123 Kesesatan Syi'ah Rafidhah,
Agama Milisi Syi'ah HOUTHI Yaman dan Negara Syi'ah IRAN

بِسْمِ اللهِ  الرَّحْمَنِ  الرَّحِيمِ

BADAI YANG MENGGEMPUR
MENGHANTAM
SYI’AH ROFIDHOH YANG KUFUR

هَذَا بَلَاغٌ لِلنَّاسِ وَلِيُنْذَرُوا بِهِ وَلِيَعْلَمُوا أَنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ وَلِيَذَّكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ.
“Dan ini adalah menjelasan bagi manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui juga bahwa Dia adalah sesembahan yang Waahid (Maha Esa) dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” [QS. Ibrohim:52]

مِنْ الدِّينِ كَشْفُ السِّتْرِ عَنْ كُلِّ كَاذِبٍ وَعَنْ كُلِّ بِدْعِيٍّ أَتَى بِالْعَجَائِبِ
Termasuk dari agama; membongkar kedok setiap pendusta, dan setiap mubtadi’ yang melakukan hal-hal yang mengherankan.


[ 1 ] Asal agama syi’ah Rofidhoh adalah dari kaum munafiqin.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata:
«أَصْلُ الرَفْضِ مِنَ المُنَافِقِيْنَ الزَّنَادِقَةِ ، فَإِنَّهُ ابْتَدَعَهُ ابْنُ سَبَأ الزِّنْدِيْق ، وَأَظْهَرَ الغُلُوَّ فِي عَلِي بِدَعْوَى الإِمَامَة وَالنَّص عَلَيْه وَادَّعَى العِصْمَةُ لَهُ ، وَلِهَذَا لَمَّا كَانَ مَبْدَأُهُ مِنَ النِّفَاق قَالَ بَعْضُ السَّلَف : حُبُّ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ إِيْمَانٌ وَبُغْضُهُمَا نِفَاقٌ ، وَحُبُّ بَنِي هَاشِمٍ إِيْمَانٌ وَبُغْضُهُمْ نِفَاقٌ» .
“Asal dari Rofidhoh adalah dari kaum munafiqin zanadiqoh, dan sesungguhnya Rofidhoh ini dicetuskan pertama kali oleh Ibnu Saba’ yang zindiq (munafiq), ia menampakkan sikap ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap ‘Ali dengan dakwaan bahwa kepemimpinan miliknya, serta menyatakan kema’suman ‘Ali. Oleh karena itu, asal muasal mereka adalah dari kemunafikan, sebagian salaf mengatakan: “Mencintai Abu Bakr dan ‘Umar adalah keimanan, membenci keduanya adalah kemunafikan, mencintai Bani Hasyim adalah Iman, serta membenci mereka adalah kemunafikan.” [lihat “Majmu’ Fatawa” (4/435)]
Disebutkan Imam Ibnu Jarir Ath-Thobari rohimahulloh dalam kitabnya “At-Tarikh” (2/647):
عَنْ يَزِيْدِ الفَقْعَسِي قَالَ: كَانَ عَبْدُاللهِ بْنِ سَبَأ يَهْودِيًّا مِنْ أَهْلِ صَنْعَاءَ ...
Dari Yazid Al-Faq’asiy berkata: “Dahulu ‘Abdullah bin Saba’ adalah seorang Yahudi dari penduduk Shon’a.” [lihat juga “At-Tarikh” milik Ibnul ‘Asakir]

[ 2 ]  Syi’ah Rofidhoh kelompok yang paling pendusta dan bodoh.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata:
«هُمْ مِنْ أَعْظَمِ الطَّوَائِفِ كَذباً وَجَهْلاً وَدِيْنُهُمْ يَدْخُلُ عَلَى المُسْلِمِيْنَ كُلّ زِنْدِيْقٍ وَمُرْتَدٍّ ، كَمَا دَخَلَ فِيْهِمْ النُصَيْرِيَّةُ وَالاِسْمَاعِيْلِيَّةُ وَغَيْرُهمْ
“(Syi’ah Rofidhoh) mereka adalah kelompok yang paling banyak berdusta dan kebodohannya. Agama mereka adalah penyusup bagi setiap zindiq dan murtad yang ingin menghancurkan kaum muslimin, sebagaimana Nushoiriyyah, Isma’iliyyah dan selain mereka masuk dalam barisan mereka .” [lihat “Majmu’ Fatawa” (4/502)]

[ 3 ] Kedustaan Syiah Rofidhoh lebih banyak daripada kedustaan Yahud dan Nashoro.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata:
رَأَيْتُ فِي ذَلِكَ الكِتَابَ مِنَ الكَذِبِ وَالبُهْتَانَ أَكْثَرُ مِمَّا رَأَيْتُهُ مِنَ الكَذِبِ فِي كَثِيْرٍ مِنْ كُتُبِ الَيهُودِ وَالنَّصَارَى ، وَهَذَا إِنَّمَا ابْتَدَعَهُ وَافْتَرَاهُ فِي الأَصْلِ قَوْمٌ مِنَ المُنَافِقِينَ وَالزَّنَادِقَةِ لِيَصُدُّوا بِهِ النَّاسَ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ ، وَيُفْسِدُوا عَلَيْهِمْ دِينَ الإِسْلَامِ ،
“Aku melihat pada kitab tersebut (kitab “Al-Hajj Ilaa Ziyaarotul Masyaahid” milik Muhammad An-Nu’man yang dijuluki Asy-Syaikh Al-Mufid, termasuk Imam-Imam Rofidhoh) terdapat padanya dusta dan tuduhan palsu yang lebih banyak daripada kedustaan yang terdapat pada kitab-kitab Yahudi dan Nashoro. Dan sesungguhnya ini terjadi di karenakan apa yang mereka buat dan palsukan adalah asal dari kaum tersebut adalah kaum munafaqin dan zanadiqoh untuk menghalangi manusia  dari jalan Alloh, serta merusak agama Islam…” [lihat “Majmu’ Fatawa” (4/517)]

[ 4 ] Kapankah muncul Syi’ah? Dan ada berapakah Syi’ah?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata:
«هَذَا اللَّفْظُ أَوَّلُ مَا ظَهَرَ فِي الإِسْلاَمِ لَمَّا خَرَجَ زَيْدٌ بْنِ عَلِيٍّ بْنِ الحُسَيْنِ فِي أَوَائِلِ المِائَةِ الثَّانِيَةِ فِي خِلَافَةِ هِشَامٍ بْنِ عَبْدِ المَلِكِ ، وَاتَّبَعَهُ الشِّيْعَةُ ، فَسُئِلَ عَنْ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ ، فَتَوَلاَّهُمَا وَتَرَحَّمَ عَلَيْهمَا ، فَرَفَضَهُ قَوْمٌ ، فَقَالَ : رَفَضْتُمُونِي رَفَضْتُمُونِي ، فَسُمُّوا الرَّافِضَةَ ، فَالرَّافِضَةُ تَتَوَلَّى أَخَاهُ أَبَا جَعْفَرٍ مُحَمَّدَ بْنِ عَلِيِّ ، وَالزَّيْدِيَّةُ يَتَوَلَّونَ زَيْداً وَيَنْسِبُونَ إلَيْه ، وَمِنْ حِيْنَئِذٍ انْقَسَمَتِ الشِّيْعَةُ إِلَى زَيْدِيَّةٍ وَرَافِضَةٍ إِمَامِيَّةٍ»
 “Lafadz ini pertama kali muncul dalam Islam ketika keluarnya Zaid bin Ali bin Husain pada permulaan tahun 100 yang kedua hijriyyah di zaman khilafah Hisyam bin ‘Abdil Malik, yang kemudian dia diikuti oleh Syi’ah. Kemudian di tanya sikapnya terhadap Abu Bakr dan Umar, maka Zaid bin ‘Ali memberikan loyalitas serta memberikan rohmat terhadap keduanya, maka kaum tersebut berpaling darinya. Maka Zaid katakan: “Berpalinglah kalian dariku, Berpalinglah kalian dariku.” maka dengan itu mereka dinamakan dengan Rofidhoh. Maka Rofidhoh loyal kepada saudaranya (Zaid bin ‘Ali) Abu Ja’far Muhammad bin ‘Ali, dan Zaidiyyah loyal kepada Zaid yang dengannya mereka menisbahkan kepadanya, maka semenjak itu, Syi’ah terbagi menjadi Zaidiyyah dan Rofidhoh Imamiyyah.” [lihat “Majmu’ Fatawa” (13/35-36)]

[ 5 ] Syi’ah Rofidhoh adalah kelompok pertama kali yang membuat hadits tentang keutamaan beribadah di kuburan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata:
«أَوَّلُ مَنْ وَضَعَ هَذِهِ الأَحَادِيْثَ فِي السَّفَرِ لِزِيَارَةِ المَشَاهِدِ الَّتِي عَلَى القُبُورِ : أَهْلُ البِدَعِ مِنَ الرَّافِضَةِ وَنَحْوِهِمْ»
“Awal pertama kali yang meletakkan hadits-hadits ini pada perkara safar untuk ziarah tempat-tempat yang dibangun diatasnya kuburan adalah Ahlul Bid’ah dari Rofidhoh dan yang semisal mereka.” [lihat “Majmu’ Fatawa” (27/191)]

[ 6 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa seluruh kaum muslimin murtad.
 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata:
اعْتِقَادُهُمْ : أَنَّ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَأَهْلَ بَدْرٍ وَبْيعَةَ الرِّضْوَان وَجُمْهُورَ المُهَاجِرِيْنَ وَالأَنْصَارَ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَأَئِمَّةِ الإِسْلاَمِ وَعُلَمَاءَهُمْ أَهْل المَذَاهِبِ الأَرْبَعَة وَغَيْرَهُمْ ، وَمَشَايِخَ الإِسْلاَمِ وَعُبَّادَهُمْ ، وَمُلُوكَ المُسْلِمِيْنِ وَأَجْنَادَهُمْ ، وَعَوَّامَ المُسْلِمِينَ وَأَفْرَادَهُمْ ، كُلٌّ هَؤُلاَءِ عِنْدَهُمْ كُفَّارٌ مُرْتَدُّونَ ، أَكْفَرُ مِنَ اليَهُودِ وَالنَّصَارَى ، لِأَنَّهُمْ مُرْتَدُّوْنَ عِنْدَهُمْ ، وَالمُرْتَدُّ شَرٌّ مِنَ الكَافِرِ الأَصْلِي ، وَلِهَذَا السَّبَب يُقَدِّمُونَ الفَرَنْج وَالتَّتَار عَلَى أَهْلِ القُرْآن وَالإِيْمَانِ»
“Keyakinan mereka adalah bahwa Abu Bakr, Umar, Utsman, Ahlu Badr, Bai’ah Ridhwan, Jumhur Muhajirin wal Anshor serta yang mengikuti mereka dengan baik, Imam-Imam Muslimin, Ulama mereka dari Ahlu Madzhab yang empat dan selain mereka, Masyaikh Islam serta ahlul Ibadahnya, Raja-raja muslimin serta bala tentaranya, Awwam muslimin dan individunya, semuanya mereka adalah disisi Syi’ah Rofidhoh adalah orang-orang kafir murtad, lebih kafir dari Yahudi dan Nashoro, karena mereka murtad disisi mereka (Syi’ah Rofidhoh) dan murtad lebih jelek dari kafir yang asli. Dan karena sebab ini; mereka mengedepankan Faronj dan Tatar untuk memerangi Ahlul Qur’an dan Iman.” [lihat “Majmu’ Fatawa” (28/400)]

[ 7 ] Syi’ah Rofidhoh mengkafirkan siapa saja yang memberikan tarodhi (mendoakan ridho) kepada keduanya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata:
فَيُكَفِّرُونَ كُلَّ مَنْ اعْتَقَدَ فِي أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَالمُهَاجِرِيْنَ وَالأَنْصَارِ العَدَالَةَ ، أَوْ تَرْضَى عَنْهُمْ كَمَا رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ ، أَوْ يَسْتَغْفِرُ لَهُمْ كَمَا أَمَرَ اللهُ بِالاِسْتِغْفَارِ لَهُمْ»
“Maka mereka mengkafirkan setiap siapa saja yang meyakini ‘adalah pada Abu Bakr, Umar, para Muhajirin dan Anshor, atau memberikan doa ridho kepada mereka sebagaimana Alloh ridho kepada mereka, atau memberikan istighfar kepada mereka sebagaimana Alloh memerintahkan untuk memintakan ampun untuk mereka.” [lihat “Majmu’ Fatawa” (28/477)]

[ 8 ] Syi’ah Rofidhoh tidak taat kepada waliyul amr muslim yang adil maupun fasiq.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata:
لاَ يَرَوْنَ لِأَحَدٍ مِنْ وُلاَةِ أُمُورِ المُسْلِمِينَ طَاعَةً ، سَوَاءٌ كَانَ عَدْلاً أَوْ فَاسِقاً ».
“Mereka tidaklah memandang adanya ketaatan untuk seorangpun dari para waliyul amr muslimin, walaupun seorang Adil maupun yang Fasiq.” [lihat “Majmu’ Fatawa” (28/488)]

[ 9 ] Pokok Aqidah Syi’ah Rofidhoh adalah mengkafirkan, melaknat dan mencela para shohabat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata:
«أَعْظَمُ أُصُولِهِمْ عِنْدَهُمْ : التَّكْفِيْرُ وَاللَّعْنُ وَالسَّبُّ لِخِيَارِ وُلاَةِ الأُمورِ كَالخُلَفَاءِ الرَاشِدِيْنِ وَالعُلَمَاءِ المُسْلِمِينَ وَمَشَايِخِهِمْ ، لِاعْتِقَادِهِمْ أَنَّ كُلًّ مَنْ لَمْ يُؤمِنْ بِالإِمَامِ المَعْصُومِ الَّذِي لاَ وُجُودَ لَهُ فَمَا آمَنَ بِاللهِ وَرَسُولِهِ.
“Pokok utama agama mereka adalah takfir (mengkafirkan), melaknat, mencela seutama-utama pemimpin seperti Khulafaur Rosyidun, dan Ulama Muslimin, masyaikh mereka, karena aqidah mereka adalah setiap orang yang tidak beriman dengan Imam Ma’shum yang tidak ada wujudnya, maka mereka tidaklah beriman kepada Alloh dan RosulNya.” [lihat “Majmu’ Fatawa” (28/488)]
Diantara celaan mereka adalah menjuluki Abu Bakr dan ‘Umar dengan (Jibt dan Thogut), atau dengan Shonamay Qurasiy (Berhala Quraisy), atau Fir’aun dan Hamaan, atau (Al-‘Ijl dan Samiriy), atau Zuroiq dan Habtar .
Mencela ‘Umar dengan Khobits [dari “Shirotul Mustaqim ilaa Mustahiqqiy Taqdim” (3/28) oleh Zainuddin An-Nabaathi], menjuluki ‘Umar dengan Roma’ (kebalikan huruf dari ‘Umar. [dari “Bihaarul Anwar” (27/56)]
Mencela ‘Utsman dengan Mukhonnats (Banci). [dari “Shirotul Mustaqim ilaa Mustahiqqiy Taqdim” (3/30)]
Mereka mencela ‘Aisyah dengan Ummu Syurur (Ibu segala kejelekan).
Menuduh ‘Aisyah dan Hafshoh yang member racun kepada Rosululloh -shollallohu alaihi wa sallam-. [dari “Tafsir Ayyasyi” (1/200)]
Dan ini semua mereka yakini dalam melaknat para shohabat terdapat padanya pahala yang besar. Berkata Syaikh Daulah Shofawiyah dizamannya Al-Majlisiy:
«الأَخْبَارُ الدَّالَّةُ عَلَى كُفْرِ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَأَضْرَابِهِمَا، وَثَوَاب لَعْنِهِمْ، وَالبَرَاءَةُ مِنْهُمْ، وَمَا يَتَضَمَّنَ بِدَعَهُمْ»
“Khobar-khobar ini menunjukkan tentang kufurnya Abu Bakr dan ‘Umar dan yang semisalnya, serta pahala bagi siapa yang melaknatnya, serta berlepas diri dari mereka dan apa yang tercakupo dari bid’ah mereka.” [ dari “Biharul Anwar” (30/299)]
Imam Malik bin Anas -rohimahulloh- berkata tentang orang-orang yang mencela para shohabat -rodhiyaAllohu ‘anhum-:
«إِنَّمَا هَؤُلاَءِ أَقْوَامٌ أَرَادُوا القَدْحَ فِي النَّبِيِّ -عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ- فَلَمْ يُمَكِّنُهُمْ ذَلِكَ فَقَدَحُوا فِي أَصْحَابِهِ حَتَّى يُقَالُ: رَجُلٌ سُوْءٌ وَ لَوْ كَانَ رَجُلًا صَالِحًا لَكَانَ أَصْحَابُهُ صَالِحِيْنَ»
“Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jelek, menginginkan mencela Nabi akan mereka tidak bias melakukannya,, maka mereka pun mencela para shohabatnya, sampai nantinya dikatakan: “Orang yang jelek, kalau dia orang yang sholih maka niscayapara shohabatny adalah orang yang sholih.” [lihat “Ash-Shorim Maslul” (1/581) oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah]

