad bin ‘Abdil Wahhab”.
Maka jika telah diketahui bahwa ia pendusta, mengapa mereka (termasuk Muhammad bin ‘Abdil Wahhab), sekarang bermesraan bersama para pendusta ? bahkan memberi porsi Abu Malik untuk mengajar disana, dan Syaikh Muhammad bertemu dengannya dan telah hilang segala tuduhan kedustaan di atas.
Jika ia berdusta kepadanya mengapa ia ikuti-ikutan menyerangku? Jika ia tidak berdusta mengapa ia tidak meminta maaf kepadaku atas makarnya, padahal aku tidak berdusta atasnya? Dan kalau memang mereka berdusta , kenapa mereka tidak bertaubat kepada Alloh dan minta di halalkan atas kesalahan di atas? sebelum datang hari yang tidak bermanfaat padanya dinar dan dirham?[15]
[15] Sebagaimana telah berkoalisinya antara Dzul Akmal, DZulqornaen dan pasukannya dengan Luqman, AsSewed dan pasukannya di sisi lain dan pendukungnya pun ikut-ikutan bergabung yang bentuk kerjasamanya antara lain saling mengisi dauroh di wilayahnya saling bergantian dan bersama-sama membantah para thullab/alumnus Dammaj yang istiqomah menegakkan kebenaran. Padahal sebelum terjadi serangan balik yang dahsyat dari pihak lawan mereka centang perenang, berebut pengaruh dan ketenaran, baku hantam dengan tahdziran, menjauhi dan yang semisalnya. – penerj.

Aku orang tua dan anda juga orang tua. Alhamdulillah aku sibuk dengan da’wah, adapun tersibukkan dengan tahdziran sehingga aku menghentikan aktivitasku karena aku telah di tahdzir oleh fulan dan fulan , maka ini adalah omong kosong belaka .
Aku berada diatas dakwah salafiyah, dan murid-muridku berasal dari Maharoh barangkali sampai Amerika, dan mereka telah merasakan kebaikan dakwah ini, dan tidak sedikitpun merasa tergetar dengan bidikan mereka terhadapku dalam kondisi seperti saat ini, dan aku berharap demikian wallohi.

Alloh berfirman:

ذَلِكَ بِأَنَّ اللّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّراً نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمْ

“Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri”. (QS: Al-Anfaal: 53)

Aku berdiri menghadapi serangan musuh-musuh Alloh yang mendholimi kami (rofidhoh) dengan harapan besar agar mereka bisa mengenyampingkan masalah ini terlebih meremehkannya, nggak tahunya tiba-tiba datang kepada kami serangan dari belakang (hizbi ‘Adany dan kroninya). Sebagaimana seorang penyair mengatakan:

وإخوانٍ حسبتهم دروعاً … فكانوها ولكن للأعادي

وخلتهم سهاماً صائباتٍ … فكانوها ولكن في فؤادي

Dan saudara-saudarku yang aku sangka pembelaku
Ternyata meleset bahkan menjadi seteruku
Dan aku akrabi mereka agar menjadi pemanah yang jitu
Benar adanya tapi untuk membidik hatiku

Kami belum lagi aman dari serangan Rofidhoh, ternyata datang serangan bertubi-tubi dari mereka (‘Adaniyyiin) dengan tudingan yang beraneka ragam, kadang kami dikatakan Haddaadi kadang di katakan ini dan itu.
Aku hanya membicarakan orang-orang yang memang pantas dibicarakan, dan itupun beberapa glintir saja. Sedangkan kalian balas dengan membicarakan sekian ribu da’i, menghancurkan dan menfitnah da’wah yang akibatnya lebih berbahaya daripada gerakan komunis, Amerika dan Syi’ah Rofidhoh.[17]
[17] Gerakan tersebut nampak di permukaan, terang-terangan memusuhi Islam dan muslimin dan semua kaum muslimin tahu kesalahannya tapi gerakan mereka terselubung, berbaju salaf, berkata salaf, kitab-kitab yang mereka pelajari kitab salaf, di sisi lain menyerang dan menjatuhkan ulama tanpa tedeng aling-aling, malu, dan takut dosa beda dengan gerakan Surury yang masih ada penghormatan terhadap ulama ketika mereka menyerang ulama dengan cara menyindir mereka- .penerj.