[ 10 ] Syi’ah Rofidhoh melecehkan para Shohabat.
Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrohim Alu Syaikh -rohimahulloh- berkata:
وَهَؤُلاَءِ الرَّوَافِض قَدِ ارْتَكَبُوا بِهَذَا الصَّنِيْع عِدَّةُ جَرَائِمِ شَنِيْعَةٍ :
مِنْهَا الإِسْتِهْزَاءُ بِأَفَاضِلِ الصَّحَابَةِ رِضْوَانُ اللهُ عَلَيْهِمْ وَسَبُّهُمْ وَلَعْنُهُمْ. وَمِنْهَا التَّصْوِيْرُ، وَالتَّصْوِيْرُ مِنْ كَبَائِرِ الذُّنُوبِ المَلْعُونُ فَاعِلُهَا مَعَ أَنَّهُمْ لَمْ يُصَوِّرُوْهُ عَلَى خِلْقَتِهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ بَلْ صَوَّرُوهُ صُوْرَةً بَهِيْمَةً وَجَعَلُوا لَهُ ذَيْلاً لِتَمَامِ السُّخْرِيَّة ِوَالإِسْتِهْزَاءِ قَبَّحَهُمُ اللهُ وَمَا أَعَظَمَهَا وَأَقْبَحَهَا وَأَفْضَعَهَا وَأَفْحَشَهَا
“Mereka para orang-orang Rofidhoh telah melakukan beberapa kejahatan yang sangat jelek. Di antaranya: Mengolok-ngolok dengan para shohabat yang mulia -semoga Alloh meridhoi mereka- dengan mencela, melaknat mereka; yaitu dengan menggambar, dalam keadaan perkara menggambar makhluq bernyawa adalah termasuk dosa yang besar, yang telah dilaknat pelakunya. Dan bersamaan dengan itu mereka tidaklah menggambar sesuai bentuknya -rodhiyaAllohu anhu-, bahkan mereka menggambarnya dengan bentuk seekor binatang yang ada ekornya agar semakin sempurna penghinaan dan pelecehan mereka -semoga Alloh jelekkan mereka- sungguh besar, jelek, kejinya apa yang mereka perbuat.” [lihat “Al-Fatawa Ibnu Ibrohim.” (13/248)]

[ 11 ] Syi’ah Rofidhoh adalah asal semua kejelekan.
Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrohim Alu Syaikh -rohimahulloh- berkata:
«الرَّوَافِضُ هُمْ أَئِمَّةُ كُلِّ شَرٍّ وَخُرَافَةٍ فَهُمْ أَوَّلُ مَنْ بَنَى المسَاجِدَ عَلَى القُبُورِ»
“Orang-orang Rofidhoh mereka adalah pemimpin pada setiap kejelekan dan khurofat, dan merekalah orang yang pertama kali membangun masjid di atas kubur.” [lihat “Al-Fatawa Ibnu Ibrohim.” (13/256)]

[ 12 ] Syi’ah Rofidhoh menolak kebenaran ketika datang.
Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrohim Alu Syaikh -rohimahulloh- berkata:
 « هُمْ فَإِنَّهُمْ أَكْذَبُ النَّاسِ فَهُمْ أَعْظَمُ النَّاسِ فِرْيَةً عَلَى رَسُولِهِ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَعَلَى أَهْلِ البَيْتِ كَمَا أَنَّهُمْ أَعْظَمُ النَّاسِ تَكْذِيْباً بِالصِّدْقِ فَيَكُونُ هَذَا الوَعِيْدُ مُنْطَبِقًا عَلَيْهِمْ ( وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالصَّدْقِ إِذْ جَاءَهُ )
“Dan mereka adalah orang paling pendusta dan paling benyak berdusta kepada RosulNya -shollallohu alaihi wa sallam- dan kepada Ahlul bait, sebagaimana mereka adalah orang yang paling banyak mendustakan kebenaran, yang dengan ini mereka masuk pada ancaman; (Orang manakah yang lebih dzolim daripada orang yang berdusta atas Alloh atau mendustakan kebenran ketika datang) [QS. Al-‘Ankabut:86]
[lihat “Al-Fatawa Ibnu Ibrohim.” (13/256)]

[ 13 ] Syi’ah Rofidhoh paling banyak berdusta kepada Ja’far Ash-Shodiq
Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrohim Alu Syaikh -rohimahulloh- berkata:
« وَالرَّوَافِضُ مِنْ أَعْظَمِ النَّاسِ كَذِباً، لاَ سِيَمَا عَلى جَعْفَرِ الصَّادِقِ فَالجَهَلَةُ الرَّوَافِضُ يَأْخُذُونَ تِلْكَ الأَشْيَاءَ الَّتِي تَرْوِي عَنْ جَعْفَرِ وَلَيْسَتْ صَحِيْحَة مَعَ أَشْيَاءِ يَكْذِبُونَهَا»
“Orang-orang Rofidhoh mereka adalah orang yang besar kedustaannya, terutama kepada Ja’far Ash-Shodiq. Maka orang-orang bodoh Rofidhoh mengambil perkara yang diriwayatkan dari Ja’far; yang itu tidaklah shohih dengan ditambahi hal-hal yang penuh dengan kedustaan kepada Ja’far Ash-Shodiq.” [lihat “Al-Fatawa Ibnu Ibrohim.” (13/256)]

[ 14 ] Solusi untuk Syi’ah Rofidhoh adalah dengan diperangi.
Imam Asy-Syaukani -rohimahulloh- berkata:
«فَإِنَّ هَؤُلاَءِ لاَ يُؤَثِّرُ فِيْهِمْ إِلَّا السَّيْف ، وَهُوَ الحُكْمُ العَدْلُ لِمَنْ عَانَدَ الشَّرِيْعَةَ المُطَهَّرَةَ وَجَعَلَ المُخَالَفَة لَهَا
“Sesungguhnya tidaklah ada pengaruh bagi mereka kecuali dengan pedang, dan itu adalah hukum adil bagi siapa saja yang menentang Syari’at yang suci ini, dan yang menyelisihinya.” [lihat “Fathul Qodir” , tafsir Al-An’am (108)]

[ 15 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan Al-Qur’an yang dikumpulkan Utsman bin Affan telah berubah.
«فَإِنَّ الشِّيْعَةَ الإِمَامِيَةَ الإِثنَي عَشْرِيَّة قَدْ نَقَلُوا فِي كُتُبِهِمْ عَنْ أَئِمَّتِهِمْ أَنَّ القُرآنَ الَّذِي جَمَعَهُ عُثْمَانُ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ طَرِيقِ حُفَّاظِ القُرْآنِ مِنْ الصَّحَابَةِ مُحَرَّفًا بِالزِّيَادَةِ فِيْهِ وَالنَّقْصُ مِنْهُ وَتَبْدِيْلُ بَعْضِ كَلِمَاتِهِ وَجُمَلِهِ ، وَبِحَذْفِ بَعْضِ آيَاتٍ وَسُوَرٍ مِنْهُ يُعْرَفُ ذَلِكَ مَنْ قَرَأَ كِتَابَ [فَصْلُ الخِطَابِ فِي تَحْرِيْفِ كِتَابِ رَبَّ الأَرْبَابِ الَّذِي أَلَّفَهُ حُسَيْنُ بْنِ مُحَمَّدٍ تَقِيِّ النَّوْرِي الطَّبْرَسِي فِي تَحْرِيْفِ القُرْآنِ وَأَمْثَالِهِ مِمَّا أَلَّفَ انتِصَارًا لِلرَّافِضَةِ وَدَعمًا لِمَذْهَبِهِمْ»
“Syi’ah Rofidhoh Imamiyah Itsnaa Asyariyyah telah menukilkan pada kitab-kitab mereka dari Imam-Imam mereka bahwa Al-Qur’an yang dikumpulkan Utsman bin Affan -rodhiyaAllohu anhu- dari para Huffadz Al-Qur’an dari para shohabat telah dirubah dengan menambah dan menguranginya dan diganti sebagian kalimat dan jumlahnya, dan dihapus sebagian ayat dan surat, yang hal itu diketahui bagi siapa yang membaca kitab “Fashlul Khithob fie Tahriif Kitab Robbil Arbab” yang dikarang oleh Husain bin Muhammad An-Nauri Ath-Thobrisi dalam permasalahan merubah Al-Qur’an dan yang semisalnya yang dikarang untuk menolong Rofidhoh dan menyokong untuk madzhab mereka.” [ lihat “Fatwa Lajnah Daimah” (2/380)]

[ 16 ] Syi’ah Rofidhoh mengharomkan mengusap khuf.
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin -rohimahulloh- berkata:
وَالرَّافِضَةُ يُخَالِفُونَ الحَقَّ فِيْمَا يَتَعَلَّقُ بِطَهاَرَةِ الرِّجْلِ مِنْ وُجُوهِ ثَلاَثَةٍ :
الأَوَّلُ : أَنَّهُمْ لاَ يَغْسِلُونَ الرِّجْلَ بَلْ يَمْسَحُونَهَا مَسْحًا .
الثَّانِي : أَنَّهُمْ يُصَلُّونَ بِالتَّطْهِيْرِ إِلَى هَذَا النَاتِئِ فِي ظَهْرِ القَدَمِ فَقَطْ .
الثَّالِثُ : لاَ يَمْسَحُونَ عَلَى الخُفَّيْنِ وَيَرَونَ أَنَّهُ مُحَرَّمٌ مَعَ العِلْمِ أَنَّ مِمَّنْ رَوَى المَسْحُ عَلَى الخُفَّيْنِ عَلِى بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَهُوَ عِنْدَهُمْ إِمَامُ الأَئِمَّةِ .
“Rofidhoh telah menyelisihi kebenaran yang berkaitan dengan perkara thoharoh dari tiga sisi;
Pertama: Mereka tidak membasuh kaki, bahkan mereka mengusapnya.
Kedua: mereka sholat dengan berthoharoh sampai pada hal yang menonjol di depan kaki saja.
Ketiga: Mereka tidaklah mengusap kedua khufnya dan berpendapat bahwa hal itu harom, padahal sebagaimana diketahui telah diriwayatkan dari Ali bin Abi Tholib tentang mengusap kedua khuff, dan beliau adalah Imam dari Imam-Imam disisi mereka.” [ lihat “Asy-Syarhul Mumti’” (1/153)]  

[ 17 ] Syi’ah Rofidhoh adalah kelompok yang banyak berbuat syirik.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata:
«وَلِهَذَا كُلُّ مَنْ كَانَ عَنِ التَّوحِيْدِ وَالسُّنَّةِ أَبْعَدُ كَانَ إِلَى الشِّرْكِ وَالاِبْتِدَاعِ وَالاِفْتِرَاءِ أَقْرَبُ كَالرَّافِضَةِ الَّذِيْنَ هُمْ أَكْذَبُ طَوَائِفِ أَهْلِ الأَهْوَاءِ وَأَعْظَمُهُمْ شِرْكًا فَلاَ يُوْجَدُ فِي أَهْلِ الأَهْوَاءِ أَكْذَبُ مِنْهُمْ وَلاَ أَبْعَدُ عَنِ التَّوحِيْدِ مِنْهُمْ»
“Oleh karena itu, setiap siapa pun yang dari Tauhid dan Sunnah jauh, maka kepada syirik, bid’ah dan kebohongan mereka lebih dekat. Seperti Rofidhoh yang mereka adalah kelompok yang paling pendusta dan paling besar syiriknya, dan tidaklah didapati pada Ahlul Ahwa yang lebih pendusta dari mereka dan paling jauh dari tauhid daripada mereka.” [lihat “Iqtidho Shirotol Mustaqim” (1/22)]

[ 18 ] Syi’ah Rofidhoh punya andil besar dalam kehancuran Baghdad dan sirnanya Khilafah Islamiyyah.
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin -rohimahulloh- berkata:
«وَمَنْ قَرَأَ التَّارِيْخَ عَلِمَ أَنَّ لِلرَّافِضَةِ يَداً فِي سُقُوطِ بَغْدَادَ وَانْتِهَاء الخِلاَفَةِ الإِسْلاَمِيَّةِ فِيْهَا، حَيْثُ سَهَّلُوا لِلتَّتَار دُخُوْلهَا وَقَتَلَ التَّتَارُ مِنَ العَامَّةِ وَالعُلَمَاءِ أُمَمًا كَثِيْرَة فَقَدْ ذَكَرَ شَيْخُ الإِسْلاَمِ ابْنِ تَيْمِيَّةِ فِي كِتَابِ [مِنْهَاجُ السُّنَّةِ] أَنَّهُمْ هُمُ الَّذِيْنَ سَعَوا فِي مَجِيءِ التَتَار إِلَى بَغْدَادَ دَار الخِلاَفَةِ حَتَّى قَتَلَ الكُفَّارُ - يَعْنِي التَتَار - مِنَ المُسْلِمِيْنَ مَا لاَ يُحْصِيْهِ إِلاَّ اللهُ تَعَالَى مِنْ بَنِي هَاشِمٍ وَغَيْرِهِمْ وَقَتَلُوا الخَلِيْفَةَ العَبَّاسِي وَسَبُّوا النِّسَاءَ الهَاشِمِيَّاتِ وَصِبْيَانَ الهَاشِمِيِّيْنَ» .
“Dan barangsiapa yang membaca sejarah, akan mengetahui bahwa Rofidhoh mempunyai andil pada jatuhnya Baghdad dan sirnanya Khilafah Islamiyyah, yaitu ketika memudahkan Tatar untuk masuk padanya, yang Tatar membunuh dari orang awwam dan Ulama sangat banyak. Telah disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitab “Minhajus Sunnah” bahwa merekalah yang berusaha dalam mendatangkan Tatar ke Baghdad Dar Khilafah sampai orang-orang kafir -yaitu Tatar- membunuh kaum muslimin dengan jumlah yang tidaklah diketahui jumlahnya kecuali oleh Alloh, yang terdapat padanya dari Bani Hasyim dan selainnya, mereka juga membunuh Kholifah Abbasiy, menawan para wanita Hasyimiyah dan anak-anak Hasyimiyyin.” [lihat “Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin” (3/52)]

[ 19 ] Syi’ah Rofidhoh mempunyai aqidah “Taqiyyah”
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin -rohimahulloh- berkata:
«وَمِنْ عَقِيْدَةِ الرَّافِضَةِ : " التَّقِيَّةُ " وَهِيَ أَنْ يَظْهَرَ خِلاَفَ مَا يُبْطِنُ وَلاَ شَكَّ أَنَّ هَذَا نَوْعٌ مِنَ النَّفَاقِ يَغْتَرُّ بِهِ مَنْ يَغْتَرُّ مِنَ النَّاسِ .وَالمُنَافِقُونَ أَضَرُّ عَلَى الإِسْلاَمِ مِنْ ذَوِي الكُفْرِ الصَّرِيْحِ، وَلِهَذَا أَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى فِيْهِمْ سُوْرَةً كَامِلَةً. كَانَ مِن هَدْيِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْرَأَ بِهَا فِي صَلاَةِ الجُمُعَةِ لِإِعْلاَنِ أَحْوَالِ المُنَافِقِيْنَ وَالتَّحْذِيْرُ مِنْهُمْ فِي أَكْبَرِ جُمَعٍ أُسْبُوعِي وَأَكْثَرُهُ وَقَالَ فِيْهَا عَنِ المُنَافِقِيْنَ (هُمُ العَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ)»
“Termasuk dari aqidah Rofidhoh adalah “Taqiyyah” yaitu menampakkan khilaf apa yang di bathinnya, dan tidak diragukan bahwa ini adalah bentuk dari nifaq, yang ini menipu manusia. Dan kaum munafiq lebih besar mudhorotnya bagi Islam daripada orang kafir yang jelas, oleh karena itulah Alloh sebutkan mereka lengkap dalam satu surat, serta termasuk dari petunjuk Nabi -shollallohu alaihi wa sallam- adalah membaca surat tersebut pada sholat jum’ah agar mengetahui keadaan orang-orang munafiq dan tahdzir terhadap mereka pada setiap pekan dalam perkumpulan yang besar. Alloh katakan tentang perihal kaum munafiq;
(هُمُ العَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ)
“Mereka adalah musuh, maka tahdzirlah mereka.” [lihat “Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin” (3/52)]
Dan taqiyyah menurut mereka adalah sebagaimana apa yang dikatakan tokoh mereka; Al-Mufid dalam “Syarh Aqooid Shoduq” (hal.261):
« كِتْماَنُ الحَقِّ، وَسِتْرُ الإِعْتِقَادِ فِيْهِ، وَكِتْمَانُ المُخَالِفِيْنَ، وَتَرْكُ مُظَاهَرَتْهُمْ بِمَا يَعْقُبُ ضَرَرًا فِي الدِّينِ وَالدُّنْيَا»
“Menyembunyikan kebenaran, dan menyembunykan aqidah, menyembunyikan dari para penentang dan tidak menampakkannya kalau terdapat padanya madhorot pada agama dan dunia.”

[ 20 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini Imam-Imam mereka ma’shum.
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin -rohimahulloh- berkata:
«هَؤُلاَءِ الرَّوَافِضُ -وَالعِيَاذُ بِاللهِ- لَهُمْ أُصُولٌ مَعْرُوفَةٌ عِنْدهُمْ، وَمِنْ أَقْبَحِ أُصُولِهِمْ: الإِمَامَةُ الَّتِي تَتَضَمَّنَ عِصْمَةُ الإِمَامِ، وَأَنَّهُ لاَ يَقُولُ خَطَأً، وَأَنَّ مَقَامَ الإِمَامَةَ أَرْفَعُ مِنْ مَقَامِ النُّبُوَّةِ؛ لِأَنَّ الإِمَامَ يَتَلَقَّى عَنِ اللهِ مُبَاشَرَةً، وَالنَّبِيُّ بِوَاسِطَةِ الرَّسُولِ، وَهُوَ جِبْرِيل، وَلاَ يُخْطِئُ الإِمَامُ عِنْدَهُمْ أَبَدًا، بَلْ غُلاَتُهُمْ يَدَّعُونَ أَنَّ الإِمَامَ يِخْلُقُ؛ يَقُولُ لِلشَّيْءِ: كُنْ فَيَكُونُ.»
“Mereka orang-orang Rofidhoh -wal ‘iyaadzubillah- mempunyai pokok-pokok yang ma’ruf disisi mereka; di antara pokok mereka yang rusak adalah Keimaman yang mencakup padanya kema’shuman Imam, dan mereka tidaklah mengatakan kesalahan. Dan kedudukan Imam-Imam lebih tinggi daripada kedudukan Nabi, karena Imam-Imam bertemu dengan Alloh langsung, adapun Nabi dengan perantara utusan, yaitu Jibril. Dan Imam tidak pernah salah disisi mereka selama-lamanya. Bahkan orang-orang yang ghuluw diantara mereka mengatakan bahwa Imam mereka menciptakan ciptaan, yang apabila mengatakan jadilah, maka jadilah.” [lihat “Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin” (8/447)]

[ 21 ] Syi’ah Rofidhoh menganggap bahwa para shobahat adalah sejelek-jelek makhluq.
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin -rohimahulloh- berkata:
«وَخَيْرُنَا الصَّحَابَةُ، وَلِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُ الخَلْقِ، فَأَصْحَابُهُ خَيْرُ الأَصْحَابِ بِلاَ شَكٍّ.هَذَا عِنْدَ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالجَمَاعَةِ، أَمَّا عِنْدَ الرَّافِضَةِ، فَهُمْ شَرُّ الخَلْقِ، إِلَّا مَن اسْتَثْنَوا مِنْهُمْ»
“Yang paling terbaik adalah para shohabat, karena Nabi -shollallohu alaihi wa sallam- adalah sebaik-baik makhluq, maka para shohabatnya adalah sebaik-baik pengikut tanpa ada keraguan padanya, ini menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, adapun menurut orang-orang Rofidhoh, mereka adalah sejelek-jelek makhluq kecuali segelintir saja yang mereka kecualikan.” [lihat “Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin” (8/624)]

[ 22 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan bahwa Abu Tholib adalah Islam.
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin -rohimahulloh- berkata:
«وَفِي الحَدِيْثِ رَدٌّ عَلَى مَنْ قَالَ بِإِسْلاَمِ أَبِي طَالِبٍ أَوْ نُبُوَّته كَمَا تَزْعَمُهُ الرَّافِضَةُ قبحهم الله؛ لأن آخر ما قال: هو على ملة عبد المطلب، وأبى أن يقول: لا إله إلا الله..»
“Dalam hadits tersebut terdapat bantahan bagi orang yang mengatakan tentang keislaman Abu Tholib atau kenabiannya sebagaimana anggapan orang-orang Rofidhoh -semoga Alloh menjelekkan mereka-, karena akhir perkataan yang ia ucapkan adalah: “Ia tetap pada agama Abdul Muthollib, serta enggan untuk mengucapkan: Laa ilaaha illa Alloh.” [lihat “Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin” (9/350)]

[ 23 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan bahwa ‘Ali lebih afdhol dari Abu Bakr.
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin -rohimahulloh- berkata:
قَولُهُ : « وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيْلاً ؛ لَاتَّخَذْتُّ أَبَا بَكْرٍ خَلِيْلاً » .
وَهَذَا نَصٌّ صَرِيْحٌ عَلَى أَنَّ أَبَا بَكْرٍ أَفْضَلُ مِنْ عَلِيٍّ ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، وَفِي هَذَا رَدٌّ عَلَى الرَّافِضَةِ الَّذِيْنَ يَزْعُمُونَ أَنَّ عَلِيًّا أَفْضَلُ مِنْ أَبِي بَكْرٍ ».
“Sabda Nabi -sholllallohu alaihi wa sallam- : “Kalau aku menjadikan dari ummatku seorang kekasih, maka aku akan menjadikan Abu Bakr menjadi Kholil.”
Ini adalah nash yang jelas yang menunjukkan bahwa Abu Bakr lebih Afdhol dari Ali -rodhiyaAllohu anhuma-, dan pada ini juga adalah bantahan bagi orang-orang Rofidhoh yang mereka beranggapan bahwa Ali lebih afdhol dari Abu Bakr.” [lihat “Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin” (9/396)]

[ 24 ] Syi’ah Rofidhoh bukanlah termasuk dari kaum muslimin.
Imam Ibnu Hazm -rohimahulloh berkata:
« إِنَّ الرَوَافِضَ لَيْسُوا مِنَ المُسْلِمِينَ . . . وَهِيَ طَائِفَةٌ تَجْرِي مَجْرَى اليَهُودِ وَالنَّصَارَى فِي الكَذِبِ وَالكُفْرِ »
“Sesungguhnya orang-orang Rofidhoh mereka bukanlah termasuk dari kaum muslimin… mereka adalah suatu kelompok yang berjalan sama dengan metodenya Yahud dan Nashoro dalam dusta dan kekufuran.” [ lihat “Al-Fashl” (2/78)]

[ 25 ] Syi’ah Rofidhoh mendustakan ayat dari Al-Qur’an.
Imam Ibnu Hazm -rohimahulloh berkata:
عَنِ الجَاحِظِ قَالَ : أَخْبَرَنِي أَبُو إِسْحَاقَ إِبْرَاهِيْمُ النَّظَامُ وَبِشْرٌ بْنِ خَالِدٍ أَنَّهُمَا قَالاَ لِمُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ الرَّافِضِي المَعْرُوفُ "بِشَيْطَانِ الطَّاق" : وَيْحَكَ ، أَمَّا اسْتَحْيَيْتَ مِنَ اللهِ أَنْ تَقُولَ فِي كِتَابِكَ فِي الإِمَامَةِ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَمْ يَقُلْ قَطّ فِي القُرْآنِ ( ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ) ؟ قَالاَ : فَضَحِكَ وَاللهِ شَيْطَانُ الطَّاق ضَحْكًا طَوِيْلاً حَتَّى كَأَنَّا نَحْنُ الَّذِينَ أَذْنَبْنَا . وَشَيْطَانُ الطَّاق هَذَا أَكْبرُ دُعَاةِ الشِّيْعَةِ فِي زَمَنِ الإِمَامَيْنِ زَيْد وَابْن أَخِيْهِ جَعْفَرُ الصَّادِقُ
Dari Jahidz berkata: telah mengkabarkan kepadaku Abu Ishaq Ibrohim An-Nidzom dan Bisyr bin Kholid bahwasanya keduanya berkata kepada Muhammad bin Ja’far Ar-Rofidhi yang ma’ruf dengan julukan “Syaithon Thooq”: “Celaka kamu!, apakah engkau tidak malu kepada Alloh ketika engkau mengucapkan dalam kitabmu (Imamah): Sesungguhnya Alloh tidaklah berfirman sama sekali dalam Al-Qur’an
 ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا )
“Sedang dia adalah salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata: “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Alloh bersama kami.” [QS. At-Taubah:40]
Keduanya berkata: “Kemudian dia hanya tertawa, demi Alloh, Syaithon Thoq ini tertawa dengan sangat lama sampai seakan-akan kamilah yang salah. Dan Syaithon Thoq ini adalah termasuk tokoh besar Syi’ah pada zaman dua Imam; Zaid dan anak saudaranya; Ja’far Ash-Shodiq.” [lihat “Al-Fashl”(4/81)]

[ 26 ] Syi’ah Rofidhoh wajib di berantas.
Al-Hafidz Ibnu ‘Asakir -rohimahulloh- berkata:
«أَنَّ الحَسَنَ المُثَنَّى بْنِ الحَسَن السِّبْطِ بْنِ عَلِيٍّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ لِرَجُلٍ مِنَ الرَّافِضَةِ . ((وَاللهِ، لَئِنْ أَمْكَنَنَا اللهُ مِنْكُمْ لَنُقَطِّعَنَّ أَْيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ ، ثُمَّ لاَ نَقْبَلُ مِنْكُمْ تَوْبَةً)) . فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ : لِمَ لاَ تَقْبَلُ مِنْهُمْ تَوْبَةً؟ قَالَ : نَحنُ أَعْلَمُ بِهَؤُلاَءِ مِنْكُمْ . إِنَّ هَؤُلاَءَ إِنْ شَاءُوا صَدَّقُوكُمْ ، وَإِنْ شَاءُوا كَذَّبُوكُمْ وَزَعَمُوا أَنَّ ذَلِكَ يَسْتَقِيْمُ لَهُمْ فِي (التَّقِيَّةُ) . وَيْلَكَ! إِنَّ التَّقِيَّةَ هِيَ بَابٌ رُخْصَةٌ لِلْمُسْلِمِ ، إِذَا اضْطَرَّ إِلَيْهَا وَخَافَ مِنْ ذِيِ سُلْطَانٍ أَعْطَاهُ غَيْرِ مَا فِي نَفْسِهِ يَدْرَأُ عَنْ ذِمَّةِ اللهِ ، وَلَيْسَتْ بَابُ فَضْلٍ ، إِنَّمَا الفَضْلُ فِي القِيَامِ بِأَمْرِ اللهِ وَقَولِ الحَقِّ . وَايْمُ اللهِ، مَا بَلَغَ مِنَ التَّقِيَّةِ أَنْ يَجْعلَ بِهَا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ أَنْ يَضِلَّ عِبَادُ اللهِ« ....
“Bahwa Al-Hasan Al-Mutsanna bin Hasan Cucu Rosululloh bin ‘Ali bin Abi Tholib berkata kepada seorang Rofidhoh; “Demi Alloh, kalau Alloh mapankan kami atas kalian, maka sungguh kami akan potong tangan-tangan dan kaki-kaki kalian, kemudian kami tidak menerima taubat kalian.” Maka seorang Rofidhoh tadi balik bertanya: “Kenapa tidak diterima taubat dari mereka?” Hasan Mutsanna berkata: Kami lebih mengetahui tentang keadaan mereka daripada kalian, karena sesungguhnya mereka menghendaki, akan membenarkan kalian, dan kalau mereka kehendaki, mereka akan dustakan kalian, yang ini adalah anggapan mereka (Taqiyyah) yang dengannya akan baik urusan bagi mereka. Maka celakalah kamu! Sesungguhnya Taqiyyah itu adalah rukhsoh bagi seorang muslim, apabila diperlukan padanya ketika seorang takut kepada penguasa, memberikan padanya apa yang bukan pada di dirinya agar menolak dari tanggungan disisi Alloh. Dan itu bukanlah hal yang utama, sesungguhnya yang utama adalah menegakkan apa yang diperintahkan Alloh serta menyuarakan kebenaran. Demi Alloh, tidaklah Taqiyyah tersebut terdapat pada seorang seorang hamba kecuali menjadikan sesat hamba-hamba Alloh..” [lihat (6/165)]