Haddady artinya ahli bid’ah atau mubtadi’, yang sementara sebagian ahli ushul tidak menganggap perkara yang amat berbahaya dan tidak menganggapnya ghuluw, padahal pembelaan berlebihan kepada seseorang yang tidak pada tempatnya adalah keghuluan yang murni. Namun demi Alloh, mereka itu melampaui batas (ghuluw) hanya karena membela satu orang yang salah.[18]
[18] Padahal ia bukan mujtahid, muhaddits, penghapal qur’an dan sunnah – penerj.

Berapa banyak aku serukan kepada persatuan dan persaudaraan ahlus sunnah, sementara itu mereka bergerilya mendatangi para masyayikh melaporkan ini dan itu laporan yang tidak bertanggung jawab untuk menjelek-jelekkan da’i sunnah.
Sungguh wahai syaikh Robi’ yang datang kepadamu yang membicarakan masalah ini adalah mereka orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan(pengangguran), yang kesibukan mereka adalah mendatangi syaikh fulan dan syaikh fulan untuk direkrut menjadi pendukung kebatilannya, dalam rangka mendiskritkan diriku dan menggambarkan gambaran buruk tentangku dan mengotori da’i kepada sunnah .
Ini Kaset-kaset dan karya ilmiahku di tangan anda, murid-muridku ribuan, -Alhamdulillah- dan mereka dalam masa fitnah ini telah mengeluarkan 6250 malzamah, dengan barokah dari Alloh ta’ala, mereka-mereka para penulis baik dari sini (Dammaj) dan itu mayoritas, ataupun dari luar Dammaj, dan kebanyakan tulisan tersebut atas kemauan (dan kecemburuan) para penulis sendiri, itu semua untuk meladeni ‘Adany yang telah membuat fitnah dan pergolakan di Dammaj.
Dan mereka nggak merasa cukup mengobarkan fitnah di sini, bahkan sampai memboyong fitnah tersebut kepada kalian (Masyayikh Saudi), kemudian sebagian kalian terpengaruh dan melontarkankan kata-kata kotor kepada kami seperti: safih, dan menuduh otak-otak sehat kami, dan tidak cukup disitu saja sampai kalian mengeluarkan kami dari kesalafiyahan, seakan-akan kami tidak berbuat apa-apa dalam dakwah ini, dan dengan perasaan memelas dan rintihan kesedihan mereka mengatakan da’wah Syaikh Muqbil dirusak Hajury.
Subhanalloh !! Padahal selama ini aku memperjuangkan da’wah syaikh Muqbil.
Aku dan ikhwan-ikhwanku melawan Rofidhoh dengan harta dan nyawa dan membantah ahli bid’ah, mana perjuangan kalian bersama kami sehingga kalian menganggap usaha kami hampa tanpa nilai!
Aku dan ikhwan-ikhwanku mengajarkan ilmu malam dan siang demi membela da’wah sesuai syari’at Alloh tanpa meminta gaji sedikit pun.
Aku dan ikhwan-ikhwanku tegak melakukan apa yang membuat Alloh Ridho semampu kami.
Apakah itu semua kalian campakkan , kemudian dengan seenaknya bahu-membahu menuduh kami mubtadi’ dan Haddady dan ucapan-ucapan dusta lainnya.[19]
[19] Seperti kata mereka : Nashihul amin Cuma namanya, Hajury Indo, dan ucapan lain yang tidak pantas dicuapkan kecuali oleh orang tak berakal dan tak punya malu – penerj.