[ 27 ] Syi’ah Rofidhoh bersumpah dengan ‘Ali.
Al-Hafidz Adz-Dzahabi -rohimahulloh- berkata:
«وَكَذَلِكَ مَا فِي أَفْوَاهِ النَّاسِ مِنَ اليَمِيْنِ بِعَلِيٍّ يَقُولُ أَحَدُهُمْ خُذْ بِعَلٍّي اعْطِنِى بِعَلِيٍّ وَنَحوُ ذَلِكَ، كُلُّ ذَلِكَ لَا أَصْلَ لَهُ بَلْ ذَلِكَ مِن نَزَعَاتِ الرَّوَافِضِ وَمَقَالاَتِهِمْ وَلاَ يَصِحُّ مِنْ شَىءٍ مِنَ الوُجُوهِ. وَهُوَ مِنْ وَضْعِ الرَّافِضَةِ وَيُخْشَى عَلَى مَنْ اعْتَادَ ذَلِكَ سُلِبَ الاِيْمَانُ عِنْدَ المَوتِ وَمَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللهِ فَقَدْ أَشْرَكَ».
“Begitu juga dengan apa yang sering diucapkan manusia dari bersumpah dengan nama ‘Ali, salah seorang mereka mengatakan: “ambillah sumpah dengan ‘Ali, berikanlah padaku dengan nama ‘Ali.” Atau yang semisalnya, ini semuanya adalah tidak ada asalnya, bahkan ini adalah dari pemikiran-pemikiran orang-orang Rofidhoh serta ucapan-ucapan mereka, dan ini tidak sah sama sekali dari semua sisi. Dan ini adalah perkara yang dibuat-buat oleh Rofidhoh, serta ditakutkan bagi yang membiasakan hal tersebut akan dicabut keimanannya ketika meninggal, dan barang siapa yang bersumpah dengan nama selain Alloh maka dia telah berbuat syirik.” [lihat “Bidayah wa Nihayah” (7/356)]

[ 28 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini Imam mereka lebih afdhol dari para Rosul.
Zainuddin Al-Bayadhi -salah satu Imam Rofidhoh- mengatakan:
«وَأَكْثَرُ شُيُوخِنَا يُفَضِّلُونَهُ -أَي عَلِي- عَلَى أُوْلِي العَزْمِ، لِعُمُومِ  رِسَالَتِهِ، وَانْتِفَاعِ جَمِيْعِ أَهْلِ الدُّنْيَا بِخِلَافَتِهِ».
“Kebanyakan masyaikh kami melebihkan ‘Ali di atas Ulul Azmi, karena luasnya kepemimpinannya dan manfaat semua penduduk dunia dengan kekhilafahannya.” [ dari kitab “Ash-Shirothul Mustaqim ilaa Mustahaqqi Taqdim” (1/210)]

[ 29 ] Syi’ah Rofidhoh tujuan dakwah mereka adalah untuk menyelisihi kaum Muslimin.
Imam Asy-Syaukani -rohimahulloh- berkata:
«وَأَصْلُ دَعْوَتِهِمْ لِكَيَّادِ المُسْلِمِينَ وَمُخَالِفَةِ شَرِيْعَةِ المُسْلِمِيْنَ»
“Asal dakwah mereka adalah untuk menipu kaum muslimin dan menyelisihi syariat kaum muslimin.” [lihat “Juhud Asy-Syaukani” (hal.22)]

[ 30 ] Syi’ah Rofidhoh tidaklah menjaga diri dari apa yang Alloh haromkan.
Imam Asy-Syaukani -rohimahulloh- berkata:
«فَلَمْ يَجِدُوا رَجُلاً رَافِضِيًّا يَتَنَزَّهُ عَنْ شَيءٍ مِنْ مُحَرَّمَاتِ الدِّيْنِ كَائِنًا مَنْ كَانَ وَلاَ تَغْتَرُّ بِالظَّواهِرِ»
“Maka tidaklah didapatkan seorang pun rofidhi, ia menjaga diri dari apa-apa yang  diharomkan dalam agama, siapapun dia. Maka janganlah tertipu dengan yang dzohir saja” [lihat “Juhud Asy-Syaukani” (hal.23)]

[ 31 ] Cinta Ahlul Bait yang didengungkan Syi’ah Rofidhoh hanyalah kedok belaka.
Imam Asy-Syaukani -rohimahulloh- berkata tentang klaim mereka mencintai Ahlul Bait:
«قَدْ عَلِمَ اللهُ وَعَلِمَ مَنْ لَهُ فَهْمٌ أَنَّهُمْ لَيْسُوا مِنْ ذَلِكَ فِي قَبِيْلٍ وَلاَ دَبِيْرٍ، بَلْ لَيْسَ عِنْدَهُمْ إِلاَّ التَّهَاوُنُ بِالشَّرِيْعَةِ الإِسْلاَمِيْةِ وَالتَّلاَعُبُ بِالدِّيْنِ، وَالطَّعْنُ عَلَى أَنْبِيَاءِ اللهِ -صَلَوَاتُ اللُه عَلَيْهِمْ وَسَلاَمُهُ- فَضْلًا عَنْ غَيْرِهِمْ مِنَ المُتَمِسِّكِيْنَ بِالشَّرْعِ».
“Alloh telah mengetahui dan mengetahui siapa yang mempunyai pemahaman bahwa mereka tidaklah mencintai Ahlul Bait; sebelum maupun sesudahnya, bahkan tidaklah ada pada mereka kecuali bermudah-mudahan dalam syari’at Islam, bermain-main dengan agama, mencela para Nabi -semoga sholawat dan salam tercurahkan kepada mereka- terlebih lagi orang-orang yang mereka berpegah teguh dengan syari’at.” [lihat “Juhud Asy-Syaukani” (hal.23)]

[ 32 ] Syi’ah Rofidhoh adalah pengkhianat.
«فَإِنَّهُ لاَ أَمَانَةَ لِرَافِضِي قَطْ عَلَى مَنْ يُخَالِفُهُ فِي مَذْهَبِهِ وَيَدِيْنُ بِغَيْرِ الرَّفْضِ بَلْ يَسْتحِلَّ مَالَهُ وَدَمَهُ عِنْدَ أَْدْنَى فُرْصَةٍ تَلُوحُ لَهُ، لِأَنَّهُ عِنْدَهُ مُبَاحُ الدَّمِّ وَالمَالِ»
“Sesungguhnya seorang Rofidhoh tidaklah mempunyai sifat amanah sama sekali kepada siapa pun yang menyelesihi madzhabnya dan beragama selain dengan Rofidhoh, bahkan mereka menghalalkan harta dan darahnya pada kesempatan sekecil apapun untuk menyerangnya, karena disisinya adalah orang yang halal ditumpahkan darahnya.” [lihat “Juhud Asy-Syaukani” (hal.23)]

[ 33 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini ‘Ali kembali ke dunia.
عَنْ عَاصِمِ بْنِ ضَمْرَةَ قَالَ قُلْتُ لِلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ إِنَّ الشِّيعَةَ يَزْعُمُونَ أَنَّ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَرْجِعُ قَالَ كَذَبَ أُولَئِكَ الْكَذَّابُونَ لَوْ عَلِمْنَا ذَاكَ مَا تَزَوَّجَ نِسَاؤُهُ وَلَا قَسَمْنَا مِيرَاثَهُ
Dari ‘Ashim bin Dhomroh berkata: aku berkata kepada Al-Hasan bin ‘Ali; bahwa Syi’ah beranggapan bahwa ‘Ali -rodhiyaAllohu anhu- akan kembali ke dunia; kemudian Ia berkata: “Sungguh telah berdusta orang-orang pendusta, kalau kami mengetahui hal tersebut maka tidak menikah para perempuan-perempuannya dan tidak pula kami bagikan warisan-warisannya.” [HR. Ahmad dalam “Musnad” (no.1265)]

 [ 34 ] Syi’ah Rofidhoh paling banyak bersaksi palsu.
Imam Asy-Syafi’I -rohimahulloh- berkata:
« لَمْ أَرَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ الأَهْوَاءِ أَشْهَدُ بِالزُّورِ مِنَ الرَّافِضَةِ »
“Aku belum pernah melihat dari pengikut hawa nafsu yang lebih banyak bersaksi palsu daripada Rofidhoh.” [lihat “Al-Kifayah” (1/126)]

[ 35 ] Memerangi Syi’ah Rofidhoh adalah suatu bentuk pendekatan diri kepada Alloh.
قَالَ فُضَيْلُ بْنِ مَرْزُوْقٍ: سَمِعْتُ الحَسَنَ بْنِ الحَسَن يَقُولُ لِرَجُلٍ مِنَ الرَّافِضَةِ: «إِنَّ قَتْلَكَ قُرْبَةٌ إِلَى اللهِ، فَقَالَ: إِنَّكَ تَمْزَحُ، فَقَالَ: وَاللهِ، مَا هُوَ مِنِّي بِمُزَاحٍ»
Berkata Fudhoil bin Marzuq; aku mendengar Al-Hasan bin Al-Hasan berkata kepada seorang dari Rofidhoh: “Sesungguhnya membunuhmu itu adalah sebuah bentuk pendekatan diri kepada Alloh.” Ia menimpali: “Sungguh, kau hanya bersenda gurau!” Al-Hasan berkata: “Demi Alloh, aku tidaklah main-main.” [Lihat “Siyar A’lamin Nubala’” (4/486)]
Al-Hasan adalah anak dari Al-Hasan cucunya Rosululloh -shollallohu alaihi wa sallam- yang meninggal pada tahun 99 Hijriyyah.

[ 36 ] Syi’ah Rofidhoh adalah musuh Alloh yang pantas diberi pelajaran.
وَرَوَى فُضَيْلُ بْنِ مَرْزُوقٍ، قَالَ: سَمِعْتُ الحَسَنَ يَقُولُ: دَخَلَ عَلَيَّ المُغِيْرَةُ بْنِ سَعِيْدٍ - يَعْنِي الَّذِي أَحْرَقَ فِي الزَّنْدَقَةِ - فَذَكَرَ مِنْ قُرَابَتِي وَشَبْهِي بِرَسُولِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَكُنْتُ أَشْبَهُ وَأَنَا شَابٌ بِرَسُولِ اللِه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - ثُمَّ لَعَنَ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ، فَقُلْتُ: يَا عَدُوَّ اللهِ، أَعِنْدِي ! ثُمَّ خَنَقْتُهُ - وَاللهِ - حَتَّى دَلَعَ لِسَانَهُ
Diriwayatkan oleh Fudhoil bin Marzuq berkata: aku mendengar Al-Hasan berkata: datang kepadaku Al-Mughiroh bin Sa’id, kemudian ia menyebutkan tentang dekatku, serta miripnya diriku dengan Rosululloh -shollallohu alaihi wa sallam-, dan aku mirip dengan Rosululloh dalam keadaan aku mirip dengan Rosululloh, kemudian ia melaknat Abu Bakr dan ‘Umar, maka aku katakan: Wahai musuh Alloh, apakah kau masih disisiku!? Kemudian aku cekik dia, sampai -demi Alloh- ia menjulurkan lidahnya.” [Lihat “Siyar A’lamin Nubala’” (4/486)]

[ 37 ] Syi’ah Rofidhoh adalah kaum yang bodoh.
Imam Adz-Dzahabi mengatakan:
«الرَّافِضَةُ قَوْمٌ جَهَلَةٌ، قَدْ هَوَى بِهِمْ الهَوَى فِي الهَاوِيَةِ فَبُعْدًا لَهُمْ».
“Rofidhoh adalah kaum yang bodoh, dengan (menggunakan) hawa nafsu; mereka telah membawa mereka ke Haawiyah (neraka yang menyala-nyala), maka binasalah mereka.” [lihat “Siyar A’lamin Nubala’” (6/255)]

[ 38 ] Kebiasaan Syi’ah Rofidhoh adalah meriwayatkan hadits yang bathil.
Imam Adz-Dzahabi -rohimahulloh- mengatakan:
«فَدَأْبُ الرَّوَافِضِ رِوَايَةُ الأَبَاطِيْلِ، أَوْ رَدَّ مَا فِي الصِّحَاحِ وَالمَسَانِيْدِ، وَمَتَى إِفَاقَةُ مَنْ بِهِ سَكْرَان ؟ !
“Kebiasaan orang-orang Rofidhoh adalah meriwayatkan hal-hal yang bathil, atau menolak apa-apa yang terdapat kitab-kitab shohih dan musnad, maka sampai kapan tersadar orang yang mabuk?!” [lihat “Siyar A’lamin Nubala’” (10/93)]

[ 40 ] Mencela Abu Bakr dan ‘Umar adalah ciri khas Syi’ah Rofidhoh.
Imam Adz-Dzahabi -rohimahulloh- mengatakan:
«كُلُّ مَنْ أَحَبَّ الشَّيْخَيْنِ فَلَيْسَ بِغَالٍ، بَلَى مَنْ تَعَرَّضَ لَهُمَا بِشَئٍ مِنْ تَنَقُّصٍ، فَإِنَّهُ رَافِضِيّ غَالٍ، فَإِنْ سَبَّ، فَهُوَ مِنْ شِرَارِ الرَّافِضَةِ، فَإِنْ كَفَّرَ، فَقَدْ بَاءَ بِالكُفْرِ، وَاسْتَحَقَّ الخِزْيَ»
“Siapa pun yang mencintai Syaikhoin (Abu Bakr dan ‘Umar) maka dia bukanlah orang ghuluw, bahkan siapa saja yang merendahkan kedudukan keduanya, maka dia adalah seorang Rofidhoh yang ghuluw, kalau ia mencela (keduanya), maka ia termasuk dari sejelek-jelek orang Rofidhoh. Dan kalau mengkafirkan keduanya, maka telah kembali kekafiran itu kepadanya, dan pantas mendapatkan kehinaan.” [lihat “Siyar A’lamin Nubala’” (14/511)]

[ 41 ] Syi’ah Rofidhoh lebih didahulukan diperangi daripada Khowarij.
Syaikhul Islam -rohimahulloh- berkata:
«أَنَّهُمْ شَرٌّ مِنْ عَامَةِ أَهْلِ الأَهْوَاءِ وَأَحَقُّ بِالقِتَالِ مِنَ الخَوَارِجِ».
“Sesungguhnya mereka itu lebih jelek dari semua Ahlul Ahwa’, dan lebih didahulukan untuk diperangi daripada Khowarij.” [lihat “Majmu’ Fatawa” (28/482)]

[ 42 ] Perbuatan Syi’ah Rofidhoh menjadi bahan tertawaan orang berakal.
Imam Ibnul Qoyyim -rohimahulloh- berkata:
«وَلَقَدْ أَصْبَحَ هَؤُلاَءِ عَارًا عَلَى بَنِي آدَمَ وَضَحْكَةٌ يَسْخَرُ مِنْهَا كُلّ عَاقِلٍ»
“Dan perbuatan mereka telah menjadi suatu hal memalukan bagi setiap Bani Adam, dan bahan tertawaan bagi setiap orang yang berakal.” [lihat “Manarul Munif” (hal.153)]

[ 43 ] Syi’ah Rofidhoh berlandaskan dari hal-hal yang masih mutasyabih (rancu).
Imam Ibnu Katsir -rohimahulloh- berkata:
«طَائِفَةٌ مَخْذُوْلَةٌ وَفِرْقَةٌ مَرْذُوْلَةٌ، يَتَمَسَّكُونَ بِالمُتَشَابِهِ وَيَتْرُكُونَ الأُمُورَ المُحْكَمَة»
“Mereka adalah kelompok yang ditelantarkan dan firqoh yang dihinakan, berpegang teguh kepada perkara yang mustasyabih dan meninggalkan perkara yang jelas.” [lihat “Al-Bidayah wa Nihayah” (5/287)]  

[ 44 ] Ijma’ ‘Ulama tentang kafirnya Syi’ah Rofidhoh.
As-Sam’ani -rohimahulloh berkata:
«وَأَجْمَعَتِ الأُمَّةُ عَلَى تَكْفِيْرِ الإِمَامِيَّةِ لِأَنَّهُمْ يَعْتَقِدُونَ تَضْلِيْلَ الصَّحَابَةِ وَيُنْكِرُونَ إِجَمَاعَهُمْ وَيَنْسِبُونَهُمْ إِلَى مَالاَ يَلِيْقُ بِهِمْ»
“Umat telah bersepakat tentang kafirnya Imamiyah, karena mereka menyakini tentang kesesatan para shohabat, dan mengingkari ijma’nya mereka, serta menisbahkan kepada mereka dengan perkara yang tidak pantas bagi mereka.” [ lihat “Al-Ansab” (3/188)]

[ 45 ] Syi’ah Rofidhoh menganggap kedudukan Imam-Imam mereka seperti Nabi.
Berkata Muhammad bin Al-Mudzoffar:
«نَعْتَقِدُ أَنَّ الإِمَامَةَ كَالنُّبُوَّةِ، لاَ تَكُونُ إِلَّا بِالنَّصِّ مِنَ اللهِ تَعَالَى عَلَى لِسَانِ رَسُولِهِ، أَوْ لِسَانِ الإِمَامِ المَنْصُوبِ بِالنَّصِّ».
“Kami meyakini bahwa Imam-Imam kedudukannya seperti Nabi, tidaklah didapatkan kecuali dengan nash dari Alloh ta’ala melalui lisan RosulNya, atau lisan Imam yang ditetapkan dengan nash.” [ “Aqo’id Imamiyah” (hal.103)]

[ 46 ] Syi’ah Rofidhoh menganggap perkara paling besar dari agama yang Alloh utus dengannya nabi adalah perkara Imamah.
Berkata Syaikh mereka Hadi Ath-Thohroni:
«إِنَّ أَعْظَمَ مَا بَعَثَ اللهُ تَعَالَى نَبِيَّهُ مِنَ الدِّيْنِ هُوَ أَمْرُ الإِمَامَةِ».
“Sesungguhnya sebesar-besar perkara yang Alloh ta’ala utus NabiNya dari perkara agama adalah perkara Imamah.” [ dari “Wadaayu’in Nubuwwah” (hal.115)]

[ 47 ] Syi’ah Rofidhoh beranggapan bahwa Imamah adalah termasuk rukun Islam.
Diriwayatkan Kulainiy dari Abu Ja’far berkata:
«بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: عَلَى الصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ وَالصَّومِ وَالحَجِّ وَالوِلَايَةِ».
“Islam dibangun di atas lima; atas sholat, zakat, puasa, haji dan wilayah (Yaitu Imamah).” [dari “Ushul Kafi” (2/18)]

[ 47 ] Syi’ah Rofidhoh beranggapan bahwa Imamah lebih penting dari semua perkara wajib.
Mereka meriwayatkan dari Shodiq:
عُرِجَ بِالنَّبِيِّ صلى الله عليه وآله إِلَى السَّمَاءِ مِائَةَ وَعِشْرِينَ مَرَّةً ، وَمَا مِنْ مَرَّةً إِلَّا أَوْصَى اللهُ عَزَّوَجَلَّ فِيْهَا النَّبِيَّ بِالوِلاَيَةِ لِعَلِّي وَالأَئِمَّةِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمَ أَكْثَرُ مِمَّا أَوْصَاهُ بِالفَرَائِضِ».
“Ketika Nabi diangkat ke langit sebanyak 120 kali, maka tidaklah beliau naik kecuali Alloh mewasiatkan pada Nabi untuk perkara wilayah (Imamah) untuk ‘Ali dan para Imam-Imam -alaihis salam-; lebih banyak mewasiatkan hal tersebut daripada perkara faroidh.   [dari “Bashooir ad-Darojaat” (hal.99)]

[ 50 ] Syi’ah Rofidhoh mengkafirkan orang yang tidak mengikrarkan Imam-Imam mereka.
Disebutkan dalam kitab “Man laa Yahdhuruhul Faqih” (4/180) dan “Al-Ikhtishosh” oleh Al-Mufid (hal.259);
«المُقِرُّ بِهِمْ -أَيَّ الأَئِمَّة- مُؤْمِنٌ، وَالمُنْكِرُ لَهُمْ كَافِرٌ.
“Orang yang mengikrarkan mereka -yakni para Imam-Imam- maka dia mu’min, dan yang mengingkari mereka, maka dia kafir.”
Berkata Al-Majlisi:
«وَمَنْ لَمْ يَقْبَلْ الأَئِمَّةَ فَلَيْسَ بِمُوَحِّدٍ، بَلْ هُوَ مُشْرِكٌ وَإِنْ أَظْهَرَ التَّوْحِيْد».
“Dan barang siapa tidak menerima para Imam-Imam tersebut, maka dia bukan seorang muwahhid, bahkan dia adalah orang yang musyrik walaupunmenampakkan tauhid.” [dari “Bihaarul Anwaar” (27/62)]

[ 51 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan Imam mereka mengetahui Ilmu gaib.
Berkata Muhammad bin Ya’qub Al-Kulaini:
«أَنَّ الأَئِمَّةَ عَلَيهِمُ السَّلاَمَ يَعْلَمُونَ مَاكَانَ وَمَا يَكُونُ، وَأَنَّهُ لاَ يَخْفَى عَلَيْهِمْ الشَّيْءِ».
“Bahwa para Imam-Imam -alaihis salam- mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, dan tidak ada terhalangi dari mereka sedikit pun.” [dari “Ushul Kaafi” (1/260)]

[ 52 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan Imam mereka lebih mengetahui daripada para Nabi.
Berkata Muhammad Baqir Al-Majlisi:
«أَنَّهُمْ أَعْلَمُ مِنَ الأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمَ»
“Mereka lebih mengetahui daripada para Nabi -alaihis salam-.” [dari “Bihaarul Anwaar” (26/194)]

[ 53 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini Imam mereka mengetahui bahasa binatang.
«أَنَّهُمْ  يَعْلَمُونَ مَنْطِقَ الطُّيُورِ وَالبَهَائِمِ»
“Mereka mengetahui bahasa burung-burung dan binatang.” [dari “Bihaarul Anwaar” (26/319)]

[ 54 ]  Syi’ah Rofidhoh meyakini Imam mereka bisa menghidupkan orang mati.
«أَنَّهُمْ  يُحْيُونَ المَوْتَى وَيُبْرِءُونَ الأَكَمَهَ وَالأَبَرَصَ بِإِذْنِ اللهِ»
“Para Imam mereka bisa menghidupkan orang yang mati, dan menyembuhkan orang buta dari lahir dan penyakit kusta dengan seidzin Alloh.” [dari Basho’ir Darojaat” (hal.289)]

[ 55 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini Imam mereka ma’shum dari dosa kecil maupun besar.
Berkata Ash-Shoduuq:
«اعْتِقَادُنَا فِي الأَنْبِيَاءِ وَالرُّسُلِ وَالأَئِمَّةِ وَالمَلَائِكَةِ صَلَوَاتُ اللهُ عَلَيْهِمْ أَنَّهُمْ مَعْصُومُونَ مُطَهَّرُوْنَ مِنْ كُلِّ دَنَسٍ، وَأَنَّهُمْ لاَ يُذْنِبُونَ ذَنْبًا صَغِيرًا وَلاَ كَبِيْرًا، وَلاَ يَعْصُونَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ، وَمَنْ نَفَى عَنْهُمْ العِصْمَةَ فِي شَيءٍ مِنْ أَحْوَالِهِمْ فَقَدْ جَهَّلَهُمْ، وَمَنْ جَهَّلَهُمْ فَهُوَ كَافِرٌ»
“Keyakinan kami pada Nabi, Rosul, Imam dan Malaikat -sholawatulloh ‘alaihim- bahwasanya mereka ma’shum, dibersihkan dari segala kotoran, dan mereka tidaklah melakukan dosa kecil maupun besar, dan tidak pula bermaksiat dengan apa yang Alloh perintahkan dan melakukan apa yang diperintahkan. Dan barang siapa meniadakan kema’shuman sesuatu dari keadaan mereka, maka ia telah menganggap mereka bodoh, dan barang siapa menganggap mereka bodoh maka ia telah kafir.” [ dari “Al-I’tiqodaat” (hal.96) milik Ibnu Bawabaeh]

[ 56 ] Syi’ah Rofidhoh menetapkan bahwa permasalahan Imamah adalah salah satu rukun Iman.
Berkata Syaikh mereka Ibnul Muthohhar Al-Halliy:
« إِنَّ مَسْأَلَةَ الإِمَامَةِ -  إِمَامَةُ الإِثْنَي عَشَرِيَّةَ- هِيَ أَحَدٌ أَرْكَانِ الإِيْمَانِ المُسْتَحِقّ بِسَبِبِهِ الخُلُودُ فِي الجِنَانِ، وَالتَّخَلُّصُ مِنْ غَضَبِ الرَّحْمَنِ»
“Sesungguhnya permasalahan Imamah - Imamah Itsna ‘Asyariyyah (Imam-Imam yang dua belas)- adalah salah satu dari rukun Iman yang pantas mendapatkan dengan sebabnya kekal di surga, dan keselamatan dari kemarahan Ar-Rohman.” [ dari “Minhajul Karomah” (hal.27)]

[ 57 ] Syi’ah Rofidhoh dalam permasalahan Iman berpemahaman dengan madzhab Murji’ah.
Berkata Al-Kulaini:
« أَنَّ الإِيْمَانَ لاَ يَضُرُّ مَعَهُ سَيِّئَة، وَالكُفْرٌ لاَ يَنْفَع مَعهُ حَسَنَة»
“Sesungguhnya Iman tidaklah memudhorotkan dengannya perbuatan jelek, dan kufur tidaklah bermanfaat dengannya perbuatan baik.” [dari “Ushuul Kafi” (2/463)]

[ 58 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan Malaikat diciptakan dari cahaya Ali.
Disebutkan dalam kitab “Al-Ma’alim Az-Zulfaa” (hal.249) oleh Hasyim Bahroni:
«خَلَقَ اللهُ المَلاَئِكَةَ مِنْ نُوْرٍ عَلِيٍّ»
“Alloh ciptakan Malaikat dari cahaya Ali.”

[ 59 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan bahwa Malaikat adalah pembantu para Imam-Imam mereka!
Berkata Al-Majlisi:
«إِنَّ المَلاَئِكَةَ لَخُدَّامُنَا ، وَخُدَّامُ مُحِبِّيْنَا»
“Sesungguhnya Malikat adalah pembantu-pembantu kami dan pembantu-pembantu orang-orang yang mencintai kami.” [dari “Bihaarul Anwaar” (26/335)]

[ 60 ] Syi’ah Rofidhoh mempunyai mushaf Fathimah.
Dari ‘Ali bin Abi Hamzah dari Abu ‘Abdillah alaihis salam:
«وَعِنْدَنَا مُصْحَفُ فَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلاَمَ، أَمَا وَاللهِ، مَا فِيْهِ حَرْفٌ مِنَ القُرْآنِ، وَلَكِنَّهُ إِمْلاَءُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَآلهِ وَخَطُّ عَلِيٍّ».
“Kami mempunyai mushaf Fathimah alaihas salam, ketahuilah demi Alloh, tidak ada padanya huruf dari Al-Qur’an, akan tetapi itu adalah apa yang didekte Rosululloh dan dengan khot (tulisan) Ali.”

[ 61 ] Syi’ah Rofidhoh mengimani bahwa para Imam mereka mempunyai semua kitab yang Alloh turunkan.
Syaikh mereka Al-Kulaini berkata:
«أَنَّ الأَئِمَّةَ عَلَيْهِمُ السَّلاَمَ عِنْدَهُمْ جَمِيْعُ الكُتُبِ الَّتِي نَزَلَتْ مِنْ عِنْدِ اللهِ عَزَّوَجَلَّ، وَأَنَّهُمْ يَعْرِفُونَهَا عَلَى إِخْتِلَافِ أَلْسِنَتِهَا»
“Bahwasanya para Imam mereka mempunyai semua kitab yang turun dari Alloh ‘azza wa jalla, dan mereka mengetahui semuanya dengan perbedaan bahasanya.” [dari “Ushul Kafi” (1/227)]

[ 62 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa Imam mereka lebih afdhol dari para Nabi.
Al-Majlisi berkata:
«أَئِمَّتُنَا عَلَيْهِمُ السَّلاَمَ أَفْضَلُ مِنْ سَائِرِ الأَنْبِيَاءِ هُوَ الَّذِي لاَ يَرْتاَبُ فِيْهِ مَنْ تَتَّبَعَ أَخْبَارهم عَلَيْهِم السَّلاَمَ عَلَى وَجْهِ الإِذْعَانِ وَاليَقِيْنِ»
“Para Imam-Imam -alaihis salam- lebih afdhol dari semua Nabi yang tidak ada keraguan padanya bagi siapa saja yang melihat khobar tentang mereka -alaihis salam- dengan lapang dada dan yakin.” [dari “Bihaarul Anwaar” (26/298)]
Aqidah mereka adalah aqidah yang bathil, Alloh ta’ala telah menyebutkan hamba-hambaNya yang beruntung dengan mendahulukan para Nabi daripada para wali Alloh,
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا. [النساء: 69]
“Barangsiapa yang mentaati Alloh dan RosulNya, maka mereka adalah orang-orang yang Alloh berikan nikmat dari Nabi, Shiddiqin, Syuhada, dan Sholihin, dan mereka adalah sebaik-baik teman.” [QS. An-Nisa’:69]
Syaikhul Islam -rohimahulloh berkata:
«وقَدْ اتَّفَقَ سَلَفُ الأُمَّةِ وَأَئِمَّتُهَا وَسَائِر أَوْلِيَاءِ اللهِ تَعَالَى عَلَى أَنَّ الأَنْبِيَاءَ أَفْضَلُ مِنَ الأَوْلِيَاءِ الَّذِيْنَ لَيْسُوا بِأَنْبِيَاءِ»
“Telah sepakat para salaf Ummah dan para Imam-Imamnya, dan semua para Imam dan semua wali Alloh bahwa para Nabi lebih afdhol dari wali-wali yang mereka bukan Nabi.” [lihat “Majmu’ Fatawa” (11/221)]

[ 63 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan bahwa akhirat adalah milik Imam-Imam mereka!
Diriwayatkan oleh Al-Kulaini dalam “Al-Kaafi” dari Abu Bashir dari Abu ‘Abdillah berkata:
«الآخِرَةُ لِلإِمَامِ يَضَعُهَا حَيْثُ يَشَاءُ، وَيَدْفَعُهَا حَيْثُ يَشَاءُ جَائِزٌ لَهُ ذَلِكَ مِنَ اللهِ».
Akhirat adalah milik Imam yang ia tentukan kepada siapa yang dia kehendaki, dan ditolakkan kepada siapa yang dia kehendaki; yang hal itu dipersilahkan oleh Alloh.