Cukuplah kejelekan (panglima Qo’idah) pemberontak ketika mereka bahu-membahu untuk menggulingkan pemerintah , jangan kalian bertasyabbuh dengan mereka.
Dan sebagian manusia mengumpulkan orang-orang yang penuh berlumuran dosa dan mukholafah (penyelisihan ) syar’iyyah untuk fitnah ini, seperti Furqusy yang mebolehkan ikhtilath, PEMILU dan hal-hal yang ada padanya yang di maklumi , tapi itu semua diabaikan dengan tujuan agar semua masyayikh Jazaair bersatu untuk melawanku.
Demikian pula kesalahan-kesalahan fatal mereka (seperti yang ada pada Ubaid Al Jabiri) mereka tidak menghiraukannya, selama mereka berseberangan denganku dan untuk menjauhkan para penuntut ilmu dariku, yang semestinya kesalahan-kesalahan tersebut untuk di jadihan bahan menasehati mereka bukan untuk merekrut mereka menjadi barisan mereka.
Aku dan ikhwan-ikhwanku serta penduduk Dammaj memperhatikan urusan daw’ Abu Huroiroh rodhialloohu’anhu, di dalam dan di luar Dammaj, dan kami semua adalah berkasih sayang baik yang di Yaman atau yang di luar Yaman, masing-masing kita memuji lainnya .
Jangan anda menginginkan dan berangan-angan fitnah akan menimpa kami kecuali dengan izin Alloh, dan kalau itu sampai terjadi, tentu itu akan menjadi timbangan kejelekan anda di hari kiamat, dan Alloh akan balas anda sesuai dengan kadar kejelekan anda terhadap da’wah ini, dan anda akan merasakan kejelekan disebabkan anda menghalangi manusia dari jalan Alloh.

الْسُّوءَ بِمَا صَدَدتُّمْ عَن سَبِيلِ اللّهِ وَلَكُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah; dan bagimu azab yang besar”. (QS: An-Nahl:94)

Ke manakah manusia yang anda kehendaki untuk mencari dan bertafaqquh ilmu dien ? Ke Universitas Al-Imankah (AzZindany)?[21]
[21] Khowarij!– penerj.

Ke arah fulus atau ke AlFyusy yang mengajak berkeliling ke para pedagang ? [22]
[22] Tempa ‘Adany yang panas dan tidak kondusif untuk tholabul ilmi – penerj.

Sungguh markas mereka bukanlah tempat ilmu, cuaca yang nyaman untuk belajar, maupun aqidah shohihah dan da’wah salafiyyah yang selamat dari fitnah, ini saya ucapkan dengan penuh keyakinan, dosa mereka banyak dengan sebab penandukkan mereka terhadap Dammaj .
Saat ini ini kaum muslimin sangat mencintai da’wah salafiyyah dan kebaikan terutama setelah terjadi fitnah belakangan ini dan aku jelaskan da’wah kami dan membantah kebatilan dan pelakunya.
Rakyat dan penguasa mencintai, memuliakan, mengetahui kesucian dan terjaganya aqidah yang shohihah, dan sejarahnya yang cemerlang.. demikian itu adalah karunia Alloh kepada kami dan kaum muslimin.
Kami memohon kepada Alloh bagi apa yang Ia ridhoi. Nasihat ini merupakan mukaddimah bagi tulisanku yang barangkali akan aku terbitkan nanti.
Sebenarnya aku ingin menasihati Syaikh Robi dengan rahasia tapi apa boleh buat fitnah terlanjur menyebar luas.[23]
[23] Yang paling subur tumbuhnya fitnah ini adalah di negeri Indonesia mungkin karena tanahnya yang subur jadi apa pun tumbuhannya tumbuh subur meski tumbuhan berbau busuk dan jelek seperti fitnah ‘Adany itu !– penerj.