[ 64 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa Imam yang akan menghisab amalan seluruh makhluk.
Berkata Syaikh mereka Al-Hurr Al-‘Amiliy:
«الإِيْمَانُ بِأَنَّ حِسَابَ جَمِيْعُ الخَلْقِ يَومَ القِيَامَةِ إِلَى الأَئِمَّةِ»
“Beriman bahwa perhitungan seluruh makhluk pada hari kiamat diserahkan kepada para Imam.” [dari “Fushuul Muhimmah fie Ushuul Aimmah” (1/89)]
Dan ini jelas dengan bertentangan dengan firman Alloh Azza wa Jalla:
إِنْ حِسَابُهُمْ إِلَّا عَلَى رَبِّي لَوْ تَشْعُرُونَ. [الشعراء: 113]
“Hisab amalan mereka tidak lain hanyalah kepada Robbku, jikalau engkau menyadari.” [QS. Asy-Syu’aro:113]

[ 64 ] Syi’ah Rofidhoh menganggap bahwa tanah kubur Husain sebab keamanan dari adzab kubur.
Disebutkan oleh Al-Hurr Al-‘Amili dalam kitabnya “Wasa’il Syi’ah” (3/29) bab dalam kitabNya.
« بَابٌ: اسْتِحْبَابُ وَضْعِ التُّرْبَةِ الحُسَيْنِيَّةِ مَعَ المَيِّتِ فِي الحَنُوطِ وَالكَفَنِ وَفِي القَبْرِ»
“Bab: Disukai meletakkantanah kuburan Husain bersama mayyit dalam obat yang agar tidak rusak mayyit dan kafan dan didalam kubur.”

[ 65 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa awal pertama kali yang ditanyakan di kubur adalah kecintaan terhadap Imam.
Berkata Al-Majlisi:
«أَوَّلُ مَا يُسَأَلُ عَنْهُ العَبْدُ: حُبُّنَا أَهْلَ البَيْتِ، فَيَسْأَلُهُ مَلَكَانِ عَنْ اعْتِقَادِهِ فِي الأَئِمَّةِ وَاحِدًا بَعْدَ وَاحِدٍ مِنْهُمْ، يَضْرِبَانِهِ بِعَمُودٍ مِنْ نَارٍ، يَمْتَلِئ قَبْرَهُ نَارًا إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ»
“Awal pertama kali yang ditanyakan oleh seorang hamba adalah kecintaan kami terhadap Ahlul Bait, kemudian ditanya oleh dua malaikat tentang keyakinannya terhadap para Imam satu persatu, maka kalau dia tidak bisa menjawab salah satu dari mereka, maka akan dipukul oleh dua malaikat dengan tongkat dari neraka, serta kuburnya akan dipenuhi api sampai hari kiamat.” [dari “Al-I’tiqoodaat” oleh Al-Majlisiy (hal.95)]

[ 66 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa Nabi dan Imam 12 mereka ikut hadir ketika kematian seseorang.
Syaikh mereka Al-Majlisi berkata:
«  يَجِبُ الإِقَرَارِ بِحُضُورِ النَّبِيِّ وَالأَئِمَّةِ الإِثْنَي عَشَرَ عَلَيهِمُ السَّلاَمَ عِنْدَ مَوْتِ الأَبْرَارِ وَالفُجَّارِ»
“Wajib mengikrarkan hadirnya Nabi dan Imam 12 -alaihis salam- ketika kematian orang-orang yang baik maupun yang fajir.” [dari “Al-I’tiqoodaat” oleh Al-Majlisiy (hal.93)]

[ 67 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa kalau bukan Imam mereka maka tidak akan diciptakan surga dan neraka.
Ibnu Bawabaeh berkata:
« يَجِبُ أَنْ يَعْتَقِدَ أَنَّهُ لَوْلاَهُمْ لَمَّا خَلَقَ اللهُ سُبْحَانَهُ السَّمَاءَ وَالأَرْضَ، وَلاَ الجَنَّةَ وَالنَّارَ، وَلاَ آدَمَ وَلاَ حَوَّاءَ، وَلاَ المَلَائِكَةَ، وَلاَ شَيْئًا مِمَّا خُلِقَ»
“Wajib untuk diyakini bahwa kalau bukan mereka para Imam, maka Alloh tidak akan menciptakan langit dan bumi, dan tidak pula surga dan neraka, tidak pula Adam dan Hawwa, tidak pula Malaikat dan tidak pula apa-apa yang diciptakan.” [dari “Al-I’tiqoodaat” oleh Al-Majlisiy (hal.93)]

[ 68 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa surga diciptakan untuk Ahlul Bait.
Berkata ‘Ulama mereka:
« إِنَّمَا خُلِقَتْ الجَنَّةُ لِأَهْلِ البَيْتِ، وَالنَّارُ لِمَنْ عَادَاهُمْ»
“Sesungguhnya surga itu diciptakan untuk Ahlul Bait, dan neraka bagi siapa saja yang memusuhi mereka.” [dari “Al-Ma’alim Zulfaa” (hal.251)]

[ 69 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan bahwa Al-Qur’an sudah berubah.
Berkata Al-Faidh Al-Kasyaaniy (mati 1091 Hijriyyah):
« أَقُولُ المُسْتَفَادُ مِنْ جَمِيْعِ هَذِهِ الأَخْبَارِ وَغَيْرِهَا مِنَ الرِّوَايَاتِ مِنْ طَرِيْقِ أَهْلِ البَيْتِ أَنَّ القُرْآنَ الَّذِي بَيْنَ أَظْهُرِنَا لَيْسَ بِتَمَامِهِ كَمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ، مِنْهُ مَا هُوَ خِلاَفٌ مَا أَنْزَلَهُ اللهُ، وَمِنْهُ مَا هُوَ مُحَرَّفٌ، وَأَنَّهُ قَدْ حُذِفَ مِنْهُ أَشْيَاءَ كَثِيْرَةٍ مِنْهَا اسْمُ عَلِي فِي كَثِيْرٍ مِنَ المَوَاضِعَ، وَمِنْهَا غَيْر ذَلِكَ وأَنَّهُ لَيْسَ أَيْضًا عَلَى التَّرْتِيْبِ المَرْضِي عِنْدَ اللهِ وَعِنْدَ رَسُولِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ»
“Aku katakan bahwa bisa diambil dari semua khobar dan yang lainnya dari riwayat-riwayat dari jalur Ahlul Bait; bahwa Al-Qur’an yang sekarang dianatar kita tidaklah lengkap sebagaimana yang diturunkan kepada Muhammad -shollallohu alaihi wa alihi-, diantaranya ada apa yang berbeda dengan apa yang Alloh turunkan, dianataranya juga ada yang berubah dan diganti, dan telah dihilangkan darinya perkara yang sangat banyak, diantaranya adalah banyaknya dihilangkan nama ‘Ali pada beberapa tempat dan yang lainnya. Dan begitu juga tidaklah urut sesuai dengan apa yang Alloh ridhoi disisiNya dan disisi RosulNya.”  [dari “Tafsir SHofiy” (1/49)]
Contoh perubahan ayat yang dilakukan oleh Syi’ah Rofidhoh adalah
Di sebutkan dalam kitab “Ushul Kaafi” (1/414) milik Al-Kulainiy: dari Abu ‘Abdillah -alaihis salam- tentang firman Alloh ta’ala:
« مَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فِي وِلاَيَةِ عَلٍّي وَوِلاَيَةِ الأَئِمَّةِ مِنْ بَعْدِهِ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا»
“Barang siapa yang mentaati Alloh dan RosulNya pada kemimpinan ‘Ali dan kepemimpinan para Imam setelahnya, maka ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.”

[ 70 ] Syi’ah Rofidhoh menolak hadits-hadits yang terdapat dalam Shohih Al-Bukhori dan Muslim.
Syaikhul Islam -rohimahulloh- berkata:
«وَمَعَ هَذَا يَرَدُّونَ أَحَادِيْثَ رَسُولِ اللهِ الثَّابِتَةَ المُتَوَاتِرَةَ عَنْهُ عِنْدَ أَهْلِ العِلْمِ، مِثْلُ: أَحَادِيْثُ البُخَارِيِّ وَمُسْلِمٍ وَيَرَونَ أَنَّ شِعْرَ شُعَرَاءِ الرَّافِضَةِ مِثْل الحِمْيَرِى وَكُوشِيَار الدَّيْلَمِي وَعُمَارَة اليَمَنِى خَيْرًا مِنْ أَحَادِيْثِ البُخَارِي وَمُسْلِمٍ. وَقَدْ رَأَيْنَا فِى كُتُبِهِمْ مِنَ الكَذِبِ وَالإِفْتِرَاءِ عَلَى النَّبِى وَصَحَابَتِهِ وَقَرَابَتِهِ أَكْثَرُ مِمَّا رَأَيْنَا مِنَ الكَذِبِ فىِ كُتُبِ أَهْلِ الكِتَابِ مِنَ التَّوَارَةِ وَالإِنْجِيْل»
“bersamaan dengan ini, mereka menolak hadits-hadits Rosululloh yang tsabit yang mutawatir dari Rosululloh disisi Ahlul ‘Ilmi semisal hadits-hadits Al-Bukhori dan Muslim, dan mereka menganggap bahwa syi’ir dari para penyair Rofidhoh semisal Al-Himyari, Kusyiyar Ad-Dailami, Ammar Al-Yamani lebih bagus daripada hadits-hadits Al-Bukhori dan Muslim. Dan kami telah melihat dalam kitab mereka dari kedustaan dan kebohongan terhadap Nabi para shohabatnya lebih banyak daripada kedustaan yang terdapat pada kitab-kitab Ahlul Kitab dari taurat dan Injil.” [lihat “Majmu’ Fatawa” (28/428)]

[ 71 ] Syi’ah Rofidhoh kelompok yang paling jauh penyimpangannya dari syari’at Islam.
Syaikhul Islam -rohimahulloh- berkata:
«فَهُمْ أَشَدُّ ضَرَرًا عَلَى الدِّيْنِ وَأَهْلِهِ وَأَبْعَدُ عَنْ شَرَائِعِ الإِسْلَامِ مِنَ الخَوَارِجِ الحَرُورِيَةِ، وَلِهَذَا كَانُوا أَكْذَبُ فِرَقِ الأُمَّةِ فَلَيْسَ فِى الطَّوَائِفِ المُنْتَسِبَةِ إِلَى القِبْلَةِ أَكْثَرُ كَذِبًا وَلاَ أَكْثَرُ تَصْدِيْقًا لِلْكَذِبِ وَتَكْذِيْبًا لِلصِّدْقِ مِنْهُمْ وَسِيَّمَا النِّفَاقُ فِيْهِمْ أَظْهَرُ مِنْهُ فِى سَائِرِ النَّاسِ»
“Mereka lebih berbahaya bagi agama Islam dan muslimin, dan  mereka juga yang paling jauh (penyelewengannya) dari syari’at Islam daripada Khowarij Haruriyah, oleh karena itu mereka adalah kelompok paling pendusta, tidak ada dari para kelompok yang menisbatkan kepada kiblat yang lebih banyak berdusta dan tidak pula banyak membenarkan kedustaan dan mendustakan kebenaran daripada mereka. Terlebih sifat kemunafikan mereka sangat jelas diantara manusia yang lainnya.” [lihat “Majmu Fatawa” (28/479)]

[ 72 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa haditsnya Imam mereka seperti firman Alloh.
Syaikh mereka Al-Mazandaroniy berkata:
« إِنَّ حَدِيْثَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنَ الأَئِمَّةِ الطَّاهِرِيْنَ قَوْلُ اللِه عَزَّوَجَلَّ، وَلاَ اخْتِلاَفَ فِي أَقْوَالِهِمْ كَمَا لاَ اخْتِلَافَ فِي قَولِهِ تَعَالَى».
“Sesungguhny hadits salah satu dari Imam yang suci adalah firman Alloh ta’ala. Dan tidaklah ada perselisihan pada ucapan mereka sebagaimana tidak ada perselisihan dalam firman Alloh ta’ala.” [dari “Syarh Jami’ Ushul Kafiy” (2/225)]

[ 73 ] Syi’ah Rofidhoh tidak menerima hadits kecuali dari jalurnya Ahlul Bait.
Berkata Muhammad bin Husain Alu Kasyif Thoha:
« إِنَّ الشِّيْعَةَ لاَ يَعْتَبِرُونَ مِنَ السُّنَّةِ -أَعْنِي  الأَحَادِيْثُ النَّبَوِيَّةُ- إِلاَّ مَا صَحَّ لَهُمْ مِنْ طُرُقِ أَهْلِ البَيْتِ.. أَمَّا مَا يَرْوِيْهِ مِثْلُ: أَبِي هُرَيْرَةَ وَسَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ.. وَعَمْرُو بْنِ العَاصِ وَنَظَائِرُهُمْ، فَلَيْسَ لَهُمْ عِنْدَ الإِمَامِيَّةِ مِنَ الإِعْتِبَارِ مِقْدَارِ البَعُوضَةِ»
“Sesungguhnya Syi’ah tidaklah menganggap sunnah -yakni hadits-hadits Nabi- kecuali apa yang shohih datangnya dari jalurnya para Ahlul Bait .. adapun apa yang mereka riwayatkan adalah dari Abu Huroiroh dan Samuroh bin Jundub.. ‘Amr bin ‘Ash dan semisal mereka, maka mereka tidaklah dianggap sama sekali disisi Imamiyah seperti tidak dianggapnya seekor lalat.” [dari “Aslul Syi’ah wa Ushuliha” (hal.236)]

[ 74 ] Syi’ah Rofidhoh mencela para shohabat untuk menggugurkan syari’at yang diemban oleh para sohabat.
Imam Abu Dawud As-Sijistaniy -rohimahulloh- berkata:
«لَمَّا جَاءَ الرَّشِيْدُ بِشَاكِرٍ -رَأْسُ الزَّنَادِقَةِ لِيَضْرِبَ عُنُقَهُ- قَالَ: أَْخْبِرْنِي، لِمَ تُعَلِّمُونَ المُتَعَلِّمُ مِنْكُمْ أَوَّلُ مَا تَعْلَمُونَهُ الرَّفْض وَالقَدَر، قَالَ: أَمَّا قَوْلُنَا بِالرَّفْضِ فَإِنَّا نُرِيْدُ الطَّعْنَ عَلَى النَّاقِلَةِ فَإِذَا بَطَلَتْ النَّاقِلَةَ، أَوْشَكَ أَنْ نُبْطِلَ المَنْقُوْلَ».
“Ketika Ar-Rosyid dihadapkan dengan Syakir -seorang tokoh Zanadiqoh untuk dipenggal kepalanya-; ia berkata: “Beritahukanlah kepadaku, apa yang pertama kali diajarkan seorang guru kalian ketika awal pertama kali mengenal ajaran Rofidhoh dan Qodar? Ia berkata: “Adapun ajaran kami tentang Rofidhoh adalah kami menginginkan mencela  pembawanya, apabila digugurkan periwayatnya, maka hampir-hampir kami bisa mengugurkan apa yang mereka bawa.” [lihat “Tarikh Baghdad” (2/315)]

[ 75 ] Syi’ah Rofidhoh meminta doa kepada Imam mereka dan kuburan.
Al-Majlisiy berkata:
« إِذَا كَانَ لَكَ حَاجَةٌ إِلَى اللهِ عَزَّوَجَلَّ، فَاكْتُبْ رِقْعَةً (عَلَى بَرَكَةِ اللهِ) ، وَاطْرَحْهَا عَلَى قَبْرِ مِن قُبُورِ الأَئِمَّةِ إِنْ شِئْتَ، أَوْ فَشُدْهَا وَاخْتُمْهَا، وَاعْجِنْ طِيْنًا نَظِيْفًا وَاجْعَلْهَا فِيْهِ، وَاطْرَحْهَا فِي نَهْرٍ جَارٍ أَو بِئْرٍ عَمِيْقَةٍ، أَوْ غَدِيْرِ مَاءٍ، فَإِنَّهَا تَصِلُ إِلَى السَّيِّدِ عَلَيْه السَّلاَمَ، وَهُوَ يَتَوَلَّى قَضَاءَ حَاجَتِكَ بِنَفْسِهِ!»
“Apabila engkau menpunyai suatu hajat kepada Alloh, maka tulislahsecarik kertas (‘Alaa barokatillah), dan lemparkanlah diatas kubur dari kuburan para Imam apabila engkau kehendaki hal tersebut. Atau lipatlah dan tutuplah kemudian campurlah dengan tanah liat yang bersih dan jadikanlah secarik tersebut didalamnya, dan lemparkanlah di sungai yang mengalir, atau sumur yang dalam sekali, atau air, karena sesungguhnya hal akan tersampaikan kepada Sayyid -alaihis salam-, dan dia sendiri yang akan menuntaskan hajatmu.” [dari “Bihaar Anwaar” (91/29)]

[ 76 ] Syi’ah Rofidhoh mewajibkan sholat menghadap kuburan.
Al-Majlisiy berkata:
« إِنَّ اسْتِقْبَالَ القَبْرِ أَمْرٌ لاَزِمٌ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ مُوَافِقًا لِلقِبْلَةِ، وَاسْتِقْبَالُ القَبْرِ لِلزَّائِرِ  بِمَنْزِلَةِ اسْتِقْبَالِ القِبْلَةِ »
“Sesungguhnya menghadapkan diri ketika sholat  ke arah kubur adalah perkara yang wajib, walaupun tidak tepat mengarahnya kearah kiblat, dan mengarahkan ke kubur bagi orang yang berziarah kubur kedudukannya seperti mengarahkan kearah kiblat.” [dari “Bihaarul Anwaar” (98/369)]

[ 77 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini Imam mereka menghalalkan dan mengharomkan sesuai dengan kehendak mereka.
Diriwayatkan oleh Al-Kulaini dari Abu Ja’far yang kedua:
« فَهُمْ يُحِلُّونَ مَا يَشَاؤُونَ وَيُحَرِّمُونَ مَا يَشَاؤُوْنَ»
“Mereka menghalalkan sesuai dengan kehendak mereka dan mengharomkan sesuai dengan kehendak mereka.” [dari Ushul Kafi” (1/441)]

[ 78 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa ziaroh kubur Husain lebih afdhol daripada berhaji.
Berkata Abu ‘Abdillah:
« إِنَّ زِيَارَةَ قَبْرُ حُسَيْنٍ عَلَيْهِ السَّلاَمَ تَعْدِلُ عِشْرِيْنَ حَجَّةً وَأَفْضَلُ، وَمِنْ عِشْرِيْنَ عُمْرَةً وَحَجَّةً»
“Sesungguhnya ziyaroh kuburan Husain -alaihis salam- itu menyamai 20 haji dan lebih afdhol lagi, dan dari 20 Umroh dan Hajj.” [dari “Furu’ Kaafi” (4/540)]

[ 79 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini menziarahi kubur Husain sama seperti menziarahi Alloh di arsyNya
Berkata Ja’far bin Muhammad Ibnu Qulawaeh:
« مَنْ زَارَ الحُسَيْنَ كَانَ كَمَنْ زَارَ اللهَ فِي عَرْشِهِ وَكُتِبَ فِي أَعْلَى عِلِّيِيِّنَ»
“Barangsiapa menziarahi (kubur) Husain maka dia seperti menziarahi Alloh di Arsynya dan ditulis ditempat tertinggi di Iliyyin.” [dari “Kaamil Ziyaroot” (hal.278)]

[ 80 ] Syi’ah Rofidhoh menyakini bahwa menziarahi kubur Husain menggugurkan dosa.
Ja’far bin Muhammad Ibnu Qulawaeh berkata:
« إِنَّ زِيَارَةَ الحُسْيْنِ تَحُطُّ الذُّنُوْبَ»
“Sesungguhnya menziarahi (kubur) Husain menggugurkan dosa.” [dari “Kaamil Ziyaroot” (hal.286)]

[ 81 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa menziarahi kubur Husain merupakan sebab dilepaskan dari kesulitan.
Ja’far bin Muhammad Ibnu Qulawaeh berkata:
« إِنَّ زِيَارَةَ الحُسْيْنِ يُنَفِّسُ بِهَا الكَرْبَ، وَتَقْضِي بِهَا الحَوَائِجَ»
“Sesungguhnya menziarahi (kubur) Husain sebab dilepaskan dari kesulitan dan dipenuhi hajat-hajatnya.” [dari “Kaamil Ziyaroot” (hal.312)]

[ 82 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa tanah kuburan Husain bisa menyembuhkan segala penyakit.
Berkata Abul Hasan:
« كُلُّ طِيْنٍ حَرَامٌ مِثْلُ المَيْتَةِ وَالدَّمِّ وَلَحْمِ الخِنْزِيْرِ، إِلاَّ طِيْنَ قَبْرِ الحُسَيْنِ عَلَيْهِ السَّلاَمَ فَإِنَّ فِيْهِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ، وَلَكِنْ لاَ يُكْثِرُ مِنْهُ، وَفِيْهِ أَمَانٌ مِنْ كُلِّ خَوْفٍ»
“Setiap tanah harom seperti bangkai, darah dan daging babi kecuali tanah kubur Husain -alaihis salam- karena tanah tersebut adalah obat dari segala penyakit, akan tetapi jangan terlalu banyak, karena terdapat padanya keamanan dari ketakutan.” [dari “Furu’ Kaafi” (6/378)]

[ 83 ] Syi’ah Rofidhoh menjadikan Imam mereka adalah perantara antara makhluk dan Alloh.
Berkata Al-Majlisiy:
« أَنَّ النَّاسَ لاَ يَهْتَدُونَ إِلاَّ بِهِمْ، وَأَنَّهُمْ الوَسَائِلُ بَيْنَ الخَلْقِ وَبَيْنَ اللهِ، وَأَنَّهُ لاَ يَدْخُلُ الجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ عَرَفَهُمْ »
“Sesungguhnya manusia tidaklah mendapatkan hidayah kecuali dengan mereka, dan mereka adalah wasilahantara makhluk dan Alloh, dan tidaklah manusia masuk surga kecuali siapa yang dia ketahui.” [dari “Biharul Anwaar” (33/99)]

[ 84 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan Alloh merasa butuh dengan Imam mereka!
Dari Abu ‘Abdillah -alaihis salam-:
« وَبِعِبَادَتِنَا عُبِدَ اللهُ، وَلَوْلَانَا نَحْنُ مَا عُبِدَ اللهُ»
“Dengan peribadahan kami maka disembahlah Alloh, dan kalau bukan kami, maka Alloh tidak akan disembah.” [dari “Ushul Kaafi” (1/144)]

[ 85 ] Syi’ah Rofidhoh menyakini bahwa doa tidaklah diterima kecuali dengan menyebut nama Imam mereka.
Dari Abu Ja’far:
« مَنْ دَعَا اللهَ بِنَا أَفْلَحَ، وَمَنْ دَعَاهُ بِغَيْرِنَا هَلَكَ وَاسْتَهْلَكَ»
“Barangsiapa berdoa dengan kami maka dia telah beruntung, dan barangsiapa dengan selain kami maka dia akan binasa.” [dari “BIhaarul Anwar” (2/91)]

[ 86 ] Syi’ah Rofidhoh menyakini bahwa tidaklah para makhluk bisa melihat Alloh kecuali dengan peribadahan Imam mereka.
Berkata Abu Abdillah:
« وَأَجْمَلُ الأَمْرِ: مَا اسْتَأَهَّلَ خَلْقٌ مِنَ اللهِ النَظَرُ إِلَيهِ إِلاَّ بِالعُبُودِيَّةِ لَنَا»
“Dan gambaran perkara secara garis besarnya adalah tidaklah makhluk bisa melihatNya kecuali dengan peribadahan kami.” [dari “Bihaarul Anwaar” (26/294)]

[ 87 ] Syi’ah Rofidhoh menggunakan jimat untuk menangkal sihir.
Disebutkan dalam kitab mereka “Bihaarul Anwar” (91/193) yang mereka berdusta kepada ‘Ali bin Abi Tholib bahwasanya beliau mengajarkan penangkal sihir:
«بسم الله الرحمن الرحيم، أي كنوش أي كنوش، ارشش عطنيطنيطنح يا مططرون، فريالسنون، ما وما، ساما سويا، طيطشا لوش خيطوش، مشفقيش، مشاصعوش، أو طيعينوش، ليفطيتكش...»

[ 88 ] Syi’ah Rofidhoh menganggap sial tinggal di Mesir.
Mereka berlandaskan dengan riwayat palsu dari Nabi -shollallohu alaihi wa sallam-:
 «انْتَحُوا مِصْرَ ، وَلاَ تَطْلُبُوا المُكْثَ فِيْهَا ، لِأَنَّهُ يُوْرِثُ الدِّيَاثَة»
“Jauhi Mesir, dan janganlah kalian menginginkan tinggal disana, karena hal itu mewariskan diyatsah (hilangnya rasa kecemburuan).” [dari “Bihaarul Anwaar” (57/211)]

[ 89 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa Imam mereka adalah Robb!
Mereka berlandaskan dengan riwayat palsu dari ‘Ali bin Abi Tholib:
« أَنَا رَبُّ الأَرْضِ الَذِي يَسْكُنُ الأَرْضَ بِهِ»
“Aku adalah Robb bumi yang bumi tenang dengannya.” [dari “Mir’atul Anwar” oleh Al-Amiliy (hal.59)]

[ 90 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa bumi ini ditangan para Imam mereka.
Syaikh besar mereka Al-Kulaini menyebutkan dalam kitabnya “Al-Kaafiy”:
« أَن الأَرْضَ كُلُّهَا لِلإِمَامِ»
“Sesungguhnya bumi ini beserta semuanya ditangan Imam.” [dari “Ushul Kaafiy” (1/407)]
Keyakinan mereka sangat bertentangan dengan firman Alloh ta’ala:
قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (84) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ} .المؤمنون: 84، 85
“Katakanlah (wahai Muhammad) “Milik siapakah bumi dan semua yang ada didalamnya, jika kalian mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Milik Alloh” katakanlah, apakah kalian ingat?!” [QS. Al-Mu’minun:84-85]

[ 91 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa kejadian alam yang terjadi karena perintah Imam mereka.
Dari Sama’ah bin Mihron berkata:
«كُنْتُ عِنْدَ أَبِي عَبْدِ اللهِ عَلَيْهِ السَّلاَمَ، فَأَرْدَعَتْ السَّمَاءُ وَأَبْرَقَتْ، فَقَالَ أَبُو عَبْدِ اللهِ: أَمَّا إِنَّهُ مَا كَانَ مِنْ هَذَا الرَّعْدِ وَمِنْ هَذَا البَرْقِ، فَإِنَّهُ مِنْ أَمْرِ صَاحِبكُمْ، قُلْتُ: مَنْ صَاحِبُنَا؟ قَالَ: أَمِيْرُ المُؤْمِنِيْنَ عَلَيْهِ السَّلاَمَ».
“Pada suatu hari aku disisi Abu Abdillah -alaihis salam-, kemudian langit mengeluarkan petir dan kilat, maka berkata Abu Abdillah: Adapun hal tersebut; tidaklah terjadi dari petir dan kilat, semua itu karena perintah pemilik kalian, aku katakan: siapakah pemilik kami? Ia berkata “Amirul Mu’minin -alaihis salam-.  [dari “Al-Ikhtishoh” (hal.327)]
Ini jelas bertentangan dengan firman Alloh ta’ala:
هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ } [الرعد: 12[
“Dialah yang memperlihatkan kilat kepadamu, yang menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia yang menjadikan mendung.” [QS. Ar-Ro’d:12]

[ 92 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini ‘Ali bin Abi Tholib bisa menghidupkan dan mematikan.
Berkata Salman:
« لَوْ أَقْسَمَ أَبُو الحَسَنِ عَلَى اللهِ أَنْ يُحْيِيَ الأَوَّلِيْنَ وَلآخِرِيْنَ لَأَحْيَاهُمْ»
“Kalau Abul Hasan  (‘Ali bin Abi Tholib) bersumpah kepada Alloh untuk menghidupkan orang dari yang pertama dan terakhir, maka sungguh akan dihidupkan.” [dari “Ushul Kafi” (1/219)]

[ 93 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa amalan akan dihadapkan kepada Imam mereka.
Berkata Ar-Ridho:
« وَاللهِ، إِنَّ أَعْمَالَكُمْ لَتُعْرَضُ عَلَيَّ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ»
“Demi Alloh, sesungguhnya amalan kalian akan diperlihatkan kepadaku pada setiap sehari semalamnya.” [dari “Ushul Kafi” (1/219)]

[ 94 ] Syi’ah Rofidhoh meyakini bahwa Imam mereka bersatu dengan Alloh.
Dari Abu ‘Abdillah mengatakan:
« ..وَلَكِنَّ اللهَ خَلَّطْنَا بِنَفْسِهِ..»
“…Akan tetapi Alloh campurkan kami dengan dirinya..” [dari “Ushul Kaafi” (1/435)]

[ 95 ] Syi’ah Rofidhoh menganggap beberapa hari mempunyai manfaat dan madhorot.
Mereka meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Tholib:
« يَوْمُ السَّبْتِ يَوْمُ مَكْرٍ وَخَدِيْعَةٍ، وَيَوْمُ الأَحَدِ يَوْمُ غَرْسٍ وَبِنَاءٍ، وَيَومُ الإِثْنَيْنِ يَومُ سَفَرٍ وَطَلَبٍ، وَيَوْمُ الثُّلاَثَاءِ يَوْمُ حَرْبٍ وَدَمٍّ، وَيَوْمُ الأَرْبِعَاءِ يَوْمُ شُؤْمٍ فِيْهِ يَتَطَيَّرُ النَّاسِ، وَيَومُ الخَمِيْسِ يَوْمُ الدُّخُولِ عَلَى الأُمَرَاءِ وَقَضَاءُ الحَاجَةِ، وَيَومُ الجُمُعَةِ  يَوْمُ خُطْبَةٍ وَنِكَاحٍ»
“Hari sabtu adalah hari makar dan penipuan, hari Ahad adalah hari menanam dan membangun, hari Senin adalah hari safar dan mencari nafkah, hari Selasa hari perang dan pertumpahan darah, hari Rabu hari kesialan yang manusia banyak mengundi nasib, dan hari Kamis adalah hari masuk kepada penguasa dan menunaikan hajat, dan hari Jum’at adalah hari khutbah dan nikah.” [dari “’Ilal Asy-Syoro’I” (2/267) oleh Ash-Shoduq]

[ 96 ] Madzhab Syi’ah Rofidhoh dalam Asma’ wa Shifat adalah madzhab mu’tazilah.
Berkata Ibnul Muthohhir:
« أَنَّ مَذْهَبَنَا الشِّيْعِيِّ فِي الأَسْمَاءِ وَالصَّفَاتِ كَمَذْهَبِ  المُعْتَزِلَةِ»
“Bahwasanya madzhab kami; Syi’ah dalam Asma’ wa Shifat adalah seperti madzhab mu’tazilah.” [dari “Nahjul Murtasyidin” (hal.32)]

[ 97 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk.
Berkata Ayatusy Syi’ah Muhsin Al-Amin:
« قَالَتِ الشِّيْعَةُ وَالمُعْتَزِلَةُ: القُرْآنُ مَخْلُوْقٌ»
“Syi’ah dan Mu’tazilah mengatakan: Al-Qur’an adalah makhluk.” [dari “A’yanusy Syi’ah” (1/461)]  

[ 98 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan bahwa Alloh tidak dilihat di dunia dan akhirat.
Berkata Syaikh mereka Al-Hurr Al-Amiliy:
« أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى لاَ تَرَاهُ عَيْنٌ وَلاَ يُدْرِكُهُ بَصَرٌ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَلاَ فِي النَّومِ وَلاَ فِي اليَقَظَةِ»
“Bahwasanya Alloh -subhanahu wa ta’ala- tidaklah bisa dilihat dengan mata dan tidak pula bisa dijangkau dengan penglihatan didunia dan akhirat, dan tidak pula dalam mimpi maupun dalam keadaan bangun.” [dari “AAl-Fushuul Al-Muhimmah fie Ushul Aimmah” (1/90)]

[ 99 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan bahwa Alloh tidak turun ke langit dunia.
Mereka meriwayatkan dari Abu Ibrohim Musa ketika ia disebutkan suatu kaum yang beranggapan bahwa Alloh turun ke langit dunia. Ia berkata:
« أَنَّ اللهَ لاَ يَنْزِلُ وَلاَ يَحتَاجُ أَنْ يَنْزِلَ»
“Sesungguhnya Alloh tidaklah turun, dan tidaklah butuh untuk turun.” [dari “Ushul Kaafiy” (1/125)]

[ 100 ] Syi’ah Rofidhoh mengatakan Alloh  dengan tajsiim (mempunyai badan).
Berkata Ibnul Murtadho:
« إِنَّ جُلَّ الرَوَافِضِ عَلَى التَجْسِيْمِ، إِلَّا مَنْ اخْتَلَطَ مِنْهُمْ بِالمُعْتَزِلَةِ»
“Sesungguhnya mayoritas orang-orang Rofidhoh adalah diatas madzhab tajsiim, kecuali hanya beberapa yang sebgian mereka tercampur pemikirannya dengan mu’tazilah.” [dari “Al-Maniyyah wal Amal” oleh Ahmad bin Murtadho.]