Tidak sepantasnya anda berbuat jelek kepada kami, dan ulama lainnya juga tidak sepantasnya berbuat jelek kepada anda.
Da’wah di Yaman berjalan dengan baik, padanya terdapat kebaikan bagi umat. Mereka mengambil banyak manfaat ilmu dari kami. Lebih dari 50 pelajaran dari berbabagai cabang ilmu agama dibuka tiap hari di pondok kami yang diajarkan oleh para ahli yang mumpuni.
Aku tidak ingin anda mengingkari kami sebagaimana ulama yang lainnya tidak kami inginkan mengingkari kami jika kami. Aku dan anda dan ulama selainnya seperti anak dan orang tua, mereka harus dihormati.
Hendaklah mendatangi manusia sebagaimana ia suka didatangi. Adapuun ucapan fulan dan fulan dengan batil maka ini adalah perkara yang tidak punya pondasi yang hanya membahayakan pelakunya.
Dan manusia sudah bosan dengan bayangan-bayangan semu dari sisi dunia apalagi bayangan-bayangan semu dari sisi agama.
Kami nasihatkan kepada anda untuk bertakwa kepada Alloh, mencintai semua kebaikan dan keselamatan pada diri kita, mengajak kepada kitabullah dan sunnah rasululloh shallalloh ‘alaihi wa salam. Nasihat apa saja yang didasarkan kepada kitabullah dan sunnah rasul maka kami tunduk kepadanya sepenunya.
Adapun mencela dan membicarakan kejelekan ulama maka tidak bermanfaat.
Aku dan ikhwan membantah kejelekan dan pelakunya dan tidak peduli dengan ucapan masyayikh yang menentangnya, karena pemegang kebenaran punya hak berkata dan membela diri.
Aku dan da’wah ini terzholimi akibat permainan polotik da’wah yang jahat yang menjadikan terampas hakku.
Semoga nasihat ini bermanfaat bagi Syaikh Robi’ dan untuk Syaikh Buro’i dan semua ahlus sunnah.
Semoga mereka kembali kepada kebenaran dan tidak melakukan pelecehan terhadap ma’had ini.
Tidak akan mendapat sambutan sedikitpun pelecehan mereka terhadap pondok ini.
Aku tidak ingin menginginkan kejelekan menimpa mereka dan menimpa kami.
Dan bukan menjadi kemaslahatan bagi kami dan bagi dakwah melakukan percekcokan tanpa ujung yang jelas dan tanpa sesuatu yang membuat ridho Allh ‘azza wajalla, kecuali menurut perhitungan dan propaganda para pemandu politik seperti yang telah kami singgung di atas.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Nasihat ini disampaikan pada malam Jum’at tanggal 10 bulan Syawal 1432 H dengan judul 'AnNushhu ArRofi’ Lisy Syaikh Robi’.
Diterjemahkan oleh: Al-Akh Abu Ya’qub Ahmad Hamdani Al Jawi
Dimuroja’ah oleh: Al-Akh Abu Turob Al Jawi
-semoga Alloh menjaga mereka- di Argamulya Bengkulu Utara – Dzulqoidah 1432H
Judul asli: Nasihat Berharga Buat Orang Tua Yang Mulia Dari As Syaikh Nashihul Amin Yahya bin ‘Ali Al Hajuuriy Kepada As- Syaikh al ‘Allaamah Robi’ bin Hadi Al Madkholy

Sumber:
UPDATE: Muqoddimah untuk Syaikh Robi al-Madkhali dari Imam Darul Hadits Dammaj (Terjemahan)

Posting-posting Terkait

>>> [Transkrip Berbahasa Indonesia] Nasihat yang Luhur dari Syaikh Yahya bin Ali al-Hajuri untuk Syaikh al-Walid al-'Allamah Rabi al-Madkhali
>>> Nasihat yang Luhur dari Syaikh Yahya bin Ali al-Hajuri untuk Syaikh al-Walid al-'Allamah Rabi al-Madkhali ke-2
>>> Nasihat yang Luhur dari Syaikh Yahya bin Ali al-Hajuriuntuk Syaikh al-Walid al-'Allamah Rabi al-Madkhali
>>> [Terjemahan - Audio] Nasihat yang Luhur dari Syaikh Yahya bin Ali al-Hajuri untuk Syaikh al-Walid al-'Allamah Rabi al-Madkhali
>>> [Transkrip Berbahasa Inggris] Nasihat yang Luhur dari Syaikh Yahya bin Ali al-Hajuri untuk Syaikh al-Walid al-'Allamah Rabi al-Madkhali
A LOFTY ADVICE FOR THE FATHER, THE ILLUSTRIOUS, THE NOBLE SHAYKH RABEE'

>>> Karakter Haddadiyyah Dalam Diskusi Ilmiyyah