[ 101 ] Musuh utama Syi’ah Rofidhoh adalah Ahlus Sunnah.
Berkata Husain Al-Musiriy:
« عِنْدَمَا نُطَالِعُ كُتُبَنَا المُعْتَبِرَةَ، وَأَقْوَالَ فُقَهَائِنَا وَمُجْتَهِدِيْنَا، نَجِدُ َأَنَّ العَدُوَّ الوَحِيْدَ لِلشِّيْعَةِ هُمْ أَهْلُ السُّنَّةِ، وَلِذَا وَصَفُوفُهُمْ بِأَوْصَافٍ وَسَمُّوهُمْ بِأَسْمَاءٍ: فَسَمُّوهُمْ (العَامَةُ) وَسَمُّوهُمْ (النَّوَاصِبُ)»
“Ketika melihat kitab-kitab kita yang menjadi patokan, serta ucapan Fuqoha kita dan mujtahid kita, maka kami dapati bahwa musuh utama untuk Syi’ah adalah Ahlus Sunnah, oleh karena itu mereka disifati dengan beberapa sifat serta dinamai dengan beberapa nama; (‘Aamah) dan (Nawashib)…” [dari “Kasyful Asror” (hal.77)]

[ 102 ] Kedengkian Syi’ah Rofidhoh kepada Ahlus Sunnah.
 Berkata Husain Al-Musiriy:
« اعْلَمْ أَنَّ حِقْدَ الشِّيْعَةُ عَلَى العَامَةِ -أَهْلُ السُّنَّةِ- حِقْدٌ لاَ مَثِيْلَ لَهُ، وَلِهَذَا أَجَازَ فُقَهَائُنَا الكَذِبَ عَلَى أَهْلِ السُّنَّةِ، وَإِلْصَاقُ التُّهَمَ الكَاذِبَةَ بِهِمْ، وَالإِفْتِرَاءُ عَلَيْهِمْ وَوَصْفُهُمْ بِالقَبَائِحِ»
“Ketahuilah bahwa kedengkian Syi’ah terhadap ‘Aamah -Ahlus Sunnah- adalah kedengkian yang tidak ada bandingannya, oleh karena itu para Fuqoha kita membolehkan dusta atas nama Ahlus Sunnah, melemparkan tuduhan palsu kepada mereka, berbohong atas nama mereka, dan mensifati mereka dengan sesuatu yang jelek.” [dari “Kasyful Asror” (hal.77)]

[ 103 ] Syi’ah Rofidhoh menganggap Ahlus Sunnah kafir dan najis!.
Nikmatulloh Al-Jaza’iri mengatakan tentang Ahlus Sunnah:
« إِنَّهُمْ كُفَّارٌ أَنْجَاسٌ بِإِجْمَاعِ عُلَمَاءِ الشِّيْعَةِ الإِمَامِيَّةِ، وَإِنَّهُمْ شَرٌّ مِنَ اليَهُودِ وَالنَصَارَى»
“Sesungguhnya mereka adalah orang kafir, najis dengan ijma’ ‘Ulama Syi’ah Al-Imamiyah, dan mereka sesungguhnya lebih jelek daripada Yahudi dan Nashoro.” [dari “Al-Anwar An-Nu’maniyyah” (hal.206)]

[ 104 ] Pokok dakwah Syi’ah Rofidhoh adalah menyelisihi Ahlus Sunnah.
Diriwayatkan Al-Hurr Amiliy dalam kitabnya “Wasail Syi’ah” (27/119) dari Muhammad bin ‘Abdillah berkata: aku berkata kepada Ridho; bagaimana apa yang kami lakukan apabila ada dua kahobar yang saling bertentangan?” Ia berkata:
« إِذَا وَرَدَ عَليكُمْ خَبَرَانِ مُخْتَلِفَانِ فَانْظُرُوا مَا يُخَالِفُ مِنْهُمَا العَامَةُ فَخُذُوهُ، وَانْظُرُوا مَا يُوَافِقُ أَخْبَارُهُمْ فَدَعُوهُ»
“Apabila datang kepada kalian dua khobar yang bertentangan, maka lihatlah apa yang menyelisihi dari keduanya dari A’mah (Ahlus Sunnah) maka ambillah, dan apabila ada apa yang mencocoki khobar mereka, maka tinggalkanlah.”

[ 105 ] Syi’ah Rofidhoh menuduh semua manusia adalah anak zina.
Disebutkan Al-Majlisiy dari Abu Ja’far berkata:
«وَاللهِ يَا أَبَا حَمْزَةَ، إِنَّ النَّاسَ كُلُّهُمْ أَوْلاُدُ بَغَايَا مَا خَلاَ شِيْعَتنَا»
“Demi Alloh wahai Abu Hamzah, sesungguhnya manusia semuanya adalah anak pelacur kecuali Syi’ah (golongan) kami.” [dari “Bihaarul Anwaar” (24/311)]

[ 106 ] Syi’ah Rofidhoh mengharomkan sembelihan Ahlus Sunnah.
Khumainiy mengatakan:
«فَتَحِلُّ ذَبَائِحِهِمْ جَمِيْعُ فِرَقِ الإِسْلاَمِ، عَدَا النَّاصِب، وَإِنْ أَظْهَرَ الإِسْلاَمَ»
“diHalalkan semua sembelihan kelompok Islam, kecuali Nashibi (Ahlus Sunnah), walaupun menampakkan keislaman.” [dari “Tahrir Wasilah” kitab Thoharoh]

[ 107 ] Syi’ah Rofidhoh mewajibkan untuk taqiyyah dan meninggalkannya seperti meninggalkan sholat.
Ibnu Bawabaeh mengatakan:
« اعْتِقَادُنَا فِي التَّقِيَّةِ أَنَّهَا وَاجِبَةٌ ، مَنْ تَرَكَهَا كَانَ بِمَنْزِلَةِ مَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ»
“Keyakinan kami dalam perkara taqiyyah adalah hal itu wajib, dan barang siapa meninggalkannya maka kedudukannya seperti meninggalkan sholat.” [dari “Al-I’tiqoodaat” (hal.107)]

[ 108 ] Taqiyyah adalah seafdhol-afdholnya amalan mu’min menurut Syi’ah Rofidhoh.
Diriwayatkan dalam “Tafsir Al-Hasan Al-Askari” (hal.162) dari ‘Ali bin Abi Tholib:
« التَّقِيَّةُ مِنْ أَفْضَلِ أَعْمَالِ المُؤْمِنِ»
“Taqiyyah adalah seafdhol-afdholnya amalan seorang mu’min.”

[ 109 ] Syi’ah Rofidhoh menghalalkan nikah mut’ah.
Muhammad Husain Alu Kasyif Ghitho mengatakan:
« وَنِكَاحُ المُتْعَةِ هُوَ الَّذِي انْفَرَدَتْ بِهِ الإِمَامِيَّةِ مِنْ بَيْنِ سَائِرِ فِرَقِ المُسْلِمِيْنَ بِالقَوْلِ بِجَوَازِهِ وَبَقَاءِ مَشْرُوْعِيَّتِهِ إِلَى الأَبَدِ»
“Nikah mut’ah adalah perkara yang menyendiri kelompok Imamiyyah dari semua kelompok kaum muslimin dengan pendapat tentang bolehnya hal tersebut, serta tetap terus menerusnya hal tersebut sampai abadi.” [dari “Ashlul Syi’ah wa UShuliha” (hal.253)]

[ 120 ] Syi’ah Rofidhoh memboleh mut’ah walaupun dengan bayi perempuan yang masih didalam buaian ibunya.
Al-Khumainiy mengatakan:
« وَأَمَّا سَائِرُ الإِسْتِمْتَعَاتِ كَاللَّمْسِ بِشَهْوَةٍ ، وَالضَّمِّ، وَالتَّفْخِيْذِ، فَلاَ بَأْسَ بِهَا حَتَّى فِي الرَّضِيْعَةِ»
“Adapun semua hal istimta’ seperti memegang dengan syahwat, memeluk, dengan paha tidaklah mengapa walaupun dengan bayi perempuan yang masih menyusui.” [dari “Tahrir Wasilah” , kitab Nikah, no,12]

[ 121 ] Syi’ah Rofidhoh membolehkan mut’ah dengan wanita yang telah bersuami!
Dari Fadhl maula Muhammad  bin Rosyid, dari Abu Abdillah -alaihis salam-,
« قُلْتُ: إِنِّي تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً مُتْعَةً، فَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّ لَهَا زَوْجًا، فَفَتَّشْتُ عَنْ ذَلِكَ، فَوَجَدتُّ لَهَا زَوْجًا!!!،  فَقَالَ أَبُو عَبْدِ اللهِ: وَلِمَ فَتَّشْتَهَا»
aku bertanya kepada Abu ‘Abdillah:Sesungguhny aku menikah dengan perempuan dengan mut’ah, kemudian terbenak didiriku bahwa ia telah menikah dengan pria lain, kemudian aku cek dugaanku tersebut, maka ternyata ia adalah seorang wanita yang telah menikah, maka berkata Abu Abdillah: “Kenapa kamu mencari-cari hal tersebut???! [dari “Wasa’il Syi’ah” (21/31)]

[ 122 ] Syi’ah Rofidhoh membolehkan mut’ah dengan wanita pezina!.
Khumainiy mengatakan:
« يَجُوزُ التَّمَتُّعُ بِالزَّانِيَةِ عَلَى كَراهِيَةٍ خُصُوصًا لَوْ كَانَتْ العَّوَاهِرُ وَالمَشْهُورَاتُ بِالزِّنَا»
“Boleh melakukan mut’ah dengan wanita pezina akan tetapi makruh, terlebih apabila dia adalah seorang wanita nakal dan yang masyhur dengan zina.” [dari “Tahrir Wasilah”, Kitab Nikah,masalah no.18]

[ 123 ] SyI’ah Rofidhoh membolehkan mendatangi istrinya di dubur.
Khumainiy berkata:
« المَشْهُورُ وَالأَقْوَى جَوَازُ وَطْءِ الزَّوْجَةِ دُبُرًا عَلَى كَرَاهِيَةٍ شَدِيْدَةٍ، وَالأَحْوَطُ تَرْكُهُ خُصُوصًا مَعَ عَدَمِ رِضَاهَا»
“Yang masyhur dan lebih kuat (pendapatnya) adalah boleh mendatangi istri dari duburnya akan tetapi makruh sekali. Dan yang lebih selamat adalah meninggalkannya terkhusus ketika sang istri tidak ridho.” [dari “Tahrir Wasilah”, Kitab Nikah,masalah no.11]

Di tulis:
Abu Muhammad Fuad Hasan bin Mukiyi,

Ngawi, Jawa Timur, akhir bulan Jumadal Akhir 1436 Hijriyyah


Silakan lihat yang ini!!!



http://youtu.be/Yc7m0mj7b9c
Syaikh Zaid al-Madkhali - Siapakah al-Hutsih Syi'ah Rafidhah



http://youtu.be/B-O3jBpWgfs
Syaikh Shalih al-Fawzan - Hukum Awam Syi'ah Rafidhah



http://youtu.be/gCbtZU3Zdu8
Syaikh Yahya al-Hajuri - Seruan Jihad Melawan Hutsiyin Syi'ah Rafidhah

Posting-posting Terkait

>>> 123 Kesesatan Syi'ah Rafidhah,
Agama Milisi Syi'ah HOUTHI Yaman dan Negara Syi'ah IRAN

>>> Negara-negara Islam Bersatu untuk Menumpas Milisi Hutsih Syi'ah Rafidhah yang Memberontak terhadap Pemerintah yang Sah di Yaman
>>> Klarifikasi dari Masyaikh, Para Pemuka dan Penduduk Wilayah Dammaj
>>> Syaikh Yahya al-Hajuri Berlepas Diri dari Tuduhan-tuduhan Hizbiyin
>>> Perbedaan Nyata Ahlus Sunnah dan Tanzhim al-Qaeda
>>> Ahlus Sunnah wal Jama'ah Salafiyun Berlepas Diri dari Firqah Khawarij al-Qaeda
>>> [Dammaj Crisis] Update Berita Blokade Dammaj 1434H
>>> The Houthi Shia Rafida Destroyed Masjid Ketaf in Yemen
>>> [Dammaj Crisis] Fatwa Syaikh Luhaidan untuk Menolong Dammaj 1-1-1435H
>>> [Dammaj Crisis] Seruan Syaikh 'Abdul Muhsin al-'Abbad untuk Menolong Dammaj dan Berjihad Melawan Hutsiyun
>>> DAMMAJ, Tragedi Jum'at dan Sabtu
>>> DAMMAJ, BERTEMPUR LAGI!
>>> [Dammaj Crisis] Seruan Syaikh 'Abdul Muhsin al-'Abbad untuk Berjihad Melawan Hutsiyin Rafidhi di Dammaj
>>> VIDEO: [Dammaj Crisis] Seruan Berjihad Melawan Syi'ah (Rafidhah) di Dammaj - Syaikh Yahya al-Hajuri
>>> VIDEO: [Dammaj Crisis] Seruan kepada Seluruh Ahlus Sunnah untuk Menolong Saudara-saudara Kita di Dammaj - Syaikh Rabi al-Madkhali
>>> [Dammaj Crisis] Seruan kepada Seluruh Ahlus Sunnah untuk Menolong Saudara-saudara Kita di Dammaj - Syaikh Rabi al-Madkhali
>>> Bara`ah al-Imam Muqbil al-Wadi'i dari Fitnah Juhaiman

http://islam-itu-mulia.blogspot.com/2015/04/100-kesesatan-syiah-rafidhah-agama.html